Kamis, 27 September 2012

Jodoh

"KETIKA DUA INSAN TELAH DIGARISKAN BERSAMA"

Jodoh yang baik memang harus dijemput dengan bermacam cara yang baik pula.

Ketika dua insan telah ditakdirkan untuk berjodoh.
Maka..

Sejauh apapun jarak tempat tinggal mereka.
Sesulit apapun rintangan yang menghalangi mereka.
Sebesar apapun perbedaan diantara mereka.
Sekuat apapun usaha mereka untuk menghindarinya.

Pasti di suatu saat,
Mereka akan bersatu juga pada akhirnya.
Selalu ada hal yang datang menjadi penyebab untuk dapat menyatukan mereka berdua.
Selalu ada suatu kejadian yang akan membuat mereka saling mendekat dan pada akhirnya bersatu dalam sebuah ikatan suci.

Akan tetapi..

Ketika dua insan telah ditakdirkan untuk tidak berjodoh.
Maka..
Sedekat apapun jarak tempat tinggal mereka.
Sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat.
Sekeras apapun upaya mereka untuk bisa bersatu.
Sekuat apapun perasaan yang telah ada dalam hati mereka berdua.
Sesering apapun hubungan diantara mereka sebelumnya.

Pasti di suatu saat..
Mereka pada akhirnya akan terpisah juga.
Selalu ada hal yang dapat membuat mereka akhirnya saling menjauh.
Selalu ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak sreg,
Selalu ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik.

Tapi ada satu hal yang tidak boleh kita abaikan..

Setelah kita berupaya dengan segala apa yang kita harapkan, tapi kenyataan mengatakan lain..
Maka percayalah bahwa keputusan-Nya adalah jalan terbaik bagi kita.
Rancangan-Nya adalah sebaik-baiknya rancangan untuk kita.

Ketika kita tidak mendapatkan suatu hal yang kita inginkan, bukan berarti bahwa kita tidak pantas untuk mendapatkannya.

Akan tetapi justru sebaliknya..
Kiita pantas mendapatkan yang lebih baik menurut Kehendak-Nya.

Dalam keprihatinan

Ketika orang jujur ternyata hidupnya sering kurang mujur.
Ketika orang saleh ternyata hidupnya sering banyak masalah.
Ketika orang sabar ternyata hidupnya sering jadi korban barbar.

Ketika orang baik ternyata hidupnya sering terbalik-balik.
Ketika orang tekun ternyata hidupnya sering cepat pikun.
Ketika orang rajin ternyata hidupnya sering dipermainkan jin.
Ketika orang pi
ntar ternyata hidupnya sering terlantar.

Dan ............................

Ketika orang pembohong lebih dihargai daripada orang jujur.
Ketika orang penipu lebih dihargai daripada orang saleh.
Ketika orang berangasan lebih dihargai daripada orang sabar.
Ketika orang jahat lebih dihargai daripada orang baik.
Ketika orang pembosan lebih dihargai daripada orang tekun.
Ketika orang malas lebih dihargai daripada orang rajin.
Ketika orang bodoh lebih dihargai daripada orang pintar.

Jangan Hinakan Nikmat Allah



Oleh: Muhammad Nuh

Hidup kadang tak ubahnya seperti untaian benang panjang yang punya dua warna. Silih berganti warna itu menghias untaian benang. Ada warna suka, ada duka. Benang akan tampak menarik ketika te

rhias suka. Dan, akan dibenci ketika warna duka terlalui.
Namun demikian, sebagian orang kadang lupa bahwa seperti itulah warna kehidupan. Mungkin, keterbatasan rasa manusia yang bahagia ketika suka. Dan sedih ketika duka. Tak jarang, keterbatasan itu pun menggiring pandangannya kepada Pembuat Hidup. Bahwa, suka adalah kemuliaanNya. Dan, duka adalah penghinaanNya.

Dalam surah Al-Fajr ayat 15 dan 16, Allah swt berfirman, “Ada pun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberiNya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanKu. Ada pun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, ‘Tuhanku menghinakanku.”

Fakta takaran kemuliaan dan kehinaan dalam pandangan sebagian manusia berkait dengan seberapa besar anugerah Allah berupa kenikmatan. Semakin kaya seseorang, semakin besar kemuliaan yang ia terima. Dan semakin miskin seseorang, seperti itulah kehinaan yang Allah berikan.

Sebagian manusia mungkin merasa sulit untuk menterjemahkan bahwa hidup bukan dua takaran tadi. Teramat sulit buat mereka untuk menggunakan kacamata iman bahwa hidup adalah ujian. Dan ujian tidak melulu melekat pada satu warna. Dalam duka memang ada ujian. Pun, dalam suka ada ujian.

Penjelasannya begitu gamblang ketika Allah swt berfirman dalam surah Al-Anbiyaa ayat 35. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

Seperti itulah Thalut ketika sang komandan ini ingin mendapatkan bukti kualitas pasukannya. Ia tidak ingin para pejuangnya berorientasi hanya pada kesenangan hidup. Dan tidak lagi punya semangat ketika hidup tak lagi mampu memberikan kesenangan. Karena itu, mereka harus diuji.

Ujian pun dimulai. Orang yang berkualitas biasanya akan menangkap sebuah isyarat tes. Terlebih ketika kisi-kisi tes itu sudah digambarkan begitu jelas: ketika kita melalui sungai, dilarang meminum airnya kecuali dengan cidukan tangan. Penjelasan yang begitu jelas. Tapi, begitulah orang yang tak berkualitas. Penjelasan tinggallah penjelasan. Kelakuan tak juga berubah. Kenyataannya, sedikit sekali dari pasukan itu yang menikmati air sungai dengan cidukan tangan. Selebihnya, larut dalam kenikmatan. (Al-Baqarah: 249)

Jadi, ketika nikmat Allah diterjemahkan hanya dari satu sisi yaitu kesenangan, di situlah orang terjebak dalam kedangkalan nalarnya sendiri. Mereka akan bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, kepada Yang Maha Pencipta, atas segala nikmatNya. Namun, ketika anugerah menempati sisi lain yang tak sesuai harapan, syukur dan terima kasihnya lenyap. Syukurnya menguap bersama kecewanya: Allah menghinakan saya.

Padahal, cocok atau tidaknya sebuah harapan dengan kenyataan yang Allah berikan, kalkulasinya begitu luas. Mungkin, kita pernah kecewa ketika kereta yang kita kejar-kejar sehingga harus ditebus dengan lewatnya sarapan pagi, ternyata harus berlalu mendahului kita. Kita kecewa. Padahal, itulah nikmat Allah. Karena, kereta itu ternyata mengalami kecelakaan. Allah menyelamatkan kita dengan sesuatu yang sebelumnya kita anggap mengecewakan.

Kita mungkin pernah kecewa ketika calon suami atau isteri yang selangkah lagi akan syah menjadi pendamping, menyatakan pembatalan sepihak. Kita kecewa. Padahal, di saat itulah Allah sedang memberikan kebaikan. Karena ternyata, beberapa bulan kemudian sang calon meninggal dunia karena penyakit dalam yang kronis.

Kekecewaan-kekecewaan itu mungkin bisa dianggap wajar. Karena ada sesuatu yang belum kita peroleh. Dan sesuatu itu memang mahal. Bahkan, seorang Nabi Musa a.s. pun harus bersusah payah mendapatkan sesuatu itu. Dan sayangnya, ia sempat gagal di tengah jalan.

Pelajaran itu bisa kita lihat ketika Allah swt mengisahkan dua hambaNya yang mulia: Musa a.s. dan Khidr a.s. Dalam surah Al-Kahfi ayat 65 hingga 82, Allah swt. menggambarkan bagaimana Musa a.s. gagal menangkap maksud tiga tindakan yang tidak menyenangkan Khidr a.s. Yaitu, melubangi perahu-perahu nelayan, membunuh anak kecil, dan menegakkan dinding yang hampir roboh. Padahal, ketiga tindakan Khidr a.s. itu punya maksud yang amat baik. Di situlah Musa a.s. belajar tentang anugerah kebaikan dan keburukan.

Jadi, ridha atas segala sesuatu yang Allah berikan adalah pijakan awal dari lahirnya rasa syukur seorang hamba. Terhadap anugerah apa pun: besar atau kecil. Ridha dengan anugerah yang besar adalah kesiapan diri agar senantiasa menjaga amanah, agar nikmat tidak terselewengkan dalam maksiat. Dan ridha dengan yang kecil adalah kebersihan hati dari buruk sangka atas pemberian Allah.

Seorang sahabat Rasul pernah terperanjat ketika malam pertamanya tiba. Ia seperti hampir tak menerima kenyataan wajah isterinya. Ada keraguan terselip di situ. Bahkan, ketidaksukaan pun nyaris mendominasi hatinya. Seolah, hatinya bicara, “Ah, seperti inikah nikmat yang Allah berikan kepada saya?”

Namun, semua itu sirna seketika saat sang isteri mampu menangkap gelisah itu. Ia langsung membacakan sebuah ayat di surah An-Nisa. “Dan bergaullah dengan mereka (isteri-isteri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa: 19)

Ketika ridha menutup segala prasangka, syukur terungkap dengan seketika. Ia muncul dari hati yang dalam. Bersih tanpa pamrih. Lahir dari kesadaran bahwa tak seorang pun yang pernah dan akan memiliki sesuatu. Tak semua kesenangan melahirkan bahagia. Dan tak semua kesusahan membawa celaka. Semuanya pinjaman dari Allah. Dan akan kembali kepada-Nya pula.

Jangan hinakan nikmat Allah. Syukurilah anugerah Allah apa adanya. Justru, dalam keridhaan dan syukur itulah kenikmatan terasa ganda. Kita tidak sedang menikmati anugerah fisik saja. Melainkan, belaian kasih sayang Allah yang tak hingga. Nikmatilah warna-warni hidup. Karena hidup memang penuh warna.

Sumber : dakwatuna.com

Lelaki bermasa depan cerah..Aku juga harus menjadi wanita bermasa depan cerah !!!

 Inilah kriteria lelaki bermasa depan cerah. Tetapi, sebelum aku meminta kepada Alloh SWT agar aku berjodoh dengan lelaki bermasa depan cerah. Sudahkah aku bermasa depan cerah???

Bukankah sebelum aku meminta sesuatu hendaknya aku melihat kepada diriku sendiri? Ya, benar..karena itu sebelum aku meminta kepada Alloh SWT untuk menjodohkanku dengan laki2 bermasa depan cerah. Aku akan memperbaiki diriku dulu, untuk menjadi seorang gadis yang bermasa depan cerah pula..

semangat2 pasti bisa...

Berikut ciri2-ciri lelaki bermasa depan cerah...

1. Memiliki tujuan hidup
Ketika Anda bertanya kepada pasangan Anda tentang tujuan hidupnya, tentu dia akan menjelaskan dengan senang hati di depan Anda dengan rinci. Mulai dari rencana jangka pendek hingga rencana hidup jangka panjang yang dia inginkan. Bahkan, untuk menguatkan rencana hidupnya, dia memiliki beberapa rencana tambahan sebagai pengganti ketika rencana sebelumnya tidak bisa tercapai dengan baik.

2. Mandiri
Pria yang tidak bergantung kepada hidup orang lain sudah sepantasnya menjadi sosok orang yang Anda masukkan dalam kriteria calon pendamping hidup. Pria tipe ini menunjukkan bahwa dia memiliki tanggung jawab terhadap hidupnya dan hidup orang yang nanti akan bersamanya. Pria tipe ini cenderung pekerja keras yang tidak suka mengeluh karena dia menyadari bahwa sebuah kesuksesan tidak hadir secara instan.

3. Berwawasan
Pria yang berwawasan luas selalu mudah mengambil hati banyak orang. Pengetahuan yang dia miliki termasuk mengenai berita terkini akan membuat banyak orang merasa nyaman dan senang berdiskusi dengannya. Secara otomatis, sifat yang seperti ini akan memperluas jaringan komunikasinya yang secara implikatif akan memudahkan kesuksesan hadir di hidupnya.

4. Sayang keluarga
Pria yang memiliki tanggung jawab penuh atas keluarga biasanya termasuk tipikal pria yang sangat memperhatikan perkembangan karirnya. Dukungan keluarga akan dengan mudah memotivasi dia untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Pria tipe ini juga cenderung setia pada pasangan sehingga waktu yang dia bagi untuk Anda dan pekerjaannya akan selalu seimbang.

5. Realistis
Tipe pria yang selalu bersemangat mengejar mimpi memang menjadi dambaan wanita. Namun coba amati terlebih dahulu bagaimana cara pria tersebut berusaha meraih mimpinya. Apabila dia menghalalkan segala cara untuk meraih mimpi, hati-hati, karena dia bisa menghancurkan masa depan Anda. Akan tetapi, apabila dia meraih mimpi dan bersikap realistis antara kemampuan dan impian, itu merupakan pertanda bahwa dia memiliki masa depan yang cerah. Dia tahu apa yang harus dia lakukan di waktu yang tepat.
(vem/fii)


Lele oh Lele

Lele



Foto by Agatha Yunita
Lele itu salah satu ikan air tawar yang aku sukai, ya dagingnya putih bersih, dan eunak tenan..palagi lele penyet, pecel lele...balado lele, pokoknya olahan apapun lele aku suka...


Eh, ternyata lele ini punya banyak manfaat lho...gak salah berarti aku suka lele ya..alhamdulillah, ^_^



Manfaat lele diantaranya sebagai berikut :

Sehatkan Otak dan Jantung
Ikan yang terkenal dengan kandungan omega-3 dan omega-6 adalah ikan-ikan 'mahal' seperti salmon, makerel, ikan kod dan sebagainya. Padahal.. ikan lele yang dijual di pasar-pasar tradisional memiliki manfaat yang sama. Satu porsi ikan lele menyediakan 220 mg asam lemak omega-3 dan 875 asam lemak omega-6. American Heart Association bahkan menyarankan agar orang-orang memasukkan ikan lele dalam menu beberapa kali seminggu. Kedua nutrisi tersebut memang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan otak.

Penyedia Asupan Protein Yang Baik
Dalam satu porsi lele, tersedia 15,6 gram protein yang akan memenuhi semua kebutuhan asam amino yang dibutuhkan tubuh Anda. Kualitas asam amino yang diberikan ikan lele adalah kualitas yang baik untuk membangun masa otot dan membangun meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Anda juga membutuhkan protein untuk menyediakan energi.

Sumber Vitamin B-12
Mengonsumsi satu porsi lele akan membuat kebutuhan vitamin B 12 yang dibutuhkan tubuh terpenuhi sebanyak 40 persen. Vitamin B 12 adalah nutrisi yang penting untuk membantu tubuh memecah makanan menjadi energi. Karena itu, asupan vitamin B 12 yang tercukupi akan membuat Anda lebih bertenaga dan tidak membuat cepat lesu.

Rendah Merkuri
Isu ikan laut yang mengandung merkuri masih menghantui. Bahaya dari mengonsumsi makanan yang mengandung merkuri adalah pengaruhnya mengacaukan sistem saraf. Ikan lele biasanya dibudidayakan di perairan yang aman dari jangkauan merkuri, sehingga ikan ini cenderung aman dan rendah merkuri. Tak heran jika ikan lele dianjurkan untuk ibu hamil, karena tingginya tingkat merkuri dapat membahayakan janin.
Itu dia beberapa manfaat lele bagi kesehatan, sip banget kan? Anda. Ayo share artikel ini agar teman-teman Anda tidak ragu makan lele. Walaupun seram, bikin sehat.. Yang suka hidangan lele, like dong.. ;)

Rabu, 26 September 2012

bahagia

فُقَرَاء لَكِنْ سُعَدَاء
Fuqoroo` laakin su'adaa`
✔Miskin tapi bahagia..

***
لاَ تَحْــتَاجُ أَنْ تَكُـوْنَ غَنِــيًّا لِتَكُـوْنَ سَعِيْـــدًا
Laa tahtaaju an takuuna ghoniyyan li-takuuna sa'iidan.

✔Tidak perlu menjadi kaya untuk menjadi bahagia.

اَلسَّعَادَةُ لاَ تُشْتَرَى بِالْمَالِ.. كُنْ قَانِعًا بِمَا لَدَيْكَ، تَسْعَدُ
As-sa'aadatu laa tusytaroo bi al-maal.. Kun qooni'an bi-maa laday-ka, tas'ad..

✔Kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang.. Puaslah dengan apa yang anda miliki, maka anda akan bahagia

Lihatlah Orang Di Bawahmu Dalam Masalah Harta dan Dunia



Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Betapa banyak orang yang terkesima dengan kilauan harta orang lain. Tidak pernah merasa cukup

dengan harta yang ia miliki. Jika sudah mendapatkan suatu materi dunia, dia ingin terus mendapatkan yang lebih. Jika baru mendapatkan motor, dia ingin mendapatkan mobil kijang. Jika sudah memiliki mobil kijang, dia ingin mendapatkan mobil sedan. Dan seterusnya sampai pesawat pun dia inginkan. Itulah watak manusia yang tidak pernah puas.

Melihat Orang Di Bawah Kita dalam Hal Harta dan Dunia

Sikap seorang muslim yang benar, hendaklah dia selalu melihat orang di bawahnya dalam masalah harta dan dunia. Betapa banyak orang di bawah kita berada di bawah garis kemiskinan, untuk makan sehari-hari saja mesti mencari utang sana-sini, dan masih banyak di antara mereka keadaan ekonominya jauh di bawah kita. Seharusnya seorang muslim memperhatikan petuah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini.

Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan nasehat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata,

أَمَرَنِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ أَمَرَنِي بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ وَأَمَرَنِي أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِي وَلَا أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي

“Kekasihku yakni Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): [1] Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, [2] beliau memerintahkanku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. ...” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه

“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) [al kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Hajar mengatakan, “Yang dimaksud dengan al khalq adalah bentuk tubuh. Juga termasuk di dalamnya adalah anak-anak, pengikut dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan duniawi.” (Fathul Bari, 11/32)

Agar Tidak Memandang Remeh Nikmat Allah

Dengan memiliki sifat yang mulia ini yaitu selalu memandang orang di bawahnya dalam masalah dunia, seseorang akan merealisasikan syukur dengan sebenarnya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Al Munawi –rahimahullah- mengatakan,

“Jika seseorang melihat orang di atasnya (dalam masalah harta dan dunia), dia akan menganggap kecil nikmat Allah yang ada pada dirinya dan dia selalu ingin mendapatkan yang lebih. Cara mengobati penyakit semacam ini, hendaklah seseorang melihat orang yang berada di bawahnya (dalam masalah harta dan dunia). Dengan melakukan semcam ini, seseorang akan ridho dan bersyukur, juga rasa tamaknya (terhadap harta dan dunia) akan berkurang. Jika seseorang sering memandang orang yang berada di atasnya, dia akan mengingkari dan tidak puas terhadap nikmat Allah yang diberikan padanya. Namun, jika dia mengalihkan pandangannya kepada orang di bawahnya, hal ini akan membuatnya ridho dan bersyukur atas nikmat Allah padanya.”

Al Ghozali –rahimahullah- mengatakan,

“Setan selamanya akan memalingkan pandangan manusia pada orang yang berada di atasnya dalam masalah dunia. Setan akan membisik-bisikkan padanya: ‘Kenapa engkau menjadi kurang semangat dalam mencari dan memiliki harta supaya engkau dapat bergaya hidup mewah[?]’ Namun dalam masalah agama dan akhirat, setan akan memalingkan wajahnya kepada orang yang berada di bawahnya (yang jauh dari agama). Setan akan membisik-bisikkan, ‘Kenapa dirimu merasa rendah dan hina di hadapan Allah[?]” Si fulan itu masih lebih berilmu darimu’.” (Lihat Faidul Qodir Syarh Al Jaami’ Ash Shogir, 1/573)

Itulah yang akan membuat seseorang tidak memandang remeh nikmat Allah karena dia selalu memandang orang di bawahnya dalam masalah harta dan dunia. Ketika dia melihat juragan minyak yang memiliki rumah mewah dalam hatinya mungkin terbetik, “Rumahku masih kalah dari rumah juragan minyak itu.” Namun ketika dia memandang pada orang lain di bawahnya, dia berkata, “Ternyata rumah tetangga dibanding dengan rumahku, masih lebih bagus rumahku.” Dengan dia memandang orang di bawahnya, dia tidak akan menganggap remeh nikmat yang Allah berikan. Bahkan dia akan mensyukuri nikmat tersebut karena dia melihat masih banyak orang yang tertinggal jauh darinya.

Berbeda dengan orang yang satu ini. Ketika dia melihat saudaranya memiliki Blacberry, dia merasa ponselnya masih sangat tertinggal jauh dari temannya tersebut. Akhirnya yang ada pada dirinya adalah kurang mensyukuri nikmat, menganggap bahwa nikmat tersebut masih sedikit, bahkan selalu ada hasad (dengki) yang berakibat dia akan memusuhi dan membenci temannya tadi. Padahal masih banyak orang di bawah dirinya yang memiliki ponsel dengan kualitas yang jauh lebih rendah. Inilah cara pandang yang keliru. Namun inilah yang banyak menimpa kebanyakan orang saat ini.

Dalam Masalah Agama dan Akhirat, Hendaklah Seseorang Melihat Orang Di Atasnya

Dalam masalah agama, berkebalikan dengan masalah materi dan dunia. Hendaklah seseorang dalam masalah agama dan akhirat selalu memandang orang yang berada di atasnya. Haruslah seseorang memandang bahwa amalan sholeh yang dia lakukan masih kalah jauhnya dibanding para Nabi, shidiqn, syuhada’ dan orang-orang sholeh. Para salafush sholeh sangat bersemangat sekali dalam kebaikan, dalam amalan shalat, puasa, sedekah, membaca Al Qur’an, menuntut ilmu dan amalan lainnya. Haruslah setiap orang memiliki cara pandang semacam ini dalam masalah agama, ketaatan, pendekatan diri pada Allah, juga dalam meraih pahala dan surga. Sikap yang benar, hendaklah seseorang berusaha melakukan kebaikan sebagaimana yang salafush sholeh lakukan. Inilah yang dinamakan berlomba-lomba dalam kebaikan.

Dalam masalah berlomba-lomba untuk meraih kenikmatan surga, Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ (22) عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ (23) تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ (24) يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ (25) خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ (26)

“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni'matan yang besar (syurga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh keni'matan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al Muthaffifin: 22-26)

Al Qurtubhi mengatakan, “Berlomba-lombalah di dunia dalam melakukan amalan shalih.” (At Tadzkiroh Lil Qurtubhi, hal. 578)

Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala juga berfirman,

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا

“Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al Ma’idah: 48)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron: 133)

Inilah yang dilakukan oleh para salafush sholeh, mereka selalu berlomba-lomba dalam kebaikan sebagaimana dapat dilihat dari perkataan mereka berikut ini yang disebutkan oleh Ibnu Rojab –rahimahullah-. Berikut sebagian perkatan mereka.

Al Hasan Al Bashri mengatakan,

إذا رأيت الرجل ينافسك في الدنيا فنافسه في الآخرة

“Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.”

Wahib bin Al Warid mengatakan,

إن استطعت أن لا يسبقك إلى الله أحد فافعل

“Jika kamu mampu untuk mengungguli seseorang dalam perlombaan menggapai ridho Allah, lakukanlah.”
Sebagian salaf mengatakan,

لو أن رجلا سمع بأحد أطوع لله منه كان ينبغي له أن يحزنه ذلك

“Seandainya seseorang mendengar ada orang lain yang lebih taat pada Allah dari dirinya, sudah selayaknya dia sedih karena dia telah diungguli dalam perkara ketaatan.” (Latho-if Ma’arif, hal. 268)

Namun berbeda dengan kebiasaan orang saat ini. Dalam masalah amalan dan pahala malah mereka membiarkan saudaranya mendahuluinya. Contoh gampangnya adalah dalam mencari shaf pertama. “Monggo pak, bapak aja yang di depan”, kata sebagian orang yang menyuruh saudaranya menduduki shaf pertama. Padahal shaf pertama adalah sebaik-baik shaf bagi laki-laki dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Seandainya seseorang mengetahui keutamaannya, tentu dia akan saling berundi dengan saudaranya untuk memperebutkan shaf pertama dalam shalat, bukan malah menyerahkan shaf yang utama tersebut pada orang lain.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا

“Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah shaf pertama, sedangkan yang paling jelek bagi laki-laki adalah shaf terakhir. Sebaik-baik shaf bagi wanita adalah shaf terakhir, sedangkan yang paling jelek bagi wanita adalah shaf pertama.” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا

“Seandainya setiap orang tahu keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mari kita saling berlomba dalam meraih surga dan pahala di sisi Allah!

Kekayaan Paling Hakiki adalah Kekayaan Hati

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita melihat kepada orang yang berada di bawah kita dalam masalah dunia agar kita menjadi orang yang bersyukur dan qana’ah yaitu selalu merasa cukup dengan nikmat yang Allah berikan, juga tidak hasad (dengki) dan tidak iri pada orang lain. Karena ketahuilah bahwa kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati yaitu hati yang selalu merasa cukup dengan karunia yang diberikan oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab “Kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan hati (hati yang selalu merasa cukup).”

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)

Seandainya seseorang mengetahui kenikmatan yang seolah-olah dia mendapatkan dunia seluruhnya, tentu betul-betul dia akan mensyukurinya dan selalu merasa qona’ah (berkecukupan). Kenikmatan tersebut adalah kenikmatan memperoleh makanan untuk hari yang dia jalani saat ini, kenikmatan tempat tinggal dan kenikmatan kesehatan badan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من أصبح منكم آمنا في سربه معافى في جسده عنده قوت يومه فكأنما حيزت له الدنيا

“Barangsiapa di antara kalian merasa aman di tempat tinggalnya, diberikan kesehatan badan, dan diberi makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dia telah memiliki dunia seluruhnya.” (HR. Tirmidzi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Oleh karena itu, banyak berdo’alah pada Allah agar selalu diberi kecukupan. Do’a yang selalu dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” (Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina) (HR. Muslim)

An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “”Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Syarh Muslim, 17/41)

Ya Allah, berikanlah pada kami sifat ‘afaf dan ghina. Amin Yaa Mujibas Sa’ilin.

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

****

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber : rumaysho.com

7 Jumadil Ula 1430 H

Menyongsong Tanda-Tanda Besar Kiamat



Karena Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Nabi terakhir, maka ia sering dijuluki sebagai Nabi Akhir Zaman. Dan ummatnya dijuluki sebagai Ummat Akir Zaman. Kita merupakan ummat yang bak

al menyongsong kedatangan hari Kiamat. Suka maupun tidak suka begitulah faktanya.

Ummat Muhamad shollallahu ’alaih wa sallam sama dengan ummat Nabi-nabi terdahulu. Yakni terbelah menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama mendapat hidayah dari Allah subhaanahu wa ta’aala sehingga menjadi orang-orang beriman. Dan kelompok kedua mengingkari ajakan dan ajaran para Nabiyullah ’alaihimus-salaam. Mereka tersesat dalam hidupnya di dunia.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah ta’aala (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah ta’aala dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.” (QS An-Nahl ayat 36)

Ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang beriman kepadanya dijuluki Ummat Islam. Walaupun ummat Islam merupakan bagian dari ummat Akhir Zaman, namun mereka dijamin tidak bakal mengalami hari Kiamat. Allah ta’aala tidak membiarkan seorangpun muslim-mu’min masih hidup saat hari Kiamat terjadi. Pada hari tersebut hanya orang-orang yang tidak memiliki iman-lah yang dibiarkan tersiksa mengalami hari dahsyat Kiamat. Pada saat sudah dekat sekali kiamat akan terjadi, Allah ta’aala cabut nyawa setiap orang beriman di muka bumi melalui suatu angin yang amat lembut.

إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ رِيحًا مِنْ الْيَمَنِ أَلْيَنَ مِنْ الْحَرِيرِ فَلَا تَدَعُ أَحَدًا فِي قَلْبِهِ قَالَ أَبُو عَلْقَمَةَ مِثْقَالُ حَبَّةٍ و قَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ

”Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala akan mengutus suatu angin yang lebih lembut dari sutera dari arah Yaman. Maka tidak seorangpun (karena angin tersebut) yang akan disisakan dari orang-orang yang masih ada iman walau seberat biji dzarrah kecuali akan dicabut ruhnya.” (HR Muslim 1098)

Ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang bakal mengalami dahsyatnya hari Kiamat hanyalah mereka yang tidak beriman. Mereka akan tampil menjadi kumpulan orang yang paling jahat saat kehancuran total dunia berlangsung.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ النَّاسِ

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Kiamat tidak akan berlangsung kecuali menimpa atas orang-orang yang paling jahat.” (HR Muslim 5243)

Secara garis besar tanda-tanda Kiamat terbagi dua. Ada tanda-tanda kecil Kiamat dan ada tanda-tanda besar Kiamat. Tanda-tanda kecil Kiamat jumlahnya sangat banyak. Tanda kecil paling pertama adalah diutusnya Nabi Muhamad shollallahu ’alaih wa sallam. Semenjak saat itu ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah menyaksikan banyak sekali tanda-tanda kecil Kiamat dari abad ke abad.

Kondisi dunia dewasa ini sudah berada di ambang menjelang munculnya tanda-tanda besar Kiamat. Sebab hampir seluruh tanda-tanda kecil Kiamat yang Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam prediksikan sudah pada bermunculan di zaman ini. Di antaranya adalah:

1. Perceraian banyak terjadi

2. Banyak terjadi kematian mendadak (tiba-tiba)

3. Banyak mushaf diberi hiasan (ornamen)

4. Masjid-masjid dibangun megah

5. Berbagai perjanjian dan transaksi dilanggar sepihak

6. Berbagai peralatan musik dimainkan

7. Berbagai jenis khamr diminum manusia

8. Perzinaan merebak

9. Para pengkhianat dipercaya menjadi pemimpin

10. Orang yang amanah dianggap pengkhianat

11. Banyak buku diterbitkan

12. Muncul banyak pasar berdekatan satu sama lain

13. Penumpahan darah dianggap perkara ringan

14. Merebaknya fenomena makan riba

Sebagian ulama berpendapat bahwa tanda-tanda besar Kiamat ada sepuluh. Tanda besar yang paling pertama adalah munculnya seorang lelaki di akhir zaman yang bakal menjadi pemimpin ummat. Ia akan mengeluarkan ummat dari kondisi dunia yang penuh kesewenang-wenangan dan kezaliman menjadi penuh keadilan dan perdamaian. Atau dengan kata lain ia bakal mengalihkan kita dari babak mulkan jabriyyan (kepemimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak) menuju babak khilafatun ’ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan yang mengikuti pola kenabian).

Dialah sosok Imam Mahdi. Seorang lelaki yang namanya mirip dengan nama Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan nama ayahnya mirip nama ayah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Kurang lebih ia bernama Muhammad bin Abdullah rahimahullah.

لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ
فِيهِ رجل مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمُ أَبِي
يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah ta’aala akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.”(HR Abu Dawud 9435)

Sumber : eramuslim.com

JENIS – JENIS UQUUQUL WALIDAIN(Durhaka kepada orangtua)


Uquuqul walidain memiliki banyak bentuk dan beragam jenisnya, antara lain:

1. Membuat keduanya menangis baik dengan perbuatan ataupun ucapan.

2. Menghardik keduanya dengan menyemburkan kata keras dan kasar, berseru “ah” dan berkeluh kesah saat diperintah keduanya Allah Ta’ala berfirman.

فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ

"Maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”[Al-Isra : 23]

3. Bermuka masam dan mengerutkan kening dihadapan mereka.

4. Memandang dengan pandangan marah dan merendahkan, memalingkan muka, memotong pembicaraan, mendustai serta membantah ketika mereka berbicara

5. Tidak membantu pekerjaan rumah orangtua, bahkan memerintah mereka seperti layaknya pembantu; seperti memerintah ibu menyapu rumah, mencuci baju atau pun menyiapkan makanan. Perilaku seperti ini tidak boleh dilakukan terutama jika sang ibu telah lemah dan sakit. Adapun jika sang ibu melakukannya dengan senang hati (bukan karena perintah anak) maka hal ini boleh saja, dengan rasa terimakasih kepadanya dan tetap mendoakannya.

6. Mengkritik makanan buatan ibu. Dalam hal ini ada dua larangan, pertama larangan mencela makanan karena Rasulullah tidak pernah mencela makanan sedikitpun, jika beliau suka beliau makan dan jika beliau tidak suka beliau tidak memakannya. Kedua, kritikan terhadap masakan ibu menunjukkan minimnya adab anak kepada ibu.

7. Tidak menganggap dan tidak menghargai pendapat mereka.

8. Tidak minta izin saat masuk menemui mereka.

9. Memancing masalah di depan mereka dan menjatuhkannya dalam lubang kesulitan.

10. Memercikkan caci maki, laknat, dan celaan terhadap orang tua di hadapan orang banyak, membeberkan aib dan mencemarkan nama baik mereka dengan cara melakukan perbuatan hina yang menghilangkan kemuliaan dan kewibawaan.

11. Membawa kemungkaran-kemungkaran ke rumah dan melakukannya dihadapan mereka.

12. Membebani mereka dengan segunung permintaan.

13. Mendahulukan ketaatan kepada istri daripada ketaatan kepada orangtua (untuk laki-laki), adapun wanita yang telah bersuami, maka ketaatan kepada suami wajib diutamakan daripada ketaatan kepada orangtua.

14. Meninggalkan mereka di saat mereka membutuhkan (misal dengan menitipkan di panti jompo).

15. Berlepas diri dari mereka, merasa malu jika menyebut dan menisbatkan diri kepada mereka

16. Menganiaya, memukul, mendiamkan dan menasehati mereka dengan cara yang tidak baik ketika mereka terlibat dalam kemaksiatan

17. Bakhil, kikir mengungkit-ungkit dan menghitung-hitung pemberian dan bantuan yang diberikan kepada mereka

18. Mencuri harta orangua.

19. Mengharapkan kematian orangtua atau pun membunuh mereka agar terbebas dari mereka.

Hati hati sahabat...
Semoga kita semua termasuk dari Hamba Allah yang selalu berbakti kepada kedua orangtua kita Aamiin

♥.Jika engkau cinta kepada Allah.♥.



1. Jika engkau melihat orang-orang sibuk dengan dunia, maka sibukkanlah dirimu dengan akhirat.

2. Jika engkau melihat orang-orang sibuk dengan memperindah penampilan fizik maka sibukkanlah dirimu dengan memperindah dan mempercantikkanbatinmu.

3. Jika engkau melihat orang-orang sibuk mengurus perkebunan maka sibukkanlah dirimu dengan memakmurkan kuburan.


4. Jika engkau melihat orang-orang sibuk mengabdikan diri kepada sesama manusia, maka sibukkanlah dirimu dengan mengabdikan diri kepada Rabbul Alamin.

5. Jika engkau melihat orang-orang sibuk mengatakan aib orang lain, maka sibukkanlah dirimu dengan keburukan dirimu sendiri.

6. Jadikanlah kehidupan di dunia ini sebagai taman pertanian yang akan menghantarkan engkau ke pohon raya di akhirat kelak.

Senin, 24 September 2012

Fadhilah Bertasbih

Fadhilah Bertasbih

Allah SWT mengawali tujuh suratNya dalam al-Qur’an dengan tasbih. Betapa banyak ayat tasbih yang Dia turunkan dalam KitabNya agar dipergunakan oleh manusia yang suka bertasbih memanjatkan pujian kepadaNya.
Allah SWT berfirman:

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu se

mua tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS al-Isra’: 44)

“…dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu di siang hari, supaya
kamu merasa senang.” (QS ThaHa: 130)

Rasulullah saw bersabda:
“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya, dan sangat disenangi oleh Allah swt, yaitu: Subhaanallah wa bihamdidhi subhaanallahil ‘adzhiim” (HR Ahmad, Al Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibn Majah dari Abu Hurairah RA)

“Ucapan yang paling Allah swt sukai ada empat, yaitu:
Mahasuci Allah: سبحان الله
Segala puji bagi Allah: والحمد لله
Tiada Tuhan selain Allah: ولا إله إلا الله
Allah Mahabesar والله أكبر:
Engkau boleh memulai dari yang mana saja.” (HR Ahmad dan Muslim dari Samrah bin Jundab RA)

“Barangsiapa bertasbih kepada Allah swt setiap selesai shalat sebanyak tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh tiga kali, sehingga berjumlah Sembilan puluh Sembilan, dan menggenapkannya menjadi seratus dengan: laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qodiir, maka semua kesalahannya akan diampuni oleh Allah swt meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Mengucapkan:
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
Adalah lebih aku sukai dari pada terbitnya matahari.” (HR Muslim dari Abu Hurairah RA)

“Tasbih itu setengah timbangan, alhamdulillah, dan laa ilaaha illallah tidak ada penghalang dari Allah hingga ia sampai kepadaNya.” (HR Tirmidzi dari Ibnu ‘umar RA)

“Tidaklah mati seekor binatang buruan, dan tidaklah ditebang tumbuh-tumbuhan kecuali hal itu mengurangi jumlah tasbih.” (HR Abu Nu’aim dalam al-Hilyah dari Abu Hurairah RA)

“Maukah aku ajarkan kepadamu seperti apa yang diajarkan Nuh kepada anaknya. Kuperintahkan kamu agar bertasbih kepada Allah dan memujiNya karena sesungguhnya ia adalah shalawat dan tasbih semua makhluk, dan dengannya semua makhluk dikaruniai rezeki.” (HR Ibn Abu Syaibah dari Jabir RA)

“Barangsiapa mengucapkan:
سبحان الله وبحمده
Seratus kali setiap hari, maka semua kesalahannya akan dihapuskan meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR Ahmad, Al Bukhari, Muslim, An-Nasa’I dan Ibn Majah dari Abu Hurairah RA)
Nabi saw bersabda kepada Ummul Mukminin Juwairiyah RA, “Telah kukatakan empat perkataan sebanyak tiga kali setelah dirimu berdoa, bila kata-kata itu ditimbang dengan apa yang telah kau ucapkan maka dia akan seimbang, yaitu:
سبحان الله وبحمده عدد خلقه ورضاء نفسه وزنة عرشه ومداد كلماته
(HR Muslim dan Abu Dawud dari Juwairiyah RA)

Sumber:dakwatuna.com

Jenazah Orang Beriman Ingin Kiamat Disegerakan

Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa bila seorang beriman menemui ajalnya, maka ia akan sangat bergembira. Mengapa? Sebab saat kematian menjemputnya ia disambut dengan informasi bahwa dirinya memperoleh ke-ridha-an dan kemuliaan dari Allah ta’aala. Lalu keadaan itu menyebabkan dirinya semakin rindu dan ingin segera berjumpa dengan Allah ta’aala. Lalu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjamin bahwa bila seseorang rindu dan ingin berjumpa dengan Allah ta’aala, maka Allah ta’aala -pun akan rindu dan ingin berjumpa dengan hamba-Nya tersebut di hari Berbangkit. Begitulah kemuliaan yang dianugerahkan bagi seorang yang beriman.

Namun sebaliknya, seorang kafir akan berada dalam kegoncangan luar biasa saat dirinya menemui ajalnya. Sebab saat itu ia disambut dengan kabar bahwa azab dan siksa Allah ta’aala menantinya. Hal ini akan membuat dirinya semakin enggan dan tidak mau berjumpa dengan Allah ta’aala. Dan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjanjikan bahwa bagi orang yang enggan berjumpa dengan Allah ta’aala berarti Allah ta’aala –pun akan enggan dan tidak mau berjumpa dengan hambaNya tersebut di hari Berbangkit.

الْمُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ الْمَوْتُ بُشِّرَ بِرِضْوَانِ اللَّهِ وَكَرَامَتِهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ فَأَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ وَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا حُضِرَ بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَعُقُوبَتِهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَهَ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

”Bila seorang mu’min menemui kematian, maka ia digembirakan dengan ke-ridha-an Allah ta’aala dan kemuliaan dariNya. Maka tidak ada sesuatu yang lebih ia sukai selain apa yang ia lihat. Maka ia ingin berjumpa dengan Allah ta’aala dan Allah ta’aala-pun ingin berjumpa dengannya. Sedangkan bila seorang kafir menemui kematian, maka ia digembirakan dengan azab Allah ta’aala dan siksa-Nya. Maka tidak ada sesuatupun yang lebih ia benci daripada apa yang apa yang ia lihat. Ia benci berjumpa dengan Allah ta’aala dan Allah ta’aala-pun benci berjumpa dengannya.” (HR Bukhary 20/165)

Itulah rahasianya mengapa jenazah orang beriman hanya mengajukan satu permintaan kepada Allah ta’aala ketika berada di dalam kuburnya. Ia akan sibuk sepanjang keadaannya di alam Barzakh tersebut meminta kepada Allah ta’aala agar hari Kiamat disegerakan kedatangannya.

فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

Maka jenazah itupun berdoa:”Ya Rabb, segerakanlah datangnya hari kiamat sehingga aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku.” (HR Ahmad 37/490)

Mengapa jenazah orang beriman memohon kepada Allah ta’aala agar hari Kiamat disegerakan? Karena setiap pagi dan petang ia diperlihatkan preview atau trailer calon tempat tinggalnya di akhirat kelak. Dan ternyata tempat itu adalah surga dengan segenap keindahan dan kenikmatannya. Sedangkan ia tahu bahwa satu-satunya hal yang membatasi dirinya untuk masuk ke surga adalah peristiwa Kiamat. Bilamana kiamat telah datang setiap manusia yang telah meninggal akan dibangkitkan kembali. Maka orang yang berbahagia adalah orang yang setelah dibangkitkan lalu dimasukkan Allah ta’aala ke dalam surgaNya. Jelaslah jenazah mu’min tidak sabar menunggu hal itu. Maka ia hanya bisa berdoa dan memohon kepada Allah ta’aala agar Kiamat disegerakan.

فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي (أحمد)

Maka dibentangkanlah surga baginya, dipakaikan baju dari surga, dibukakakan satu pintu baginya menuju ke surga, didatangkan kepadanya aroma dan sejuknya surga dan diluaskan makamnya sejauh mata memandang. Datang seseorang berwajah bagus, berpakaian bagus dan beraroma semerbak berkata: ”Bergembiralah engkau dengan hari bahagia yang dijanjikan untukmu ini.” Dia bertanya: ”Siapa kamu, sepertinya datang dengan wajah yang baik?” Iapun menjawab: ”Akulah ‘amal sholeh-mu.” Maka jenazah itupun berdoa: ”Ya Rabb, segerakanlah datangnya hari kiamat sehingga aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku.” (HR Ahmad 37/490)

Sebaliknya, jenazah orang kafir hanya mengajukan satu permintaan kepada Allah ta’aala ketika berada di dalam kuburnya. Ia akan sibuk sepanjang keadaannya di alam Barzakh tersebut meminta kepada Allah ta’aala agar hari Kiamat tidak terjadi.

فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ

Maka jenazah itupun berdoa:”Ya Rabb, janganlah Engkau datangkan hari kiamat.” (HR Ahmad 37/490)

Mengapa jenazah orang kafir memohon kepada Allah ta’aala agar hari Kiamat tidak terjadi? Karena setiap pagi dan petang ia diperlihatkan preview atau trailer calon tempat tinggalnya di akhirat kelak. Dan ternyata tempat itu adalah neraka dengan segenap siksaan dan kesengsaraannya. Sedangkan ia tahu bahwa satu-satunya hal yang membatasi dirinya untuk masuk ke neraka adalah peristiwa Kiamat. Bilamana kiamat telah datang setiap manusia yang telah meninggal akan dibangkitkan kembali. Maka orang yang celaka adalah orang yang setelah dibangkitkan lalu dimasukkan Allah ta’aala ke dalam nerakaNya. Jelaslah jenazah kafir tidak ingin hal itu menjadi kenyataan. Maka ia hanya bisa berdoa dan memohon kepada Allah ta’aala agar Kiamat jangan sampai terjadi. Padahal Kiamat insyaAllah pasti terjadi..!

فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ

Maka dibentangkanlah neraka baginya, dibukakakan satu pintu baginya menuju ke neraka, didatangkan kepadanya panas neraka dan aromanya dan disempitkankan makamnya sehingga hancurlah tulang-belulangnya. Datang seseorang berwajah jelek, berpakaian buruk dan berbau busuk berkata: ”Bergembiralah engkau dengan hari celaka yang dijanjikan untukmu ini.” Dia bertanya: ”Siapa kamu, sepertinya datang dengan wajah keburukan?” Iapun menjawab: ”Akulah ‘amal buruk-mu.” Maka jenazah itupun berdoa: ”Ya Rabb, janganlah datangkan hari kiamat.” (HR Ahmad 37/490)

Sumber : eramuslim.com

10 Hal yang Mendatangkan Cinta Allah

Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya.

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin. Saudaraku, sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkan kecintaan Allah. Lalu bagaimanakah cara cara untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa hal untuk mendapatkan maksud tadi dalam kitab beliau Madarijus Salikin.

Pertama, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an, pen]

Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib. Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta.

Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.

Keempat, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.

Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah, fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).

Keenam, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.

Ketujuh, -inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.

Kesepuluh, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.

Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Sumber: Madaarijus Saalikin, 3/ 16-17, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Darul Hadits Al Qohiroh

Atasi kantong kering

Tips-tips yang biasanya saya lakukan dan ingin selalu saya lakukan untuk ngirit dan berhemat..

karena ngirit dan berhemat bagiku adalah wajib dilakukan demi masa depan..

Berikut ini Tips dan Cara Menghindari Kanker (Kantong Kering)

1. Menabung



Menabung adalah hal mudah tetapi memberatkan untuk dilakukan. Menabung beberapa % uang kiriman dari orang tua tiap bulan adalah jalan terbaik untuk berhemat, belilah sebuah celengan yang sulit untuk dikeluarkan sebagai tempat penyimpanan uang kamu. 


Ada beberapa akun yang sudah aku buat, akun2 itu aku rahasiakan ya, tidak akan aku ceritakan disini,takut penyakit hati melanda....semoga Alloh SWT selalu mengistiqomahkan tiap niatku..semoga Alloh SWT juga selalu melimpahkanku rezeki yang buanyak....

2. Rajin Berolah Raga


Berolahraga membuat badan jadi sehat dan tidak sakit-sakitan. Kalau kamu sakit otomatis akan menguras isi dompetmu untuk membeli sebungkus obat. Jangan pernah gengsi untuk berjalan kaki, sebab jalan kaki baik untuk kesehatan. Kecuali kalau jaraknya jauh dari kediaman kamu maka sebaiknya gunakan angkutan umum.





3. Berpuasa


Berpuasa sunnah selain mendapat pahala Dari Allah SWT juga dapat menghemat uang kamu. Sebaiknya kamu berpuasa senin-kamis sesuai sunnah dalam iIslam. Aktivitas di kampus biasanys padat dari pagi sampai sore, mulai dari aktivitas penting

4. Bawa ala kadarnya


sebaiknya bawa saja barang-barang yang penting demikian pula dengan uang. Berapapun uang yang kamu bawa di dalam dompetmu pasti akan cepat habis. Olehnya itu , sebaiknya bawa saja uang seperlunya seribu-atau 2 ribu rupiah.  tetapi sebaiknya gunakan untuk bersedekah kepada siapa yang kamu temui di jalan. Seperti anjuran dari Ust. Yusuf Mansur kalau bersedekah itu sangat Baik.


Enam Pesan dari Para Ahli Surga

Betapa indahnya ketika berbicara tentang surga. Dan tahukan engkau apa itu surga?. Surga adalah rumah tinggal yang abadi yang menjadi tujuan setiap hamba Allah yang shalih. Surga adalah pusat aspirasi semua hamba Allah. Surga adalah di atas apa yang kita lihat, di atas apa yang kita dengar dan di atas apa yang muncul dalam pikiran manusia, Allah SWT berfirman dal
am surah Al-Kahfi ayat 107-108 :

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (*) Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya” …. (QS Al-Kahfi: 107-108).

Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dari hadits riwayat Abu Hurairah, Allah berfirman,

“Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih surga yang (kenikmatannya) belum pernah ada mata yang telah melihat, dan tidak pernah ada telinga yang telah mendengar maupun telah terdetik di hati manusia”

Dengan kasih Allah dan rahmat-Nya kepada kita, Dia telah membentangkan gambaran surga yang nikmat itu, dengan menekankan keabadian dan kesempurnaan, tanpa kekurangan sedikitpun, tidak panas atau dingin, tidak lelah dan tidak sibuk dengan hiruk pikuk, tak ada kerugian, tidak ada yang dicurangi. Sekali teguk kenikmatan di surga melupakan semua penderitaan dalam hidup ini.

Timbul pertanyaan, mengapa semua ini diceritakan wahai hamba-hamba Allah? Hal ini semata untuk mengajak orang-orang beriman ke surga dengan penuh semangat. Agar mereka bergegas menuju berbagai kebahagiaan, taman dan segala istananya.

Sebab surga adalah tempat tinggal yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, dipersiapkan sebagai rumah untuk orang-orang yang dicintai-Nya agar mengisinya dengan rahmat, kemuliaan dan ridha-Nya.

Dia menggambarkan kenikmatannya sebagai kemenangan besar, pemiliknya sebagai raja diraja, segala kebaikan dan kemurniannya dijaga dari setiap cacat dan kekurangan.

Celakalah jiwa-jiwa yang tidak menginginkan hal itu, tidak ingin melihatnya, dan tidak berusaha untuk masuk ke dalamnya !

Mari kita renungkan hadits-hadits Nabi SAW yang terkait langsung dengan mereka yang dijanjikan surga, seraya berdoa kepada Allah agar kita dimasukkan surga bersama keluarga dan kerabat kita semua. Tak ada surga kecuali dengan berusaha menggapainya.


Pesan Pertama
Kisah Abu Bakr dan amalan-amalan baiknya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata: “

Rasulullah SAW berkata: Siapa di antara kamu yang berpuasa hari ini?

Abu Bakar menjawab: “Aku”.

Dia bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?”

Abu Bakar berkata: “Aku”.

Dia berkata lagi, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?

Abu Bakar berkata, “Aku”.

Dia bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”

Abu Bakar menjawab, “Aku”.

Rasulullah SAW kemudian bersabda,

“Jika terkumpul seluruh amalan seperti di pria ini, niscaya ia akan masuk surga”

Diriwayatkan dari Abd al-Rahman bin Abi Bakr, dia berkata, “Rasulullah SAW shalat subuh, kemudian bertemu dengan para sahabatnya”.

Dia berkata: “Apakah ada di antara kalian yang hari ini berpuasa?

Umar bin al-Khattab menjawab, “Ya Rasulullah, aku tidak berniat puasa, maka pagi ini aku berbuka (sarapan)”

Abu Bakar berkata, “Kalau aku, sejak semalam sudah berkata pada diriku sendiri untuk puasa, maka aku puasa.”

Rasulullah SAW kemudian bertanya lagi, “Apakah ada di antara kalian hari ini yang menjenguk orang sakit?

Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami shalat dan berdoa denganmu, bagaimana kami dapat menjenguk orang yang sakit?”

Abu Bakar berkata: “Aku mendengar bahwa adikku, Abdul Rahman bin Auf, merintih maka aku mencari cara untuk bisa mengunjunginya ketika aku datang ke masjid“

Rasulullah SAW bertanya lagi, “Sudahkan ada di antara kalian yang bersedekah hari ini?

Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami kan shalat dan berdoa bersamamu dan tidak sempat istirahat”

Abu Bakar berkata: “Ketika aku masuk masjid di tengah jalan kujumpai pengemis, di tanganku ada segenggam roti yang kudapat dari Abdurrahman, aku berikan kepadanya”

Rasulallah SAW kemudian bersabda,

“Aku beri kabar gembira untukmu (Abu Bakar, termasuk ahli) surga.”

Umar menggumam, “oh…oh… oh… ahli surga”


Pesan Kedua
Utsman radhiallahu anhu dan Infaq

Diriwayatkan dari Tsamama bin Hazn al-Qusyairi, radhiallahu anhu, dia berkata: Aku menyaksikan Peristiwa Dar (yaum al-dar), ketika mereka, penduduk Madinah, memuliakan Ustman untuk bercerita amal-amal baiknya di hari itu.

Ustman berkata: “Tahukah kalian bahwa ketika Rasulallah sampai ke kota Madinah, dan tak ada cadangan air (di kota itu) kecuali sumur milik Raumah. Rasulallah SAW bersabda,

“Barangsiapa yang membelinya dan menjadikan embernya dan ember kaum muslimin masuk ke sumur itu, niscaya baginya surga“

Aku membelinya dari harta tabunganku. Hingga hari ini, aku larang diriku sendiri untuk meminum air dari sumur itu hingga aku harus minum air laut.

Mereka menjawab, “Ya”.

Utsman berkata lagi, “Dan dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, tahukah kalian bahwa (suatu hari) masjid itu sudah sempit dengan jamaah, Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa yang mau membebaskan tanah si fulan, niscaya diberikan kebaikan baginya dari masjid itu hingga ke surga, aku membelinya dari hartaku. Hingga hari ini aku cegah diriku untuk shalat dua rakaat di masjid itu”

Mereka berkata, “Ya”.

Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, Tahukan kalian bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa di antara kalian yang membekali tentara, niscaya wajib baginya surga. Maka aku berikan perbekalan (pada tentara)“

Mereka berkata, “Ya Allah, ya benar”.

Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah, Tahukah kalian aku dulu berada di gunung Tsabir di pinggir kota Mekah bersama-sama dengan Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, maka tiba-tiba gunung terguncang, sehingga batunya berjatuhan ke dasar, Rasulullah SAW menghindar dengan kakinya, dan berkata:

“Tenanglah wahai (gunung) Tsabir. Sesungguhnya, di dekatmu ada seorang Nabi, seorang yang jujur dan dua orang yang menjadi syahid“

Mereka berkata, “Ya”.

Ustman berkata, “Allah Akbar, saksikanlah aku agar kelak masuk surga, wahai tuhan pemilik Ka’bah. Ia berucap tiga kali.

Pesan Ketiga
Terjaga dengan ibadah di waktu malam

Salah seorang tabiin (generasi setelah sahabat Nabi) berkata, saat itu mereka tengah merindukan surga dan para bidadarinya,

“Aku akan membeli seorang bidadari dari sekian banyak bidadari surga dengan mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam, aku tidak akan tidur sampai aku selesai khatam tersebut”

Dia sudah mengkhatamkan sebanyak dua puluh Sembilan juz, lalu rasa kantuk menyerang hingga ia tertidur. Dalam tidurnya ia mimpi bertemu bidadari, dan sang bidadari berkata berkata,

Apakah engkau akan meminang bidadari sepertiku, dan engkau tertidur. Sementara orang yang mencintaiku, aku haramkan tertidur. Karena aku dicipta untuk setiap orang yang banyak melakukan shalat dan rajin bangun malam.

Mendengar itu, ia terbangun, dan langsung melanjutkan usahanya, dan ia kemudian berkata: Dengan izin dan rahmat Allah, aku berusaha untuk mendapatkan semua ini, untuk mendapatkan salah satu dari bidadari itu.

Abu Sulaiman Aldarini – belas kasihan Tuhan – suatu kali tertidur pada suatu malam malam, dia dikenal sebagai ahli ibadah, seorang yang zuhud, dan tulus kepada Allah, dan ketulusan dengan Tuhan, Yaman itu sendiri, termasuk surga yang penuh kenikmatan.

Pada suatu malam dia berkata, tidur dan diri kadang-kadang berbicara tentang apa yang Anda inginkan dan apa yang ingin Anda dan termasuk cinta – berkata: Aku melihat – sebagaimana yang sering dilihat oleh orang tengah tidur, suatu kali bidadari datang kepadaku dan berkata:

“Inikah perbuatan orang-orang shalih?”

“Wahai Abu Sulaiman – Apakah engkau tertidur dan aku telah menunggumu sejak lima ratus tahun”

Tidak ada Tuhan selain Allah, Sejak itu, ia tak lagi tidur kecuali hanya sedikit saja, hal itu dimaksudkan agar ia sungguh-sungguh bertemu dengannya.


Pesan Keempat
Bilal bin Rabah, radhiallahu anhu dan wudhu

Bilal adalah bujang yang bekerja pada Abu Bakar, semoga Allah senang dengan dia. Ia termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, karena itu ia dihukum oleh kaumnya dan mereka memaksanya untuk bersaksi “Tuhanku Latta dan Uzza”.

Namun, Bilal tetap teguh berkata, “Ahad… ahad…”

Datanglah Abu Bakar dan membebaskannya dari perbudakan dengan membelinya seharga tujuh (sebagian mengatakan lima) kantong emas.

Rasululah SAW kemudian menyatakannya sebagai manusia merdeka. Maka, sejak itu Bilal menjadi muadzin Nabi, baik saat berdiam di Madinah atau saat berperjalanan.

Abu Hurairah RA berkata: Suatu hari Rasulullah SAW beserta Bilal:

“Ceritakanlah padaku satu pekerjaan yang dilakukan dalam Islam memberikan manfaat, aku mendengar Nabi SAW mengatakan ia sudah mendengar suara sandal Bila di surga. Bilal menjawab, aku tidak mengerjakan apa-apa, kecuali menjaga wudhuku hingga seringkali aku shalat maghrib dengan wudhu shalat dzuhur”


Pesan Kelima
Di mana tokoh seperti Abu Dahdah sekarang

Abu Dahdah, nama lengkapnya adalah Tsabit bin Dahdah al-Anshari, salah satu pelaku sejarah perang Uhud dan menemui kematiannya pada perang tersebut. Diriwayatkan dari Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Betapa banyak decak kekaguman untuk Abu Dahdah di surga”.

Dan diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani dalam kitab Al-Awsat (2/517) dari hadits Umar dengan lafadz, manakala ayat Allah SWT turun,

“Barangsiapa yang memberikan pinjaman kepada Allah sebaik-baik pinjaman”

Abu Dahdah berkata, “Ya Rasulallah, apakah kita harus meminjamkan Allah dengan harta kita?”.

Rasulallah SAW menjawab, “Ya”

Dia berkata: Sesungguhnya aku punya dua dinding (lantai), satu di atas, satu lagi di bawah.. Aku telah meminjamkannya untuk Allah.


Pesan Keenam
Tidak Ghibah (Bergunjing)

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Bahwasanya ada seseorang bertanya, Ya Rasulallah, si fulan dikenal banyak melakukan shalat dan puasa, hanya saja dia selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya“

Rasulallah bersabda, “Dia di neraka”

Orang tersebut bertanya lagi, “Sementara ada juga si fulan la dikenal sedikit saja shalat dan puasanya sebab dia sibuk memberi makan sapinya, dan dia tidak menggunjingkan tetangganya”.

Rasulallah SAW bersabda, “Dia di surga”.

~ FAEDAH SUPIR TAXI YANG MENGHAFAL AL QUR’AN



Baru kali ini ketika naik taxi, kami mendapatkan suasana berbeda. Di dalam taxi kami hanya sekitar 10 menit, namun beberapa pelajaran sudah kami dapatkan dari seseorang ya
ng pekerjaannya sopir (yang mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang).
Ia pertama kali membaca surat Yusuf pada ayat-ayat yang berbicara tentang saudara-sauda
ra Yusuf yang menceritakan pada ayah mereka bahwa Yusuf telah dimakan serigala. Saya lantas bertanya, “Engkau menghafalkan Al Qur’an?” “Ia betul”, jawabnya. “Berapa juz yang engkau hafal?”, tanya saya kembali. “Lima juz”, jawabnya. Ia menambahkan, “Namun saya hanya menghafalkannya di taxi.” “Masya Allah, itu sudah luar biasa”, tutur saya. Lantas setelah itu saya bertanya mengenai asal daerahnya. Ia menjawab bahwa ia berasal dari Ethiopia (negeri Habasyah). Dahulu, di Habasyah terdapat raja Najasyi yang masuk Islam dan mati di tengah-tengah orang Nashrani. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat ghoib untuk raja tersebut. Saya pun bertanya apa bahasa yang digunakan di Ethiopia. Ia menjawab ada dua bahasa. Satunya adalah bahasa Ethiopia dan bahasa daerah di sana. Saya pun kagum dengan bahasa Arabnya yang fasih. Ia menjawab bahwa yang bisa berbahasa Arab di Ethiopia hanyalah orang-orang yang pernah belajar. Ia pun sendiri lulusan syari’ah di Ethiopia. Di dalam taxi pun ia memberikan nasehat-nasehat berharga kepada saya tentang hafalan Qur’an dengan menyebutkan kalam Imam Syafi’i.
Pertemuan yang amat singkat, namun membuatku sangat terkesan. Ada beberapa faedah yang bisa saya ambil dari perjumpaan dengan sopir tersebut:

~ Pertama: Siapa pun bisa menghafalkan Al Qur’an tergantung dengan kemauan dirinya. Kita lihat saja seorang sopir yang begitu sibuk bisa sempat menghafal Al Qur’an.

~ Kedua: Kesibukan kita bisa diisi dengan menghafal Al Qur’an. Di sela-sela pekerjan sebenarnya bisa kita isi dengan memutar kaset murothal dan kita simak. Lama kelamaan kita pun bisa menghafalnya.

~ Ketiga: Tidak ada alasan untuk menghafal Al Qur’an apa pun kesibukan kita, mau sopir, pembantu rumah tangga, pekerja kantor ataukah seorang mahasiswa.

~ Keempat: Isilah waktu-waktu senggang dengan hal bermanfaat, sempatkan untuk menghafalkan Al Qur’an.

~ Kelima: Profesi apa pun bisa saja menjadi hafiz Al Qur'an dengan izin Allah, tidak mesti dipersyaratkan cerdas.
Keenam: Waktu luang juga sempatkan untuk berdakwah dan memberi nasehat pada orang lain. Semisal sopir taxi tadi saat kerja pun masih menyempatkan diri untuk memberikan nasehat pada hamba yang penuh kekurangan ilmu ini.
Ketujuh: Walau sedikit dari Al Qur’an yang baru dihafal, namun yang penting kontinu dan istiqomah dalam menghafal dan mengulang-ngulangnya.
Walau 10 menit, faedah di atas sungguh membangkitkan jiwa ini. Sungguh benar kata para ulama, jika kita bertemu dengan orang sholeh, hati pun menjadi tenang. Gundah gulana pun akan sirna.
Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ
“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.”
Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.
Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”.
Semoga faedah dan teladan yang kami torehkan ini semakin menyemangati kami dan pembaca sekalian untuk gemar menghafal Al Qur’an dan menjadi lebih baik hari demi hari.
Wallahu waliyyut taufiq.

Copas : " Muhammad Abduh Tuasikal ~ Belajar Islam

Mencetak generasi Qur'ani


Dengan berbekal Alquran dan Sunah, seorang anak akan mampu menghadapi ujian hidup.

Perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta industri yang begitu hebat telah membuat tantangan hidup semakin berat. Perubahan zaman pun sangat berdampak pada perilaku dan akhlak generasi penerus umat di masa depan.

Pengaruh budaya asing  baik yang positif maupun yang negatif dengan mudah masuk dan diserap anak-anak. Tak heran,  jika sebagian besar orangtua  merasa khawatir dengan masa depan anak-anak mereka.

Fenomena seperti itu, sesungguhnya telah diprediksi Rasulullah sekitar 14 abad silam. Karenanya, Rasulullah SAW diakhir hayatnya berpesan kepada umatnya: ''Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Alquran) dan Sunah Rasulullah SAW.'' (HR Muslim).

Jika merujuk pada pesan Rasulullah SAW, para orangtua sesungguhnya tak perlu khawatir dengan perkembangan dan perubahan zaman yang terjadi saat ini. Kuncinya, para orangtua membekali putra-putri mereka dengan Alquran dan Sunah Rasulullah SAW.

''Sayangnya, pendidikan Alquran dan Sunah masih jadi agenda ke-17,'' ujar Pimpinan Daarul Quran, Ustaz Yusuf Mansur. Sebagian besar orangtua ternyata  lebih mengutamakan kursus-kursus yang lain ketimbang membekali anak-anak mereka dengan Alquran dan Sunah.

Menurut Ustaz Yusuf,  sangat penting bagi para orangtua membekali  anak-anaknya dengan Alquran dan Sunah. ''Jika telah dibekali dengan Alquran dan Sunah yang kuat, maka seorang anak akan mampu menghadapi ujian hidup di mana pun berada,''  ungkapnya.

Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta,  Dr Ahsin Sakho Muhammad, mengungkapkan,  Alquran merupakan Dustur al-Islam al-Awwal (Undang-Undang Islam yang pertama). Karena itu, kata dia,  perlu disosialisasikan kepada umat Islam, sejak kanak-kanak. Bahkan sebelum anak-anak lahir.

Karena itu, papar dia, ayah dan ibunya  harus selalu membaca Alquran. ''Jadi, walapun anaknya belum lahir, jika  ayah dan ibunya selalu membaca Alquran, maka perasaan getaran-getaran spiritualitas ini akhirnya merasuk pada DNA yang akan bisa mempengaruhi kepada anak-anak. Sehingga begitu seorang anak keluar dari rahim seorang ibu, anak itu sudah terbiasakan dengan itu,''  tuturnya.

Menurut Ahsin, meski anak belum mengerti  huruf-huruf Arabiyah, maka ayah dan ibunya perlu mengajari bacaan-bacaan Alquran di depan anak-anaknya. Mulai dari al-Fatihah dan surat-surat yang pendek.  Upaya itu, tutur dia,  disampaikan untuk membiasakan mereka mendengar ayat-ayat suci Alquran.

''Dengan menghafalkan Alquran,  paling tidak, sel syaraf yang ada pada otak seorang anak sedikit demi sedikit bisa terprogram dengan teratur.  Dengan cara-cara itu,  saya rasa apabila diberikan secara rutin kepada anak-anak bisa terprogram sedikit demi sedikit,  sehingga akan menumbuhkan kecerdasan kepada anak-anak,'' papar pakar tafsir dari Universitas Al Azhar Mesir itu.

Menurut dia,  program mendidik menghafal Alquran sejak dini sangat bagus. Apa pasal?  Sebab, Ahsin menuturkan, anak-anak pun butuh sentuhan-sentuhan rohani dan moralitas. Paling tidak, kata dia,  ketika dia berhadapan dengan guru-guru harus bertatakrama, cium tangan, bersila dengan baik, berpakaian yang baik, sering membasuh muka untuk berwudhu.

Pandangan serupa juga  diungkapkan Pakar Pendidikan, Prof Imam Suprayogo yang juga rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Menurut dia, kualitas seseorang sangat ditentukan oleh dua hal, yakni siapa pergaulannya dan apa bacaannya.

Kalau pergaulannya dengan orang biasa-biasa saja, tutur dia, maka cara berfikirnya biasa-biasa. Tapi kalau pergaulannya adalah lingkungan yang hebat, maka dia menjadi hebat. ''Nah, persoalannya adalah bagaimana agar kita menjadi anak yang hebat? Maka sejak kecil sudah dilatih untuk bergaul dengan zat yang maha hebat yaitu Allah SWT,'' paparnya.

Dengan cara apa?  Menurut dia, dengan cara berlatih untuk melakukan kegiatan-kegiatan spiritual. ''Apa saja yang dilakukannya karena Allah bukan karena selain itu. Dan tentu saja apa yang dilakukan adalah hal-hal yang baik. Bagaimana mengenal Asmaul Husna, Ar-Rahman, Ar-Rahim.''

Lalu bagaimana dengan pengaruh bacaan?  Menurut Prof Imam,  jika bacaannya kelas-kelas tingkat bawah,  maka orang itu tidak akan bisa lebih dari bacaan itu. Begitu juga kalau bacaannya berkualitas maka orang itu juga akan sekualitas itu.

''Kalau sejak kecil anak sudah diajak untuk membaca tulisan-tulisan Yang Maha Benar yakni,  Alquran, di situlah akan tumbuh secara bagus. Sejak pagi diajak menyebut Allah. Subhanallah, Alhamdulillah, setelah itu lalu dilatih untuk membaca dan menghafal ditambah dengan pendalaman bahasa Arab, itu sangat luar biasa,'' ujarnya.

Menurut dia, upaya itu akan melahirkan sosok manusia yang hebat, karena bergaul dengan zat Yang Maha Hebah, Yang Maha Mulia, Yang Maha Kreatif, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Adil dan yang maha segala-galanya.

Prof Imam mengaku tertarik dengan  upaya yang dilakukan Presiden Iran Ahmadinejad. Menurutnya, Ahmadinejad memiliki pandangan yang  sangat bagus, yakini sejak kecil anak-anak harus dilatih membaca dan menghafal Alquran. Saat ini, kata dia,  tak kurang dari 300 madrasah, pusat hafalan Alquran bagi anak-anak kecil tersebar  di Teheran, Iran.

Guna mencetak generasi Qurani, Pesantren Tahfidz Alquran Daarul Quran Ketapang, Tangerang, Banten, mulai tahun ini menyelenggarakan program i'daad yang menekankan pada Alquran dan Sunnah. Anak-anak selama satu tahun diajarkan membaca Alquran dengan baik secara makhraj maupun tajwid, menghafal serta memahami isi kandungan Alquran dan Sunah.

Program itu diharapkan dapat mencetak generasi penerus Islam yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman.

Bangun tidur

Apabila bangun dari tidur, maka Rasullallah sallallahu alaihi wasallam membaca doa:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

'ALHAMDU LILLAAHIL LADZII AHYAANAA BA'DA MAA AMAATANAA WAILAIHINNUSYUURU' Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nyalah tempat kami kembali.'(HR. Muslim:2711)

Dari Abu Hu
rairah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda:

"Setan mengikat tiga ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian, pada setiap ikatan ia membisikkan; malam masih panjang, maka tidurlah dengan nyenyak!." Dan satu kali ia mengatakan: "pada setiap ikatan ia membisikkan kepadanya; malam masih panjang!." Beliau berkata:

"jika ia terbangun lalu berdzikir(berdo'a) kepada Allah `Azza wa Jalla maka terurailah satu ikatan,

lalu jika ia berwudhu maka terurailah dua ikatan,

dan jika ia melaksanakan shalat maka terurailah ketiga ikatan itu dan ia akan menyongsong esok hari dengan hati yang lapang dan semangat membara,

namun jika ia tidak (melakukan hal itu) maka keesokan harinya ia akan merasakan kesempitan hati dan kemalasan."(HR. Ahmad 7007)

Tanda-tanda kematian

TANDA-TANDA KEMATIAN

Allah telah memberi tanda kematian seorang muslim sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian.

Tanda 100 hari menjelang ajal :
Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya, Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa.

Tanda 40 hari menjelang kematian :
Selepas Ashar, jantung berdenyut-denyut. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur. Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari.

Tanda 7 hari menjlang ajal :
Akan diuji dengan sakit, Orang sakit biasanya tidak selera makan. Tapi dengan sakit ini tiba-tiba menjadi berselera meminta makanan ini dan itu.

Tanda 3 hari menjelang ajal :
Terasa denyutan ditengah dahi. Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yang memandikan kita nanti.

Tanda 1 hari sebelum kematian :
Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun, menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya.
Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang lalu ketenggorokan, maka dalam kondisi ini hendaklah kita mengucapkan 2 kalimat syahadat.

Sahabatku yang budiman, subhanAllah, Imam Al-Ghazali, mengetahui kematiannya. Beliau menyiapkan sendiri keperluannya, beliau sudah mandi dan wudhu, meng-kafani dirinya, kecuali bagian wajah yang belum ditutup. Beliau memanggil saudaranya Imam Ahmad untuk menutup wajahnya. SubhanAllah. Malaikat maut akan menampakkan diri pada orang-orang yang terpilih. Dan semoga kita menjadi hamba yang terpilih dan siap menerima kematian kapanpun dan di manapun kita berada. Aamiin.

..Mabrur Sebelum Berhaji (Kisah nyata yang sangat mengharukan)...



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Seorang Asep Sudrajat (61 tahun) bersama Asih, istrinya mewakili seorang yang mabrur sebelum berhaji, insya Allah. Hampir selama 20 tahun mereka menabung demi mewujudkan cita-cita mulia. Memenuhi panggilan Allah menuju tanah suci Mekah Al Mukarramah. Niat yang kuat dibuktikan dengan usaha sungguh-sungguh. Mengumpulk
an sedikit demi sedikit dari hasil warung kecil mereka yang seadanya.

Rp 50. 830. 000 terkumpul sudah. Hampir mencukupi untuk ongkos haji yang 27 juta rupiah per orang, ketika itu. Hanya perlu menambah sedikit agar benar-benar pas. Menabung satu tahun lagi barangkali tercukupi.

Niat sudah lengkap. Tekad sudah bulat. Mereka akan segera mendaftar di hari-hari depan. Hari-hari berikutnya mereka semakin giat berdagang. Menyisahkan hasil meski kecil. Hingga suatu pagi mereka mendengar kabar bahwa Kang Endi, kawan karibnya sesama jamaah masjid Ash-Shabirin, mendadak sakit. Ia dirawat di RS Hasan Sadikin, Bandung. Asep pun segera menjenguknya.

Kang Endi dirawat di ruang ICU. Tumor ganas menyerang dan menjalar. Begitu diagnosis dokter. Bergidik Asep mendengarnya. Ia besarkan hati sahabatnya untuk sabar, tawakal dan berdoa.

Hari kedelapan Kang Endi dipindahkan ke ruang kelas 3. Kamar yang gelap, pengap, berbau tak sedap dan cukup berantakan.

Hari kesebelas, saat Asep di sana, seorang perawat membawa surat. Tawaran untuk operasi tumor ganas. Biayanya hampir 50 juta rupiah. Dengan ekonomi yang sangat terbatas, keluarga Kang Endi hanya bisa gigit jari. Kondisinya semakin parah. Badannya semakin kurus dan lemah. Sorot matanya redup dan tak bisa bicara. Terkulai tak berdaya. Di pinggir ranjang. Asep sahabatnya mengambil keputusan besar. Berpamitan pulang.

Sesampai di rumah, Asep menyampaikan keputusannya kepada Asih, sang istri. “ Bu, kondisi Kang Endi semakin memburuk. Bapak tidak sanggup melihat penderitaannya, “ papar Asep sambil bercerita lirih solusi yang ditawarkan pihak rumah sakit.

“ Kasihan mereka ya Pak! Kita bisa bantu apa?” Tanya Asih, iba. Trenyuh. “ Kalau ibu berkenan, bagaimana bila dana tabungan haji kita diberikan saja kepada mereka semua untuk biaya operasi?” Asep menawarkan. Asih sempat kaget. “ Diberikan? Waduh Pak, hampir 20 tahun kita menabung. Masak cita-cita ini pupus seketika dengan membantu orang lain?” tutur Asih memelas.

“ Bu, banyak orang yang berhaji tapi belum tentu mabrur di sisi Allah. Mungkin ini jalan buat kita untuk meraih keridhaan Allah. Bapak yakin, bila kita menolong saudara kita, Insya Allah, kita pun akan ditolong Allah,” nasihat Asep.

Kalimat demi kalimat dari lidah suami yang penuh wibawa itu menyirami relung hati Asih. Istri shalihah itu pun akhirnya mengangguk setuju. Esok paginya, Asep dan Asih datang ke rumah sakit. Mengajak bicara istri Kang Endi sekaligus menyerahkan uang tersebut.

Istri Kang Endi tersentak, menangis, dan tak bisa berkata apa-apa. Suasana haru menyelimuti mereka. Uang itu dibawa ke bagian administrasi. Formulir diisi. Besok paginya jam 08.00 operasi tumor pun dijalani. Alhamdulillah.

Esoknya, sebelum operasi, dokter spesialis tulang yang selama ini menangani Kang Endi sempat berbincang dengan pihak keluarga. “Doakan ya agar operasi berjalan lancar! Oh ya, kalau boleh tahu, dari mana dana operasi ini?” Tanya dokter yang tahu persis kondisi ekonomi keluarga Kang Endi.

“ Alhamdulillah. Ada seorang tetangga kami yang membantu Dok. Namanya Pak Asep,” jawab istri Kang Endi.

“ Memangnya, beliau usaha apa? Kok mau membantu dana hingga sebesar itu?” Di benak sang dokter, pastilah Asep seorang pengusaha sukses.

“ Dia cuma usaha warung kecil saja kok di dekat rumah kami. Saya sendiri nggak percaya waktu dia dan istrinya memberikan bantuan sebesar itu,” tambahnya.

Alhamdulillah. Akhirnya operasi berjalan lancar. Seluruh keluarga, dokter dan perawat merasa gembira. Kang Endi tinggal menjalani masa penyembuhan pasca operasi. Selama itu, Pak Asep masih sering menjenguknya.

Suatu hari Asep dan sang dokter yang sedang memeriksa Kang Endi pun berkenalan. Dokter memuji kemurahan hati Pak Asep. Pak Asep hanya mampu mengembalikan pujian itu kepada Allah. Dokter itu kemudian meminta alamat Asep.

Beberapa pekan berlalu, Kang Endi sudah pulang dari rumah sakit. Malam itu, Asep dan Asih tengah berada di rumahnya. Warung mereka belum lagi tutup. Tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan pagar rumah mereka. Namun Asep dan Asih tak bisa mengenali mereka. Begitu mendekat, tahulah Asep pria yang datang adalah dokter yang merawat Kang Endi. Ia datang bersama istrinya.

Asep kikuk saat menerima mereka. Seumur hidup belum pernah menerima ‘tamu besar’ seperti malam itu. Mereka pun dipersilahkan masuk. Diberi sajian ala kadarnya. Mereka terlibat pembicaraan hangat. Asep pun menanyakan maksud kedatangan mereka. Dokter mengungkapkan niat mereka bersilaturrahim seraya menyatakan keharuannya terhadap pengorbanan Asep dan istrinya. “ Kami ingin belajar ikhlas seperti Pak Asep dan Ibu,” ungkap sang dokter penuh perasaan. Asep mengelak. Merendah.

“ Pak Asep dan Ibu, saya dan istri berniat menunaikan haji tahun depan. Saya mohon doa Bapak dan Ibu agar perjalanan kami dimudahkan oleh Allah Ta’ala. Saya yakin doa orang-orang shalih seperti Bapak dan Ibu akan dikabulkan Allah,” lanjut sang dokter. Berkali-kali Asep dan Asih mengaminkan, walau ada sedikit rasa sedih dan getir. Sebab tahun depan mereka juga seharusnya bisa berangkat ibadah haji.

“ Tapi, supaya doa Bapak dan Ibu semakin dikabulkan oleh Allah, bagaimana jika Bapak dan Ibu berdoanya di tempat-tempat yang mustajab?” papar sang dokter sambil menatap Asep dalam-dalam.

Asep sempat bingung, tapi ia beranikan diri untuk bertanya” Maksud Pak Dokter?”

“ Maksud kami, izinkan saya dan istri mengajak Bapak dan Ibu untuk berhaji bersama kami dan berdoa di sana sehingga Allah mengabulkan doa kita semua,” tutur sang dokter penuh suka cita.

Asep dan Asih tiba-tiba diam. Saling berpandangan. Hening. Tak ada jawaban dari Asep dan Asih. Hanya ada derai air mata Asep dalam pelukan erat sang dokter, dan uraian tangis haru Asih dalam pelukan istri sang dokter. Dan, di ujung malam itu, tangis Asep dan Asih semakin meledak dalam sujud-sujud yang teramat syahdu dan dalam pijar-pijar syukur yang menyala indah.

***

Subhanallah wa Allhamdulillah. Tiada kata yang bisa mewakili kecuali hanya kepada keagungan Allah kita memasrahkan diri.

“ Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, nisacaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” ( Q. S. Muhammad : 7)

Rasulullah Saw bersabda, “ Barang siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan berbagai kesulitannya pada hari kiamat. Dan barang siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Minggu, 23 September 2012

Sedekah yuks

"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Baqarah: 245)

"Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir. Pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)

Berdzikir yuks

Firman Allah Subhanahu wata'ala: “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah menyediakan untuk mereka pengampunan dan pahala yang agung.(QS. Al-Ahzaab: 35)

Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu, lebih baik darimu dari infaq emas dan perak,
dan lebih baik bagimu dari pada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?”. Para shahabat yang hadir berkata: “Mau wahai Rasulullah !”. Beliau bersabda ” Dzikir kepada Allah Yang Maha Tinggi.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).


 Rosulullah SAW Bersabda yang artinya; ”Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah ( ALHAMDULILLAH), dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah (ASTAGHFIRULLAH). Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan ( Laa
haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil' adzhim)." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)"
(HR. Al- Baihaqi dan Ar-Rabii')


 “Tidaklah ada suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah ta’ala melainkan malaikat akan meliputi mereka dan rahmat akan menyelimuti mereka, dan akan turun kepada mereka ketenangan, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا قَالُوْا


وَمَا رِيَاضُ الجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

“Apabila kalian melewati taman-taman surga maka singgahlah.” Maka para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud taman-taman surga itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Halaqah-halaqah dzikir, karena sesungguhnya Allah ta’ala memiliki malaikat yang berkeliling untuk mencari halaqah-halaqah dzikir. Apabila mereka datang kepada orang-orang itu, maka mereka pun meliputinya.” (HR. Abu Nu’aim)

Hakku sebagai seorang muslim

Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin" (bila yang bersin mengucapkan hamdalah). (HR. Al-Bukhari )

“Tidaklah seorang muslim menjenguk saudaranya muslim yang lain di pagi hari melainkan 70.000 malaikat bershalawat atasn

ya (memintakan ampun untuknya) hingga ia berada di sore hari.

Dan jika ia menjenguknya di sore hari maka 70.000 malaikat bershalawat atasnya (memintakan ampun untuknya) hingga ia berada di pagi hari. Dan ia memiliki buah-buahan yang dipetik di dalam surga.” (HR. At-Tirmidzi)

Harus belajar melaksanakan semua ini. pasti bisa!!! Semangat3x ^_^

Bila Jodoh Tak Kunjung Tiba



Jangan lupa membagikan artikel ini setelah membacanya

Sebagai orang beriman, salah satu hal yang harus kita yakini bahwa hanya Allah swt yang menentukan jodoh kita. Bahwa kita dilahirkan bersamaan dengan keteta

pan jodoh yang terbaik menurut Allah swt. Di dalam doa-doa kita, khususnya bagi yang belum menikah, selalu terungkap doa agar Allah swt menyegerakan jodoh di dunia yang fana ini. Lalu bagaimana jika jodoh tak kunjung tiba? Padahal hampir setiap saat, kita selalu memintanya kepada Allah swt, Sang Maha Kaya dan Pencipta segala sesuatu. Tapi mengapa jodoh tetap tak kunjung datang?

Kalau sudah begini, jangan pernah sekalipun terlintas dalam pikiran kita, untuk berprasangka buruk kepada Allah swt. Na’udzubillah min dzaalik. Justru, kita harus instropeksi pada diri sendiri. Sudahkah kita melakukan ikhtiar untuk menjemput jodoh yang sesuai dengan cara-cara Rasulullah saw? Berikut beberapa nasehat tentang jodoh yang tak kunjung tiba dari Ust. Ihsan Hakim

1. Niat yang Baik

Niat yang baik maksudnya jika hendak melakukan sesuatu, tidak cukup hanya sekedar niat. Tetapi harus diikuti dengan langkah-langkah atau perbuatan yang akan mewujudkan niat tersebut. Jadi, kalau memang kita ingin menjemput jodoh, maka lakukanlah perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan hal itu. Salah satunya, mencari ilmu tentang jodoh atau misalnya menabung untuk biaya pernikahan.

2. Mengubah Pemahaman

Selama ini ikhwan memiliki hasrat untuk menjemput jodoh. Bagaimana kalau jodoh yang mencari ikhwan? Begitu juga dengan akhwat, yang memiliki kecenderungan menunggu jodoh. Ternyata tidak ada salahnya kalau akhwat berinisiatif menjemput jodoh. Ikhwan yang ingin jodoh menjemput dirinya, maka harus melakukan perbaikan diri, seperti meningkatkan keilmuan dan keshalihan. Begitu juga dengan akhwat yang ingin menjemput jodoh. Salah satunya adalah menabung. Karena jaman sekarang tidak hanya ikhwan yang wajib menanggung beban biaya pernikahan. Tapi akhwat juga punya tanggung jawab. Kita tahu bagaimana, Siti Khadijah yang tertarik lebih dulu kepada Muhammad. Waktu itu beliau belum mendapat tugas kerasulan. Tapi karena keluhuran akhlaknya, maka Khadijah pun ingin menjadikan Muhammad sebagai suaminya. Soal biaya, jelas Khadijah mampu karena dia seorang janda yang kaya raya. Kondisi sekarang, ikhwan banyak yang sudah siap secara fisik dan keilmuan, tapi dana belum mencukupi. Karena itu tidak ada salahnya kalau akhwat juga menabung dan turut menanggung biaya pernikahan.

3. Meminta bantuan orangtua, keluarga atau orang lain.

Selama ini orangtua selalu menanyakan kapan kita akan menikah. Sekarang kita balik dengan meminta orangtua untuk mencarikan jodoh buat kita. Bisa juga meminta bantuan saudara, atau teman. Tentunya mereka yang dimintai bantuan sudah paham dengan kriteria jodoh yang kita inginkan. Atau, kita membantu orang lain untuk menjemput jodoh. Karena ada hadits yang menyatakan, muslim yang baik adalah yang bermanfaat bagi muslim lainnya. Insya Allah dengan banyak membantu orang lain untuk menjemput jodohnya, maka Allah swt akan menyegerakan bertemu dengan jodoh kita.

4. Berdoa

Kalau selama ini kita sering berdoa untuk kebaikan diri sendiri, maka cobalah untuk mendoakan orang lain. Doakan orang lain agar dimudahkan untuk menjemput jodohnya. Karena jika seseorang mendoakan orang lain, yang orang tersebut tidak mengetahui kalau dirinya didoakan, maka para malaikat akan mendoakan hal yang sama untuk orang yang mendoakan.

5. Tawakal

Serahkan segalanya kepada Allah swt. Tawakal itu harus berkhusnuzhon kepada Allah swt. Ada dua kehendak Allah yang harus kita yakini. Kehendak qauniyah dan syar’i. Pada dasarnya, Allah swt menghendaki kita menikah. Karena menikah merupakan perbuatan baik. Tidak mungkin Allah menjerumuskan kita kepada hal-hal yang tidak baik. Tapi kehendak qauniyah kita sendiri membuat kita malas, tidak membuka diri, ada yang datang tapi kita menolak. Inilah kehendak qauniyah kita.
Ketika kita sudah sangat berhati-hati menaiki atap rumah namun akhirnya terjatuh juga, maka ini adalah kehendak syar’i Allah swt. Tapi ketika kita tidak berhati-hati lalu terjatuh, ini adalah kehendak qauniyah.
Kaitannya dengan menikah, kita sudah meniatkan untuk itu dan merasa sudah tawakal kepada Allah swt. Tapi ternyata, kita lebih sering tidak khusnuzhon kepada Allah swt. Padahal Allah swt selalu menginginkan segala kebaikan kepada kita. Hanya kita tidak menyikapi kebaikan Allah swt itu dengan baik.

6. Amalan

Puasa sunnah. Tapi jangan niat puasa sunnah untuk menjemput jodoh. Tetap niatkan untuk beribadah kepada Alah.
Sholat tahajjud dan banyak berdoa kepada Allah swt. Dibolehkan menyebutkan amalan-amalan yang sudah dilakukan dalam doa kita. Misal, Ya Allah semoga amal puasa yang sudah hamba lakukan, dapat menyegerakan jodoh yang terbaik menurut Engkau. Banyak Istighfar. Banyak berinfaq. Dan jangan pernah berputus asa. “Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila Dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa". (Qs. al-Israa:83)

Karena berputus asa akan membuat kita terputus dari rahmat Allah swt. Putus asa sering dipicu karena kita memiliki sedikit saja prasangka buruk kepada Allah swt. Misalnya, seorang akhwat sudah merasa Allah swt menjadikan dia perawan tua, karena hingga usia yang sudah cukup matang, jodoh masih tak kunjung tiba. Maka Allah pun menjadikannya seperti itu. Namun jika dia optimis, Allah swt pasti akan menolongnya.

Jadi intinya bagaimana kita menyikapi jodoh yang tak kunjung tiba adalah jangan pernah sedikit pun kita berprasangka buruk kepada Allah swt. Dalam hadits qudsi Allah swt berfirman, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku”. [HR Muslim 4849]

Penulis : Ustadz Ihsan Hakim
Sumber : dtjakarta.or.id