Senin, 31 Desember 2012

Hawa ingin bertemu Adam


Islamedia - “Sejak diturunkan ke bumi, Hawa terus memikirkan Nabi Adam. Bagaimana keadaannya sekarang? Apa ia sanggup hidup sendirian di bumi ini? Hawa bertekad untuk bertemu Nabi Adam. Hawa terus berjalan menyusuri bumi. Sesekali ia beristirahat sambil makan buah-buahan. Ia terus berdoa kepada Allah agar segera dipertemukan dengan Nabi Adam. Hawa tiba di sebuah padang pasir dan bukit yang sangat gersang. Ia sudah sangat kelelahan dan hampir putus asa. Kemudian ia berdoa kepada Allah dengan sangat khusyuk. Rupanya Allah mengabulkan doanya. Hawa melihat sosok yang sangat ia kenali. Ia adalah Nabi Adam. Hawa memanggil Nabi Adam dan Nabi pun memanggil Hawa dengan penuh kerinduan. Inilah saat yang paling membahagiakan bagi mereka.”

Itulah sepenggal kisah tentang pertemuan Adam dan Hawa di bumi dalam buku “Ensiklopedia Kisah Al-Qur’an” terbitan Gema Insani Press. Mungkin kisah ini pun menggambarkan manusia pada umumnya. Tabiat perempuan yang peduli tergambar jelas dalam penggalan cerita diatas. Hawa terus memikirkan Nabi Adam dan ingin segera bertemu dengan Nabi Adam. Apa alasannya? Ternyata, bukan karena sekadar melepas rindu dirinya pada Adam, tapi lebih memikirkan bagaimana keadaan Nabi Adam sekarang? Apakah Adam sanggup hidup sendiri di bumi? Hawa tak memikirkan dirinya sendiri. Itulah sifat dasar perempuan, ketika memutuskan sesuatu ia selalu mempertimbangkan orang lain bukan hanya kepentingan dirinya sendiri.

Ya, karena Allah menciptakan Hawa untuk menemani Adam ketika di syurga. Allah tahu bahwa Adam tak bisa hidup sendiri. Walaupun dengan kenikmatan-kenikmatan syurga yang telah ia dapatkan, tetap saja seorang Adam membutuhkan teman. Maka, Allah ciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam untuk menemani Adam di syurga.

Ketika diturunkan ke bumi dan mereka berpisah, maka naluri masing-masing pasti akan saling mencari. Dan dalam pencarian disini digambarkan secara jelas kekhawatiran Hawa akan kondisi Adam di bumi: sanggupkah Adam hidup sendirian?

Hawa pun terus berusaha menelusuri bumi demi bertemu Adam. Uniknya, dibuku ini tak diceritakan bagaimana usaha Adam menemukan Hawa, tapi lebih kepada bagaimana usaha Hawa menemukan Adam. Pastinya tak bisa dipungkiri juga bahwa tentunya Adam pun berusaha keras untuk bertemu dengan Hawa karena di syurga yang penuh kenikmatan saja Adam membutuhkan seorang teman, bagaimana dengan ketika di bumi yang berbeda jauh dari segi kenikmatan di syurga? Tentu Adam sangat membutuhkan seorang teman terlebih ketika berada di bumi. Dan tentunya ada rasa kehilangan ketika Hawa yang biasanya menemaninya di syurga tak ada disisinya.

Memang agak sedikit berbeda, penggambaran pertemuan itu diangkat dari sisi Hawa yang berusaha bertemu Adam. Tak diceritakan pencarian seorang Adam namun lebih ditekankan pada pencarian seorang Hawa yang menunjukkan rasa pedulinya pada Adam. Hawa terus berjalan, beristirahat, berdoa ditengah lelah. Hingga akhirnya ditengah lelah yang begitu sangat dan dalam kondisi hampir putus asa, di gurun pasir yang panas dan gersang, doa khusyuknya dikabulkan Allah dan dipertemukanlah ia dengan sosok yang ia kenal. Ya, ternyata Hawa-lah yang mengenali Adam lebih dulu ketika bertemu. Sungguh, tulang rusuk mengenali siapa pemiliknya.

Mungkin akan terlontar pertanyaan begini: “Nabi Adam dan Hawa itu kan cuma dua-duanya manusia di bumi. Jadi ketika bertemu mudah untuk saling mengenali. Lantas bagaimana dengan kita yang jumlah penduduk bumi sudah sekian milyar banyaknya? Bagaimana kita bisa tahu bahwa dialah tulang rusuk kita (bagi laki-laki) atau dialah pemilik tulang rusuk ini (bagi perempuan)?

Disinilah letak proses ta’aruf itu berperan. Tentunya ta’aruf yang syar’I, bukan sekadar kata ta’aruf namun jauh nilai-nilanya dari sebuah proses ta’aruf. Ta’aruf lah ajang saling mengenal yang [katanya] akan terasakan disana siapa tulang rusuk atau pemilik tulang rusuk kita.

Mari kutunjukkan kisah dua orang akhwat. Ada seorang akhwat yang merasa klop dengan seorang ikhwan, merasa saling cocok, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk ta’aruf. Dalam proses ta’aruf, ternyata istikharah sang akhwat tak mantap dan ada keraguan disana. Ta’aruf pun kandas ditengah jalan. Awalnya sebelum ta’aruf, sang akhwat menganggap bahwa ikhwan itulah pemilik tulang rusuknya. Tapi ternyata, setelah ta’aruf, bukan ikhwan itu pemilik tulang rusuknya.

Qadarullah, sang akhwat dipertemukan dengan seorang ikhwan yang belum pernah dikenal dan dipertemukan dalam sebuah proses ta’aruf. Sang akhwat pun mantap, tak ada keraguan sedikit pun dalam istikharahnya. Akhirnya, mereka menikah.

Satu lagi, ada seorang akhwat yang memblacklist seorang ikhwan untuk menjadi calon suaminya karena merasa tidak cocok secara karakter. Namun ternyata sang ikhwan berkeinginan untuk ta’aruf dengan sang akhwat. Awalnya sang akhwat menolak untuk berta’aruf dengan sang ikhwan. Atas nasihat sang guru ngaji dan istikharah beberapa kali, sang akhwat pun mencoba untuk berta’aruf dengan ikhwan yang dimaksud. Hingga akhirnya, mereka menikah.

Terlihat jelas bukan? Bahwa memang hanya sebuah proses ta’aruf yang syar’i-lah yang bisa mendatangkan petunjuk Allah. Dan sebaik-baik petunjuk itu adalah petunjukNYA.

Ada sebuah penggalan dalam artikel yang pernah dibaca:

“Kalau kita tidak mau mencoba ta’aruf, bagaimana mungkin kita tahu ia jodoh kita atau bukan. Kalau kita ta’aruf, kita akan tahu. Jika berhasil, berarti jodoh. Kalau belum berhasil, berarti belum jodoh. Iya, kan?!”

(untuk baca lebih lengkapnya bisa klik ini: http://agupenajateng.net/2010/12/19/langit-tak-selamanya-biru/ )

Jadi, memang benar, kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di dunia, kita takkan pernah tahu siapa pemilik tulang rusuk kita (bagi perempuan), atau siapa tulang rusuk kita yang belum ditemukan (bagi laki-laki), sebelum proses ta’aruf. Dari proses ta’aruflah, Allah memberikan petunjukNYA, menunjukkan siapa yang terbaik untuk kita.

So, buat para ikhwan yang sedang merasa seseorang itu sebagai tulang rusukmu, cobalah ta’aruf dulu. Baru kamu bisa bilang kalo dia tulang rusukmu atau bukan setelah proses ta’aruf. Dan tentunya disertai musyawarah dan istikharah. Dua hal inilah yang tak boleh ditinggalkan ketika proses ta’aruf.

Dan buat para akhwat yang berkali-kali gagal dalam proses ta’aruf, yakinlah memang mungkin belum saatnya dipertemukan dengan pemilik tulang rusukmu. Bersabarlah dan teguhkanlah kesabaranmu. Insya Allah semua kan indah pada waktunya.

Pada akhirnya, sebaik-baik jodoh adalah jodoh di akhirat, jodoh yang kekal. Namun sejatinya kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di akhirat. Karena belum tentu jodoh di dunia juga otomatis jodoh di akhirat. Maka yang bisa diikhtiarkan saat ini adalah mencari jodoh di dunia untuk membawanya menjadi jodoh di akhirat pula.

“Ya Allah Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami nikmat di dunia dan juga nikmat di akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka..”
Aamiin..


dia
sebuah nama yang belum tereja

dia
sebuah rupa yang belum tersketsa

dia
sebuah sosok yang entah dimana

dia
calon nahkoda
sebuah biduk rumah tangga

dia
kuyakin ada
karna hati yang merasa

Rabbana
Jaga ia dimanapun berada
Mudahkan langkahnya
Tunjukkan jalannya
Luruskan niatnya
Bulatkan tekadnya
Mantapkan hatinya
Berkahilah rizkinya
Hingga akhirnya
KAU pertemukan aku dengannya
Dalam suatu ikatan suci nan mulia
Mitsaqan ghalizha

... BIDADARI ...

Aku ingin menjadi bidadari dunia dan bidadari akhirat. Aku bisa kan ya Robb?? aku akan berusaha, benar2 berusaha dan bekerja keras selama nyawa ini masih ada disini. 
Aku pasti bisa..
Bidadari dalam arti yg sesungguhnya hanya terdapat dalam surga. Jadi bidadari surga merupakah salah satu pemacu semangat kaum muslimin dalam beribadah ,untuk memperoleh kenikmatan surga tersebut.karna keelokannya,kecantikan,keharuman tubuhnya serta keperawanannya yg tidak pernah hilang meskipun dipakai berulang kali membuat banyak orang merindukannya

Nabi saw bersabda" Allah me
nciptakan bidadari terdiri dari 4 warna yaitu putih, merah ,kuning dan hijau. Tubuhnya diciptakan dari za'faran, misik ,abbar dan kapur. Rambutnya dari sutra, mulai dari jari jari kaki ke lututnya dari zafaran. Dari lututnya sampai payudaranya di beri harum haruman dari minyak misik. Mulai dari payudaranya sampai kelehernya di beri minyak anbar. Dari lehernya ke kepalanya diberi harum haruman dari kafur. Seandainya bidadari meludah dg kebumi. Maka air bumi menjadi harum misik. Di dada mereka tertulis nama suami mereka dan sebuah nama dari beberapa nama Allah.

Kisah cinta nomor 1 paling mengagumkan

Bismillaahirrahmaanirrahiim

 Inilah kisah cinta paling mengagumkan di dunia yaitu kisah cinta antara Rosululloh SAW dengan Siti Khotijah R.A. Terpaut usia yang begitu jauh, namun cinta beliau berdua abadi dan sangat inspiratif. Rasanya aku pengen mengalami kisah cinta sejati seperti beliau berdua..hehe..


Cinta sejati antara dua insan adalah cinta yang terus abadi dalam setelah pernikahan yang berlandaskan atas kecintaan mereka kepada Sang Pemilik Cinta yaitu Allah. Walaupun salah satu meninggal, namun cinta sejati ini terus saja abadi. Kisah cinta siapakah yang begitu indah ini ?

Kisah cinta yang paling indah ini siapa lagi yang memilikinya kalau bukan kisah cinta Junjungan kita,Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam kepada Khadijah ra.

Sungguh sebuah cinta yang mengaggumkan, cinta yang tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal. Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam. Wanita ini bertanya,

“Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah ? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar.”

Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”

JIDAT HITAM SUNAHKAH ???



Dewasa ini banyak orang mengukur keshalihan seseorang dari ketebalan kapal hitam yang ada dijidatnya, semakin hitam dan tebal jidat seseorang maka semakin dia dianggap sebagai orang yang ahli ibadah dan ahli sujud. Hal ini berdasarkan pemahaman sempit mereka terhadap ayat yang berbunyi :

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

Yang artinya, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS. Al-Fath:29).

Banyak orang yang tidak mengetahui makna ayat ini dengan baik, sehingga mereka menafsirkan ayat di atas dengan pemahaman yang keliru. Dan anehnya pemahaman yang salah itu diklaim sebagai pendapat yang paling benar. Mereka menyangka bahwa maksud dari bekas sujud itu adalah tanda hitam di dahi karena sujud, bahkan ada sebagian dari mereka yang mencemooh seorang ulama’ sholih hanya karena jidatnya tidak hitam maka dianggap ulama yang yang tidak sholih sebab jidatnya seperti kaleng. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan dari ayat tersebut. Pakar tafsir Imam At-Thabari meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik. Dalam sebuah riwayat lain yang beliau nukil juga dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan bekas sujud adalah kekhusyu’an. Juga diriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah shalat” (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).

Kisah cinta mengagumkan nomor 2


Berita itu sampai kepada Ali.

Berita tentang gadis yang sungguh mempesonakannya, baik kesantunannya, ibadahnya, parasnya.

Gadis yang sungguh mengagumkan!

Khabar itu sangat mengejutkan. Puteri kesayangan sepupunya itu dilamar oleh sahabat yang paling akrab dengan Rasulullah. Lelaki yang berjuang dengan seluruh harta dan jiwanya. Lelaki yang menginfakkan seluruh hartanya pada perang badar. Lelaki yang pada hari pertamanya sebagai seorang muslim sahaja sudah berjaya menarik 6 orang untuk bersyahadah! Adakah iman dan akhlaqnya diragui? Tentu tidak!

Dari sisi ekonomi, Abu Bakar seorang saudagar, insyaAllah lebih layak membahagiakan Fatimah. Ali hanyalah pemuda miskin daripada keluarga miskin.

“Inilah persaudaraan dan cinta,” gumam Ali. “Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah atas cintaku.”

*****

"15 LANGKAH WANITA MENUJU SURGA-NYA"



1. Ia adalah seorang Muslimah dan Mukminah yang baik.

2. Ia adalah seorang Ihsanah (yang senang beribadah kepada Allah serta suka berbuat baik kepada sesama).

3. Ia adalah seorang wanita yang selalu menundukkan pandangan, menutupi aurat serta berakhlak mulia.

4. Ia senantiasa bertaqwa kepada Allah serta meneladani Rasul-Nya.

5. Ia ikhlas beribadah semata-mata karena Allah. Dan bukan untuk dipuji orang lain (riya')

6. Ia gemar membaca Al-Qur'an dan berusaha memahami isi kandungannya.

7. Ia suka menghidupkan (mengajak) amar ma'ruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari.

8. Ia suka berbuat baik dan tidak menyakiti kepada sesama Muslim.

9. Ia suka menyambung tali silaturrahim baik dengan famili maupun antar sesama muslim sebagai saudara.

10. Ia suka berinfak dalam batas kemampuan dan keikhlasannya.

11. Ia adil dalam menyikapi segala hal. Teguh dalam pendirian jika ia dalam posisi benar.

12. Ia pandai menjaga lisan dari perkataan kotor dan yang bisa menyakiti hati orang lain.

13. Ia tidak suka berkumpul dengan orang lain yang hanya bertujuan untuk berghibah (memperbincangkan kejelekan orang lain)

14. Ia berbakti dan ta'at kepada kedua orang tua.

15. Dan ia patuh serta mengabdi dengan tulus hati kepada suami (jika sudah berkeluarga).

Berusahalah Ukhty dengan kesungguhan niat dari hati. Berusahalah semampu Ukhty untuk meraihnya.

Semoga bermanfaat dan menjadikan kita menjadi wanita yang akan mendapat Ridha-Nya.

Nasehat

Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan dalam Jami'ul ‘Ulum walhikam:

"Barang siapa yang yang menjaga perintah Allah Subhanahu wa Ta'âla pada waktu kecilnya dan ketika dia kuat, maka Allah Tabaaraka wa Ta'ala akan jaga dirinya ketika mereka telah tua, ketika mereka dalam kondisi lemah. Senantiasa mereka ketika itu masih menikmati pendengarannya, penglihatannya, kekuatannya dan akalnya.

Diriwayatkan bahwa sebagian para ulama terdahulu umur mereka telah melebihi seratus tahun akan tetapi kondisi fisiknya, kekuatannya, dan akalnya tidak hilang. Maka suatu ketika dia melompat dengan lompatan yang cukup kuat,mereka dicela tatkala melakukan hal tersebut, merekapun berkata; bahwa anggota tubuh ini kami telah menjaganya dari maksiyat sejak kami kecil sehingga Allah Subhanahu wa Ta'âla menjaganya ketika mereka telah tua.

Sebaliknya tatkala seorang muslim tidak menjaga perintah Allah Subhanahu wa Ta'âla, malahan menyia-nyiakannya, maka Allah ‘Azza wa Jalla juga menyia-nyiakannya ketika mereka telah besar. Oleh karena itu apabila seorang hamba sibuk dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'âla, maka Allah akan senantiasa menjaganya dalam keadaan tersebut."

Bahaya perayaan tahun baru

STOP PERAYAAN TAHUN BARU
-----------------------------------

Dari Abdullah bin Amru bin 'Ash Radhiyallahu 'Anhu, beliau berkata:

مَنْ بَنَى بِبِلاَدِ الأَعَاجِمِ وَصَنَعَ نَيْرُوزَهُمْ وَمِهْرَجَانَهُمْ وَتَشَبَّهَ بِهِمْ حَتَّى يَمُوتَ وَهُوَ كَذَلِكَ حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

”Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kafir, MERAMAIKAN PERINGATAN hari raya nairuz (TAHUN BARU) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.”

(Sunan al-Baihaqi IX/234)
 10 KERUSAKAN DALAM PERAYAAN TAHUN BARU

Islamedia - Manusia di berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun. Namun bagaimanakah pandangan Islam -agama yang hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan merayakannya diperbolehkan? Simak dalam bahasan singkat berikut.

Sejarah Tahun Baru Masehi

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]

Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir.

Secara lebih rinci, berikut adalah beberapa kerusakan yang terjadi seputar perayaan tahun baru masehi.

Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan 'Ied (Perayaan) yang Haram

Perlu diketahui bahwa perayaan ('ied) kaum muslimin hanya ada dua yaitu 'Idul Fithri dan 'Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan, “Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, “Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha”.”[2]

Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah menjelaskan bahwa perayaan tahun baru itu termasuk merayakan ‘ied (hari raya) yang tidak disyariatkan karena hari raya kaum muslimin hanya ada dua yaitu Idul Fithri dan Idul Adha. Menentukan suatu hari menjadi perayaan (‘ied) adalah bagian dari syari’at (sehingga butuh dalil).[3]

Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang Kafir

Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.

Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”[4]

Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Apa yang beliau katakan benar-benar nyata saat ini. Berbagai model pakaian orang barat diikuti oleh kaum muslimin, sampai pun yang setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan tahun baru ini.

Ingatlah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh). Beliau bersabda, ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”[5] [6]

Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru

Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir dan merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil ada yang mensyari'atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun.

“Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjama'ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya”, demikian ungkapan sebagian orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum muslimin, lantas kenapa harus disyari'atkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana nanti akan kami utarakan.

Jika ada yang mengatakan, “Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak bermanfaat (bermain petasan dan lainnya), mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat kita baik.” Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Mas’ud ketika dia melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas’ud, ”Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan.” Ibnu Mas’ud lantas berkata, “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.”[7]

Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga mengikuti contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah.

Kerusakan Keempat: Mengucapkan Selamat Tahun Baru yang Jelas Bukan Ajaran Islam

Komisi Fatwa Saudi Arabia, Al Lajnah Ad Daimah ditanya, “Apakah boleh mengucapkan selamat tahun baru Masehi pada non muslim, atau selamat tahun baru Hijriyah atau selamat Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? ” Al Lajnah Ad Daimah menjawab, “Tidak boleh mengucapkan selamat pada perayaan semacam itu karena perayaan tersebut adalah perayaan yang tidak masyru’ (tidak disyari’atkan dalam Islam).”[8]

Kerusakan Kelima: Meninggalkan Shalat Lima Waktu

Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama sekali. Na’udzu billahi min dzalik. Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.[9] Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam dengan kekafiran bagi orang yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, ”Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.”[10] Oleh karenanya, seorang muslim tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa besar.

Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat

Begadang tanpa ada kepentingan yang syar'i dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat 'Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.”[11]

Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat 'Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama'ah. 'Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!”[12] Apalagi dengan begadang ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?!

Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina

Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru pada mereka tidaklah lepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam bergaul dengan lawan jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun dan ini riil terjadi di kalangan muda-mudi.

Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin

Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain.”[13]

Ibnu Baththol mengatakan, “Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut”.”[14] Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising atau mungkin lebih dari itu?!

Kerusakan Kesembilan: Melakukan Pemborosan yang Meniru Perbuatan Setan

Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap orang menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?! Padahal Allah Ta’ala telah berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27).

Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga

Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita butuhkan untuk hal yang manfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang, “Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.”[15] Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, “(Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”[16]

Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah, bukan dengan menerjang larangan Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?” (QS. Fathir: 37). Qotadah mengatakan, “Beramallah karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang panjang untuk hal yang sia-sia.”[17] Wallahu walliyut taufiq.



Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
 

istiqomah dalam berdzikir ^_^

... DZIKIR, .. NUTRISI JIWA YANG TIADA TANDING ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Allah SWT berfirman, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Qs. al-Baqarah [2]: 152)

Dzikir adalah tali koneksi antara Allah dengan seorang hamba. Orang yang mengingat Allah, maka Allah akan mengingatnya. Dan yang melupakan Allah, maka Allah juga akan melupakan dan membiarkannya larut, hanyut dan tenggelam dalam kealfaan yang panjang. Larut dalam gulita hati dan kekeruhan rohani. Hanyut dalam kekerasan hati dan ketulian kalbu.

Kita perlu mengingat Allah, karena kita memang membutuhkannya. Sementara Allah tak perlu kita mengingat-Nya, namun kitalah yang menghajatkan Dzat-Nya. Mengingat Allah adalah refleksi syukur kita, sedangkan melupakan-Nya adalah ungkapan nyata kekufuran (lihat Qs. Âli ‘Imrân [3]: 135).

Setiap manusia pasti pernah alfa dan lalai. Namun sebaik-baik manusia yang berlaku salah adalah yang segera kembali ke akar penciptaannya, akar fitrah yang melekat pada dirinya. Ia akan segera berdzikir dan ingat kepada Allah, memohoan ampunan-Nya, mengemis welas asih-Nya, meratapi dosa-dosanya di hadapan kasih sayang-Nya. Karena ia sadar hanya Allah yang Maha Lapang rahmat-Nya, Maha Kasih, dan Maha Luas rahmat daripada murka-Nya (Qs. Âli ‘Imrân [3]: 191).

Orang-orang yang berakal akan senantiasa mengingat Allah, merapat ke hadirat-Nya, merindukan-Nya, dan masyuk bersama-Nya. Ia akan senantiasa ingat dan dzikir kepada Allah dalam segala kondisi, hal, dan waktu.

Saat berdiri, duduk, atau berbaring ia ingat Allah. Ia dekat kepada Allah dengan dengan semua asma`-Nya, kekuasaan-Nya, kehendak dan iradat-Nya. Bagi dirinya, Allah adalah segalanya, di atas segala cintanya, termasuk diri sendiri.

Hal sebaliknya terjadi pada orang-orang munafik (Qs. an-Nisâ` [4]: 142). Mereka hanya mengingat Allah dengan volume sangat sedikit. Kalaupun dia ingat, itupun lakukan saat berada di tengah banyak orang karena ingin mendapat pujian dan apresiasi. Namun sesungguhnya hati dan nuraninya kosong dari dzikir hakiki.
Berdirinya adalah kemalasan mengingat Allah, shalatnya dilakukan dengan ogah-ogahan dan berat. Ia bukan ingin pujian dari Allah, tapi dari manusia. Riya` menjadi selimut jiwanya, sehingga manusiapun merasakannya.

Cermin Takwa ...

Radar keimanan orang yang bertakwa akan senantiasa bergetar keras ketika datang bisikan jahat yang akan menghancurkan diri dan menenggelamkannya dalam maksiat kepada Allah.

Radar keimanannya begitu aktif menyadap virus-virus jahat yang mungkin menjangkiti dirinya. Radar keimanannya menyala tatkala ada serbuk dosa ditebarkan untuk meracuni (Qs. al-A’râf [7]: 201).

Kebeningan hati mampu menyingkap kesalahan yang dilakukannya saat itu, kekeliruan yang sedang mengintai, dan kejahatan yang tengah membidik dirinya. Nuraninya tajam berkat dzikir (Qs. al-A’râf [7]: 205).

Manusia bertakwa akan senantiasa berdzikir dalam hatinya dengan perasaan rendah diri, tak berdaya di hadapan Allah. Perasaan takut menyelimuti jiwanya. Suaranya rendah dalam nyala kobaran dzikir dalam hatinya di pagi dan petang hari, di ubun-ubun siang dan jantung malam.

Kobaran dzikirnya membubung menyentuh ‘Arasy Sang Maha Rahman. Suara sunyinya demikian gemuruh di tengah para malaikat, melengking di tengah gemuruh tasbih malaikat yang mengitari Baitul Makmûr (Qs. al-Anfâl [8]: 2).

Heti mereka akan gemetar ketika nama Allah disebut, dzikir pun akan segera meluncur dari mulut, membasahi lidah, dan memenuhi dadanya. Iman mereka melonjak tatkala ayat-ayat Allah dikumandangkan dan dialunkan. Tawakal menjadi hiasan hidupnya, dan memagari setiap geraknya (Qs. ar-Ra’d [13]: 27).

Dalam dzikir mereka ada tobat. Hati mereka merada damai, tenteram dan lembut dalam derasnya dzikir yang mengalir dari samudera keimanan. Ketenteraman menghiasi hidupnya, melingkupi ruang jiwa, dan memadati kekosongan hatinya. Ia damai dalam dzikir. Tenteram saat mengingat Allah.

Lalai Akibat Dunia ...

Banyak orang sering berpaling kepada dunia, dan mabuk di dalamnya. Ia hanyut di arus dunia, karena dzikir tak mengalir deras dari hati melalui gelombang lisannya. Ia akan silau dengan dunia (Qs. al-Kahfi [18]: 28).

Sementara orang yang suka berdzikir tak akan pernah terlalaikan oleh urusan bisnis di dunia, jabatan atau tugas-tugas kenegaraan, niaga, anak, dan harta harta benda. Karena mereka telah mengingatkan diri dengan langit, menyambungkan jiwa dengan Penguasa langit dan bumi (Qs. an-Nûr [24]: 37).

Jiwa mereka akan senantiasa mempersiapkan diri untuk semua “pertemuan akbar” di Padang Mahsyar kelak, tatkala semua perbuatan dipertanyakan, semua ucapan dipersoalkan, dan semua tindakan dimintai pertanggungjawaban. Saat hati mengalami guncangan besar, saat jiwa dirasuki ketakutan.

Orang yang suka berdzikir akan mampu meneladani Rasulullah dalam semua tingkah laku, semua derap langkah, dan semua paradigma pikirnya. Rasulullah menjadi idola, kiblat perilaku moralnya (Qs. al-Ahzâb [33]: 21).

Karena dzikir berkobar menyala di jantung hatinya, ia akan senantiasa ingat kepada firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Qs. al-Ahzâb [33]: 41) Ia senantiasa akan mampu memperbesar gelombang dzikirnya dalam sepi dan ramai, suka dan duka, susah dan senang.

Kulit orang yang dzikir akan bergetar manakala ayat-ayat Allah yang mulia dikumandangkan, dialunkan dan dilantunkan. Mereka akan tenang saat mengingat Allah mendengar Kitab Allah yang melahirkan damai, ketenangan, kesejukan jiwa, dan obat bagi para pembacanya (Qs. az-Zumar [39]: 23).

Kerugian akan menimpa orang-orang yang lupa kepada Allah karena anak-anak mereka, dan tidak menjadikan dzikir sebagai agenda hidupnya (Qs. al-Munâfiqûn [63]: 9).

Allah memperingatkan orang-orang beriman agar tak lupa kepada Allah gara-gara anak, apalagi limpahan harta. Allah memperingatkan bahwa harta sering menarik kepada tindakan melupakan Allah, dan anak-anak akan melalaikan kita kepada-Nya.

Banyak Manfaat ...

“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Qs. al-Muzammil [73]: 8) “Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.” (Qs. al-Insân [76]: 29).

Mari kita kobarkan dzikir di nafas subuh, ubun siang, remang senja dan di jantung malam. Sebab, banyak sekali manfaat dalam dzikir:

Pertama, mengusir, menangkal dan menghancurkan setan. Membuat Allah ridha dan setan murka. Dzikir akan menghilangkan risau, gelisah, dan gundah, lalu menghadikrkan ketenangan.

Kedua, segala keburukan menjadi sirna, kalbu menjadi kuat, badan menjadi sehat, memperbaiki yang lahir dan batin. Wajah terang dan bersinar, rezeki menjadi gampang, ada wibawa mengitari diri, dan ketenagan menjalar di segala arah.

Ketiga, istiqamah akan kokoh, kebenaran akan menghampiri, murâqabah akan tinggi, ihsân akan terengkuh, iman akan meneguh, tobat terus merambat, inâbah akan merayap, taqarrub menjadi mudah, ma’rifat menjadi terbuka, dan khâsyiyah akan berkilauan.

Keempat, dzikir adalah makanan rohani, nutrisi bagi tubuh. Ia adalah pembersih jiwa, pembening hati, pengusir lalai, dan penakluk syahwat. Kelalaian lenyap bersamanya. Ia adalah lentera bagi gulitanya jiwa, pelebur dosa, dan pelenyap nestapa.

Kelima, mendatangkan sakinah, malaikat akan menaungi dengan sayap-sayap terbentang. Dzikir akan menghambarkan lisan untuk mengumbar ghibah, melempar dusta dan berlaku zhalim. Membuat teman duduknya tenteram. Dan dzikir adalah tanaman surga yang akan dipetik oleh orang yang rajin menyiraminya.

Keenam, mencegah kepikunan, dan mengatasi kelalaian. Hati pendzikir akan senantiasa menatap akhirat dan mengabaikan dunia. Karena dzikir adalah pondasi dan puncak rasa syukur.

Ketujuh, dzikir adalah api yang aktif bekerja menyirnakan sisa-sisa dosa, dan menghilangkan noda-noda kejahatan kita. Gunung, langit, bumi dan semesta, selain setan durjana, bangga dengan dzikir-dzikir manusia.

Kedelapan, dalam kobaran dzikir, ada kelezatan yang luar biasa, dan kenikmatan tiada tara. Kobaran dzikir yang terus menyala akan menjadi saksi bahwa kita benar-benar mencinta Sang Maha Kuasa. Di kobarannya kita masuk dengan damai dan tentram bersama Allah.

#Samson Rahman, MA
Pendakwah, Departemen Riset dan Kajian Ikatan Dai Indonesia (IKADI)

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

KEANEHAN RITUAL TAHUN BARU MASEHI



Islamedia - sobat ismed sadar ga sih ada banyak keanehan yang nampak di depan mata kita saat pergantian tahun datang??

berikut keanehan yang nampak:

NIUP TEROMPET
ini maksudnya apa coba??? apa hubungannya pergantian tahun dengan terompet?? trus hidup ente bakalan berubah total menjadi pribadi yang makin top kalo habis niup terompet gitu??..#aneh

KEBAHAGIAAN??
ini lagi kenaehan kedua. semua manusia rasanya bahagiaaaa banget saat pergantian tahun. ada loh yang sibuk menyiapkan perayaan dari hari2 sebelumnya. mereka terlihat seneng banget, ketawa-tawa, jingkrak2..asyik asyikk tahun baru asyiikk...#aneh

PESTA
ini lagi, ngapain sih pake party party segala. ia kalo pestanya baik, wong pestanya pesta maksiat! ente sekarang datengin deh kota jakarta, banyak banget panggung perayaan tahun baru disiapin pemerintah. maksudnya apaaaaa??? gak cuma di Jakarta, di rumah sendiri or tetangga or lingkungan kita, dengan serta merta membuat sebuah event yang sangat memboroskan keuangan..apa manfaatnya pesta ini?? ente makin cinta sama Allah gitu dengan pesta hura-hura begitu??? #aneh

ZINA
ini keanehan paling ganjil. banyak pasangan muda mudi memanfaatkan event ini sebagai pembuktian cinta; katanya. bukan hanya muda mudi yang begini, yang udah berusia lanjut kadang bengal juga moralnya. ada juga sih yang ga sampe melakukan hubungan suami istri, cuma sekedar gandengan aja; katanya. sekedar berdua2an. sekedar pegangan tangan dan sedikit pelukan. trus menurut ente itu ga papa?? ngaji makanya ngaji!! biar ente ngerti!! dalam Islam jelas banget itu GAK BOLEH itu haram. itu termasuk zina. kenapa? bingung? kaget? ngaji mangkanya ngaji!
dah pernah denger kan, kalo kita dilarang mendekati zina?? tuh, mendekati zina saja dilarang apalagi yang benar2 melakukan?? menurut ente apa aja sih yang dibilang mendekati zina?

mendekati zina bisa berawal dari pandangan bro..pegangan tangan juga termasuk tuh. yang lebih dari itu?? udahlah gak usah dijelasin, wong pandangan saja sudah mendekati zina, apalagi yang lebih dari itu??

trus kalo zina itu bikin hidup ente jadi berkah, sakainah mawaddah gitu bro?? kagak bakal bro..#aneh
berkah, sakinah mawaddah warahmah itu cuma buat mereka yang halal sudah menikah dengan ikatan yang sah sesuai syariat...

PETASAN DAN KEMBANG API
iniiii lagi...demen banget sih ngikutin ajaran syetan. bro pemborosan itu perbuatan syetan. nah main petasan atau kembang api menurut ente pemborosan bukan?? pikirin lagi yak...belum tau info ini?? mangkanya ngaji!
emang ente bisa langsung jadi manusia sukses di tahun berikutnya setelah meledakin petasan gitu??? #aneh

nasihat sederhana dari Abdullah bin Mas'ud
"Aku tidak menyesali sesuatu melebihi penyesalanku terhadap suatu hari..jatah hidupku berkurang sementara amalku tidak juga bertambah"

kita pada seneng2 ngerayain tahun baru, padahal sadar diri kalo usia berkurang, sementara amal apakah bertambah???

ada KEANEHAN lagi??
ayo cerita disini...!

Masa lalu itu pembelajaran

... JANGAN MENILAI SESEORANG LEWAT MASA LALUNYA ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Jangan pernah menilai seseorang dengan melihat masa lalunya .. Betapa banyak diantara kita yang memiliki masa lalu yang kelam, jauh dari sunnah, jauh dari hidayah, tenggelam dalam dunia yang menipu, terombang-ambing dalam kemaksiatan yang nista ...

Bukankah banyak sahabat radhiallahu ‘anhum yang dahulunya pelaku kemaksiatan, peminum khamr, bahkan pelaku kesyirikan ..?

Akan tetapi tatkala cahaya hidayah menyapa hati mereka, .. jadilah mereka generasi terbaik yang pernah ada di atas muka bumi ini ...

Bisa jadi anda salah satu dari mereka para akhwat dan ikhwan yang memiliki masa lalu yang kelam, yang mungkin saja kebanyakan orang tidak mengetahui masa lalu kelam anda ..

Sebagaimana anda tidak ingin orang lain menilai anda dengan melihat masa lalu kelam anda, maka janganlah anda menilai orang lain dengan melihat masa lalunya yang buruk ...

Yang menjadi patokan adalah kesudahan seseorang, kondisinya tatkala akan meninggal, bukan masa lalunya ...

Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Amalan-amalan itu tergantung akhirnya ...” (HR Bukhari).

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Kathoke abi ;)

Pertanyaan menggelitik kemarin ini.

"geh pi, kancamu kae arep nikah karo wong sing kathoke cunglang?"
"oh iya" jawabku gak nanggapi
"iya. terus nek kowe arep nikah karo sing kepriwe?
"sing sarungan nek lagi sholat!!!hahahaha" jawabku ngguyu...
"ditakoni ko ya"
"lah aku ya ora ngerti lah. nek pengen ngerti takon bae maring Alloh SWT. Jodoheh epi kuwe celanane kayak apa??!!. sing penting jodohku mesti kathokan...hahaha..."


*seri gak penting banget pertanyaanne tp dadi panjang kali lebar*

Minggu, 30 Desember 2012

abi,


♥ BismillaahiRRahmaaniRRahiim ♥

❥ Bila kita memang dijodohkan..

❥ Apa pun halangannya kita pasti akan disatukan dalam pernikahan..

❥ Namun bila memang kita tidak dijodohkan apa pun usaha pastilah tiada hasilnya..

❥ YA ALLAH,Ajarkan kami mencintai dengan sederhana..

❥ Ajarkan kami agar lebih pandai memendam cinta..

❥ Ajarkan kami untuk lebih mencintai-MU dan kekasih-MU..

❥ YA ALLAH,jagalah kami dari dosa dunia,jagalah dia dari dosa cinta..

❥ Aku mencintainya karena-MU..

❥ Aku pun rela melepaskannya apabila ENGKAU kehendaki..

❥ Dan gantikanlah yang terbaik menurut ENGKAU YA ALLAH..

♥ Aamiin Ya Rabbal'alamiin ♥

Sabtu, 29 Desember 2012

Foto: jangan bersedih selalu ada Allah denganmu ,, sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan ,,, salam santun uhibukum fillah ^_^

ingin ini





Kamu tahu kenapa hatimu diciptakan dalam dadamu?
Kerana Allah ingin agar kamu menjaganya dan tidak membiarkan orang yang belum halal menyentuhnya....

Kamu tahu kenapa ada air yang keluar dari matamu tiap kamu bersedih?
Kerana akan ada seseorang kelak yang jika melihat kamu menangis, ia akan menghapusnya dan menggantikannya dengan senyuman...

Kamu tahu kenapa Allah menciptakan ruang diantara sela_sela jarimu?

Kerana suatu saat Allah akan mengirimkan seseorang untuk memenuhi ruang kosong itu dengan mengenggam ruang tanganmu dan membawamu melangkan bersama menuju Cinta_NYA.

Selama dalam penantian bersabarlah...
Selama dalam kesendirian tersenyumlah..
Kerana Allah telah mempersiapkan yang terbaik untukku, untukmu dan untuk kita.....

 Foto: ♥ BismillahiRRahmaaniRRahiim ♥ 

❥ HAL TERINDAH DARI SEORANG WANITA ADALAH:

❥ Bukan saat ia tersenyum
 bahagia, tapi saat butiran air matanya terjatuh saat berdo'a..

 ❥ Bukan kerana kecantikan yang
 mempesona, tapi kerana sujud
 rukunya yang tiada henti..

 ❥ Atau bukan kerana keelokan tubuh yang di pamerkan, tapi kerana keteguhan IMAN nya dalam menjaga auratnya..

❥ Maka ia adalah permata yang
 dirindukan dan embun yang
 dinantikan..

 ❥ Bahkan bidadari pun
 cemburu karenanya.. (◡‿◡✿)

♥ Silahkan Di TAG/SHARE ♥

::: PESAN RUQAYA GADIS 8 TAHUN, KEPADA UMAT MUSLIM SURIAH DAN SELURUH DUNIA :::


Seorang gadis Muslimah yang baru berusia 8 tahun, berceramah di Konferensi Khilafah di Sydney, Australia, yang digelar pada 16 September 2012. Tema pada konfrensi tersebut adalah tentang revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara, yang terkait dengan masa depan Dunia Islam. Ruqaya, mewakili anak-anak Muslim di Sydney, menyampaikan beberapa pesan untuk kaum Muslimin di seluruh dunia, terkhusus kepada Muslim di Suriah, terkait perang yang sedang terjadi di Suriah. Berikut terjemahannya:

***
Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuhu
Bissmillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahirobbilalamiin
Saudara-saudariku se-Islam,
Karena dunia (musuh) bersatu melawan orang-orang mukmin di Suriah, berusaha membahayakan mereka dan membajak revolusi kami yang ikhlas dan diberkahi. Anak-anak di Sydney ingin menyampaikan pesan harapan dan dukungan kepada kaum Muslimin di negeri Syam. Terutama kepada anak-anak dan para ibu.

Dengan ini, saya ingin menyampaikan tiga pesan:

Pesan pertama saya adalah untuk kaum Muslimin di Suriah:

Saudara dan saudariku se-Islam, revolusi ini telah menunjukkan bahwa umat ini masih hidup dan baik-baik saja. Perasaannya untuk Islam, cintanya untuk Jihad, dia (umat) melepaskan dirinya sendiri dari ketakutan yang dia rasakan, dan dia merindukan untuk sekali lagi hidup di bawah bendera Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah.

Wahai Ahlu Syam (penduduk Syam), kalian tetap dalam doa kami, pertahanan kami dan hati kami. Ketika kalian menangis, kami menangis. Ketika kami tahu mereka bersedih, kami bersedih, dan ketika syuhada gugur, kami juga tersungkur jatuh dalam sujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memohon kepada-Nya untuk memberikan kemenangan dan mengembalikan milik kalian.

Jadi, kami mohon untuk tetap bersabar dan tabah di atas kebenaran. Kemenangan telah dijanjikan. Dan setiap orang yang sadar bisa melihat bahwa kemenangan ini akan segera datang, insya Allah. Karena Suriah adalah tanah yang diberkahi dan orang-orangnya adalah orang-orang yang diberkahi.

Sebagaimana Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Keberuntungan (dan surga) untuk negeri Syam.” Maka kami bertanya, “Kenapa begitu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena malaikat-malaikat Ar-Rahman membentangkan sayap-sayapnya untuk menaungi negeri Syam..” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah, Ath-Thabarani, Yusuf bin Sufyan Al-Fasawi, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Pesan kedua saya kepada seluruh umat Muslim

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan pembelaan agama, maka kalian wajib menolong mereka.” (QS. Al-Anfal [8]: 72)

Anak-anak sekecil seperti diriku bisa ditemukan di jalan-jalan, bergabung dalam revolusi ini, mengambil resiko dalam hidup mereka untuk membawakan makanan, air dan obat-obatan kepada anggota keluarga mereka yang terluka. Sebagian dari mereka tidak pernah kembali kepada ibu-ibu mereka, tetapi gugur bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Para wanita dan anak-anak terpaksa bergabung dalam pertempuran ini karena tidak ada yang melindungi umat ini, tidak ada yang menjaga mereka, tidak ada yang mengorganisir upaya tersebut, tidak ada pasukan yang membela mereka dan tidak ada yang mempersatukan mereka.

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Imam (khalifah) adalah sebuah perisai, (mush-musuh Islam) diperangi dari belakang perisai itu dan perisai itu untuk berlindung (dari serangan musuh).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Siapa yang akan mengusahakan perisai tersebut? Jika umat tidak tahu atau tidak ada orang yang tahu di mana (perisai itu –red). Jadi, kaum Muslimin di manapun mereka tinggal, harus bergabung dalam upaya untuk mengembalikan perisai itu, Khalifah, perisai yang akan melindungi laki-laki, perempuan, dan anak-anak ketika mereka dalam bahaya.

Pesan ketiga saya adalah untuk para hadirin di depan saya:

Kalian semua telah melihat video-video yang terjadi di Suriah. Orangtua saya memiliki sebagian besar untuk melihat sebagian dari video-video itu. Tetapi diketahui bahwa di sana banyak terjadi yang lebih buruk. Bagaimana bisa kita menerima ini terjadi terhadap saudara dan saudari kita? Bagaimana bisa kita menerima ini terjadi terhadap anak-anak kita, ibu-ibu kita, dan ayah-ayah kita?

Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak akan menzaliminya dan tidak akan menyerahkannya (kepada musuh).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Walaupun kita berdoa dan memberikan semua sumbangan, tetapi ini semua tidak menyelesaikan masalah.
Tidakkah kita lupa bahwa nadi kita berdenyut dari satu jantung. Kita bernafas dari paru-paru yang sama, air mata kita keluar dari mata yang sama, dan darah kita mengalir dalam pembuluh darah yang sama.

Jadi, hari ini adalah hari penting, setelah kita selesai dari konferensi ini, berjanjilah kepada Allah bahwa kita akan berjuang bersama mereka yang sedang berjuang untuk menerapkan Islam. Tidak ada yang terlalu muda (untuk berjuang -red). Kita ingat pada seorang pemuda hebat, sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, seperti ‘Ali radhiallahu ‘anhu yang menerima Islam pada usia 10 tahun. Atau Usamah bi Zaid radhiallahu ‘anhu yang memimpin pasukan Islam pada usia 17 tahun. Jadi kita harus bekerja keras untuk mencapai kemenangan ini.

Cukuplah generasi kalian dan generasi orangtua kalian tumbuh dalam ketiadaan Khilafah. Jangan biarkan generasiku ditambahkan pada daftar ini.
Kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk membimbing dan melindungi saudara dan saudari kita di Suriah. Kita berdoa kepada Allah semoga Dia memberikan mereka kemenangan secepatnya dan menolong anak-anak yatim kita dan para janda. Kita berdoa kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala menerima mereka yang telah meninggal sebagai syuhada di dalam Jannah yang tertinggi, dan akhirnya kita berdoa kepada Allah untuk menegakkan perisai yang akan melindungi milik mereka, ibu-ibu mereka, tanah mereka dan agama ini.
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuhu
( kisah islami )

GENGGAMLAH MEREKA YANG PEDULI PADAMU



Percayalah seseorang...
Yang mampu merasakan kesedihanmu dibalik senyumanmu.
Yang mampu mengerti pikiranmu disaat engkau terdiam.
Yang mampu merasakan kasih sayangmu disaat kemarahanmu.
Karena dialah yang akan bisa mengerti tentang dirimu.

Terkadang engkau harus berlari jauh..
Agar engkau tahu siapa yang akan datang kepadamu.

Terkadang engau harus berbicara pelan..
Agar engkau tahu siapa yang masih mau mendengarkanmu.

Terkadang engkau harus melibatkan diri kedalam sebuah perbedaan..
Agar engkau tahu siapa yang masih akan membelamu.

Terkadang engkau harus mencoba mengambil keputusan yang kurang tepat..
Agar engkau tahu siapa yang akan menunjukkanmu keputusan yang benar.

Terkadang engkau harus melepaskan orang yang sangat engkau cintai..
Agar engkau tahu apakah dia akan kembali setia di sisimu.

Sesungguhnya...
Ketika kita pergi bersembunyi hanyalah untuk ditemukan.
Ketika kita berjalan jauh hanyalah untuk melihat siapa yang masih setia mengikuti.
Ketika kita menangis agar kita tahu siapa yang dengan ikhlas menghapus air mata kita

(Kang Dewa)

" JIKA UKHTI SUDAH BERSUAMI "

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Jika Ukhty sudah bersuami nanti,
► Janganlah engkau merasa berat hati kalau hanya untuk sekedar mencuci pakaian suami.

Jika Ukhty sudah bersuami nanti,
► Janganlah engkau merasa terbebani kalau hanya untuk sekedar mempersiapkan sarapan pagi untuk suami.

Jika Ukhty sudah bersuami nanti,
► Janganlah engkau merasa malas diri kalau hanya untuk sekedar memasangkan kaos kaki suami.

Jika Ukhty sudah bersuami nanti,
► Janganlah engkau merasa berat di lidah kalau hanya untuk sekedar mendoakan suami saat bekerja.

Jika Ukhty sudah bersuami nanti,
► Janganlah engkau merasa pelit kalau hanya untuk sekedar tersenyum menyambut kepulangan suami dari kerja.

Jika Ukhty sudah bersuami nanti,
► Janganlah engkau merasa rendah diri kalau hanya untuk sekedar mencium tangan suami.

Dan jika Ukhty sudah bersuami nanti,
► Janganlah engkau merasa risih kalau hanya untuk sekedar merias diri untuk suami.

Karena sesungguhnya,

Di situlah sebenarnya ridha Ilahi tersembunyi.

Di situlah sebenarnya ada pintu bagi Ukhty untuk menjadi seorang bidadari

Di situlah sebenarnya tersimpan salah satu bentuk pengabdian yang suci kepada suami.

Yang akan menuntun Ukhty mendapat Ridha Allah menuju Surga-Nya.

Semoga bermanfaat Akhy wa Ukhty,
Salam santun selalu.

ALASAN MENGAPA WANITA DICIPTAKAN MUDAH MENETESKAN AIR MATA

"Ketika diciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi
seorang yang istimewa. Dibuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "

"Di berikan kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "

"Di berikan kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "

cinta dalam diamku (11)

Aku belum berani berharap banyak,apakah nantinya engkau bakal menjadi jodohku atau tidak.

Aku juga belum berani berharap banyak,apakah nantinya engkau akan menyukaiku atau tidak.

Aku juga belum berani berharap banyak,apakah nantinya engkau akan mencintaiku atau tidak.

Aku juga belum berani berharap banyak,apakah nantinya engkau akan menyayangiku atau tidak.

Dan aku juga benar-benar belum berani berharap banyak,apakah nantinya engkau akan menjatuhkan pilihan kepadaku atau tidak untuk dijadikan pendamping hidupmu.

Perlu engkau ketahui,Untuk saat ini,

Aku hanya bisa berharap dan berusaha,untuk menjadi seorang wanita yang senantiasa bisa menjaga diri dan membawa diri.

Aku hanya bisa berharap dan berusaha,untuk menjadi seorang wanita yang senantiasa pandai menjaga ucapan dan yang senantiasa memuliakan akhlak.

Dan aku hanya bisa berharap dan berusaha,untuk menjadi seorang wanita yang mampu memperteguh keimanan dan ketakwaan kepada-Nya.

Agar nantinya aku bakal,menjadi pribadi yang semakin mendekatkan diri kepada Ilahi Rabbi.

Menjadi pribadi yang semakin mendekatkan diri kepada tuntunan Nabi.

Menjadi sosok wanita sholehah yang senantiasa hanya berharap seorang Imam yang benar2 diridhai-Nya..A amiin ya Rabbal'alamin.

Sifat-Sifat Isteri Yang Dijanjikan Syurga..

Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam bersabda yang bermaksud:“Apabila seorang wanita menjaga solat lima waktu,berpuasa sebulan (Ramadan),menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya,maka ketika berada di akhirat dikatakan kepadanya:Masuklah engkau ke dalam syurga dari pintu mana saja yang engkau sukai”. (riwayat Ahmad 1/191,Shahihul Jami’no.660,661)

Berdasarkan dalil-dalil tersebut dapat kita simpulkan bahawa sifat isteri yang solehah adalah sebagai berikut:

1. Mentauhidkan ALLAH dengan mengabdikan diri hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.

2. Tunduk kepada perintah ALLAH,terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti solat,puasa,bersedekah dan selainnya.

3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah yang boleh menghakis sifat-sifat mulia.

4. Selalu bertaubat kepada ALLAH hingga lisannya sentiasa dipenuhi istighfar dan zikir kepada-Nya.Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang sia-sia,tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta dan lainnya.

5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada ALLAH dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.

6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya.Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh,dari mata yang hendak melihat atau dari telinga yang hendak mendengar.

Demikian juga menjaga anak-anak,rumah,dan harta suaminya.

Sifat isteri solehah lainnya boleh diperincikan berikut:

1. Penuh kasih sayang,selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.Rasulullah SAW bersabda:“Mahukah aku beritahukan kepada kalian, isteri-isteri kamu yang menjadi penghuni syurga ialah isteri yang penuh kasih sayang,banyak anak,selalu kembali kepada suaminya.Di mana jika suaminya marah,dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata:“Aku tak dapat tidur sebelum engkau reda”.(riwayat al-Nasai dalamIsyratun Nisa no. 257.)

2. Melayani suaminya(berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur,pakaian dan seumpamanya.

3. Menjaga rahsia-rahsia suami,lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya.

Asma’ bintu Yazid r.ha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Baginda bertanya: “Barangkali antara kalian ada suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan isterinya (hubungan suami isteri), dan barangkali ada isteri yang memberitahu apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab.Aku (Asma) pun menjawab:“Demi ALLAH! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para isteri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami)”.

Baginda bersabda bermaksud:“Jangan lagi kalian lakukan,kerana yang demikian itu seperti syaitan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya”. (riwayat Ahmad 6/456).

4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya.

5. Ketika suaminya sedang berada di rumah,ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untukistimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa,terkecuali bila suaminya mengizinkan.

6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami,tidak melupakan kebaikannya.

7. Bersegera memenuhi ajakan suami memenuhi hasratnya,tidak menolaknya tanpa alasan yang syarie,dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, kerana ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam yang bermaksud: Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya,tidaklah seorang suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya lalu si isteri menolak ajakan suaminya (enggan) melainkan ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala murka terhadapnya hingga si suami reda padanya.(riwayat Muslim no. 1436)

Salam santun salam ukhuwah fillah

♥ Prinsip Membangun Keluarga SAMARA ♥



"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Ruum : 21).

Ada 5 prinsip yang harus dilakukan untuk mencapai rasa tenteram, kasih dan sayang dalam rumah tangga:

1. Sikap yang santun dan bijak (Mu’asyarah bil Ma’ruf)
Merawat cinta kasih dalam keluarga ibaratnya seperti merawat tanaman, maka pernikahan dan cinta kasih harus juga dirawat agar tumbuh subur dan indah, diantaranya dengan mu’asyarah bil ma’ruf. Rasulullah saw menyatakan bahwa : “Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap isterinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap isteriku.” (HR.Thabrani & Tirmidzi)

2. Saling mengingatkan dalam kebaikan
Di antara bentuk ketakwaan suami istri dalam mempererat serta mengokohkan rumah tangga adalah dengan saling nasehat menasehati untuk menjalankan sunnah Nabi. Lihat dan renungkanlah betapa indah dan harmonisnya rumah tangga yang dibangun diatas Al-Qur’an dan sunnah serta metode para sahabat yang telah digambarkan oleh Nabi dalam haditsnya, "Allah merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia juga membangunkan istrinya hingga shalat. Jika istrinya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya. Dan Allah merahmati seorang istri yang bangun dimalam hari untuk melaksanakan shalat (malam/tahajjud) lalu dia membangunkan suaminya hingga shalat. Jika suaminya enggan untuk bangun dia percikan air kewajahnya" (HR. Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah dan derajatnya hasan shohih).

3. Lebih mengutamakan untuk melaksanakan kewajiban, daripada menuntut hak. Dalam membangun rumah tangga, suami dan istri memiliki hak dan kewajiban yang saling sinergi satu sama lain. Untuk menghadirkan ketentraman, hendaknya setiap individu lebih mengedepankan kewajiban daripada hak. Hal ini akan menumbuhkan sikap saling pengertian dan rasa tanggung jawab. Sebaliknya, tuntutan2 yang muncul dalam kehidupan rumahtangga dapat menyulut api perpecahan diantara pasangan suami-istri.

4. Saling menutupi kekurangan pasangannya
Setiap suami pasti memiliki kekurangan, begitu juga dengan sang istri. Kekurangan2 tsb sangat mungkin baru diketahui oleh pasangan masing2 setelah menikah. Dengan saling menutupi kekurangan diri masing2, harmonisasi dalam rumahtangga akan terjaga. Tidak seperti seleb yang saling mengungkapkan aib pasangannya ke pihak lain, yang kemudian berakhir dengan perceraian. Prinsip saling menutupi ini didasari oleh Surat Al Baqarah ayat 187, "..mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka..". Fungsi pakaian adalah menutup aurat, sehingga dapat dipahami bahwa suami-istri hendaknya saling menutupi kekurangannya satu sama lain.

5. Saling tolong menolong
Tolong menolong. Itulah kata kunci pasangan samara dalam mengelola keluarga. Suami-istri itu akan berbagi peran dan tanggung jawab dalam mengelola keluarga mereka. Sungguh indah gambaran pasangan suami-istri yang seperti ini. Suaminya penuh rasa tanggung jawab, istrinya mampu menjaga kehormatan diri dan pandai menempatkan diri.

♥~_* Wanita Pendamba Surga *_~♥



Bissmillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pesona akhlakmu bagai mutiara yang berkilauanHalus tuturmu menggambarkan pribadi yang santunKecantikan hatimu laksana kapas tanpa nodaKesejukan aura jiwamu seperti bidadari surgaKau hiasi dirimu dengan bingkai akhlak islami, semakin berwibawa karena auratmu terhijabiDi saat wanita lain bergelimang kesenangan semu, menari-nari di atas lantai dansa, menenggak arak dalam gelas-gelas kristal.

Engkau justru mengurung diri mentafakuri kehidupan akhirat yang masih ghaib, mengembara dalam pencarian jati diri.Di saat wanita lain asyikmemilih busana trendi, sibuk memoles tubuh dan wajah,berlomba memamerkan aurat mereka.

Engkau justru tampil bersahaja dalam balutan gamis dan kerudung panjang.

Engkau sembunyikan auratmu, agar tak terjamah pesonakecantikan itu dari mata-mata lelaki jalang.
Di saat wanita-wanita laintertawa lepas menikmati euphoria tanpa batas, menebar cinta basi pada lelaki.

Engkau justru menangis dalam sujud, mendaki taubat dalam bukittahajud, mengemis ampunan pada Penggenggam Nyawa, menutup lisan dari bicara sia-sia.Di saat wanita-wanita lainmengidolakan Miyabi, Britney Spears, CelineDion, Maddona.

Engkau mengidolakan Khadijah, Maryam, Asiyah, Fatimah.Di saat wanita lain banggaaibnya terbuka, puas jika namanya dipuja-puja.

Engkau justru mengasingkan diri dari gemerlap dunia, merahasiakan kebaikan yang engkau lakukan pada sesama. Karena takut jatuh pada perbuatan riya’.Di saat wanita-wanita lainmenghabiskan waktu di mall, menghamburkan materi dengan sia-sia.

Engkau justru menghabiskan waktumu di masjid, menguatkan zikir dan memuja asma-Nya, merenda istigfar di atas sajadah cinta.Di saat wanita-wanita lainhanyut dalam pesona zaman, bercengkerama liar dengan segala kemewahan, sibuk memuja artis-artis idaman.

Engkau justru sibuk mengkaji ilmu, mendakwahkan Islamtanpa ragu, berjibaku dengan segala kesulitan.Di saat wanita-wanita lainsibuk menenteng majalah erotis, mengumbar gosip sesama secara sadis.

Engkau justru teguh pada Al-Qur ’an dan hadist, yang engkau jadikan pegangan hidup, agar iman di dadamu tidakredup.Wanita pendamba surgaAgungnya akhlakmu berselimut mutiara
Pada rahimmu kelak generasi-generasi agama akan Allah amanahkan

Engkau calon madrasah pertama saat mujahid-mujahid terlahirdi dunia.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Wanita cantik ialah:

BismillahiRRahmaaniRRahiim



Wanita cantik ialah:

  1)Melukis kekuatan melalui masalah..
2)Tersenyum saat tertekan..
3)Tertawa saat hati sedang menangis..
4)Tabah di saat terhina..
5)Mempersona karena memaafkan..
6)Mengasihi tanpa balasan..
7)Bertambah kuat dalam doa & pengharapan Ilahi..

Ya Allah,Walaupun aku tidak cantik dimata manusia, cukuplah sekadar cantik dihadapan-MU..

Aamiin Ya Rabbal'Alamiin..

... CINTAMU, DUHAI ISTRIKU ...


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Di mana lagi aku temui perempuan semacammu? .. Tilawahmu tidaklah terlalu merdu, keimananmu pun seolah bersandar kepadaku ... Tapi, di mana lagi aku temui perempuan seikhlasmu? ... Wajahmu tak cantik melulu, masakanmu pun tidak lezat selalu ...

Tapi, katakan kepadaku, di mana lagi aku jumpai perempuan seperkasamu? ... Kau bahkan tidak biasa berbicara mewakili dirimu sendiri, dan acapkali menyampaikan isi hatimu dalam bahasa yang tak berkata-kata ...

Demi Tuhan, tapi aku benar-benar tidak tahu, ke mana lagi aku cari perempuan seinspiratif dirimu?

Ingatkah lima tahun lalu aku hanya memberimu selingkar cincin 3 gram yang engkau pilih sendirian? Tidak ada yang spektakuler pada awal penyatuan kita dulu. Hanya itu. Karena aku memang tidak punya apa-apa. Ah, bagaimana bisa aku menemukan perempuan lain sepertimu?

Aku tidak akan melupakan amplop-amplop lusuhmu, menyimpan lembaran ribuan yang kausiapkan untuk belanja satu bulan. Dua ribu per hari.

Sudah kauhitung dengan cermat. Berapa rupiah untuk minyak tanah, tempe, cabe, dan sawi. Ingatkah, Sayang? Dulu kita begitu akrab dengan racikan menu itu. Setiap hari. Sekarang aku mulai merasa, itulah masa paling indah sepanjang pernikahan kita.

Lepas maghrib aku pulang, berkeringat sebadan, dan kau menyambutku dengan tenang. Segelas air putih, makan malam: tempe, sambal, dan lalap sawi. Kita bahagia. Sangat bahagia..

Aku bercerita, seharian ada apa di tempat kerja. Kau memijiti punggungku dengan jemarimu yang lemah tapi digdaya. Kau lalu bercerita tentang tingkah anak-anak tetangga. Kala itu kita begitu menginginkan hadirnya buah cinta yang namanya pun telah kusiapkan sejak bertahun-tahun sebelumnya.

Kita tidak pernah berhenti berharap, kan, Honey? Dua kali engkau menahan tangismu di ruang dokter saat kandunganmu mesti digugurkan. Aku menyiapkan dadaku untuk kepalamu, lalu membisikkan kata-kata sebisaku, “tidak apa-apa. Nanti kita coba lagi. Tidak apa-apa.”

Di atas angkot, sepulang dari dokter, kita sama-sama menangis, tanpa isak, dan menatap arah yang berlawanan. Tapi, masih saja kukatakan kepadamu, “Tidak apa-apa, Sayang. Tidak apa-apa. Kita masih muda.”

Engkau tahu betapa lukanya aku. Namun, aku sangat tahu, lukamu berkali lipat lebih menganga dibanding yang kupunya. Engkau selalu bisa segera tersenyum setelah merasakan sakit yang mengaduk perutmu, saat calon bayi kita dikeluarkan. Kau memintaku menguburkannya di depan rumah kita yang sepetak.

“Yang dalam, Kang. Biar nggak digali anjing.”
Jadi, ke mana aku bisa mencari perempuan sekuat dirimu?

Kau pasti tak pernah tahu, ketika suatu petang, sewaktu aku masih di tempat kerja, hampir merembes air mataku ketika kauberitahu.

“Kang, Mimi ke Ujung Berung, jual cincin.” Cincin yang mana lagi? Engkau sedang membicarakan cincin kawinmu, Sayang. Yang 3 gram itu. Aku membayangkan bagaimana kau beradu tawar menawar dengan pembeli emas pinggir jalan.

Bukankah seharusnya aku masih mampu memberimu uang untuk makan kita beberapa hari ke depan? Tidak harus engkau yang ke luar rumah, melawan gemetar badanmu, bertemu dengan orang-orang asing.

Terutama untuk menjual cincinmu? Cincin yang seharusnya menjadi monumen cinta kita. Tapi kau sanggup melakukannya. Dan, ketika kupulang, dengan keringat sebadan, engkau menyambutku dengan tenang. Malam itu, tidak cuma tempe, cabe, dan lalap sawi yang kita makan. Kau pulang
membawa uang.

Duh, Gusti, jadi bagaimana aku sanggup berpikir untuk mencari perempuan lain seperti dirinya?

Ketika kondisi kita membaik, bukankah engkau tidak pernah meminta macam-macam, Cinta? Engkau tetap sesederhana dulu. Kaubelanja dengan penuh perhitungan. Kau minta perhatianku sedikit saja. Kau kerjakan semua yang seharusnya dikerjakan beberapa orang. Kaucintai aku sampai ke lapisan tulang. Sampai membran tertipis pada hatimu.

Ingatkah, Sayang? Aku pernah menghadiahimu baju, yang setelah itu kau tak mau lagi membeli pakaian selama bertahun-tahun kemudian. Baju itu seharga kambing, katamu. Kau tak mau buang-buang uang. Bukankah telah kubebaskan kau mengelola uang kita?

Kau tetap seperti dulu. Membuat prioritas-prioritas yang kadang membuatku kesal. Kau lebih suka mengisi celengan ayam jagomu daripada membeli sedikit kebutuhanmu sendiri.

Dunia, kupikir aku tak akan pernah menemui lagi perempuan seperti dia.

Sepekan lalu, Sayang, sementara di rahimmu anak kita telah sempurna, kau masih memikirkan aku. Menanyai bagaimana puasaku, bukaku, sahurku?

Siapa yang mencuci baju-bajuku, menyetrika pakaianku. Bukankah sudah kupersilakan engkau menikmati kehamilanmu dan menyiapkan diri untuk perjuanganmu melahirkan anak kita?

“Kang, maaf, ya, dah bikin khawatir, gak boleh libur juga gak papa. Tadi tiba-tiba gak enak perasaan. Tau nih, mungkin karena bentar lagi.”

Bunyi smsmu saat kudalam perjalanan menuju Jakarta. Panggilan tugas. Dan, engkau sangat tahu, bagiku pekerjaan bukan neraka, tetapi komitmen. Seberat apa pun, sepepat apa pun, pekerjaan adalah sebuah proses menyelesaikan apa yang pernah aku mulai.

Tidak boleh mengeluh, tidak boleh menjadikannya kambing hitam. Membaca lagi SMSmu membuatku semakin tebal bertanya, ke mana lagi kucari seorang pecinta semacammu.

Kau mencintaiku dengan memberiku sayap. Sayap yang mampu membawaku terbang bebas, namun selalu memberiku alamat pulang kepadamu. Selalu.

Lalu SMS mu itu kemudian menjadi firasat. Sebab, segera menyusul teleponmu, pecah ketubanmu. Aku harus segera menemuimu. Secepat-cepatnya meninggalkan Bandung menuju Cirebon untuk mendampingimu.

“Terus kamu kenapa masih di sini? Pulang saja,” kata atasanku ketika itu. Engkau tahu, Sayang, aku masih berada di dalam meeting ketika teleponmu mengabarkan semakin mendekatnya detik-detik lahirnya “tentara kecil” kita.

Ketika itu aku masih berpikir, boleh kuselesaikan meeting itu dulu, agar tidak ada beban yang belum terselesaikan. Tapi, tidak. Atasanku bilang, tidak. “Pulang saja,” katanya. Baru kubetul-betul sadar, memang aku segera harus pulang. Menemuimu. Menemanimu. Lalu, kusalami mereka yang ada di ruang rapat itu satu-satu. Tidak ada yang tidak memberikan dorongan, kekuatan, dukungan.

Lima jam kemudian aku ada di sisimu. Seranjang sempit rumah sakit dengan infuse di pergelangan tangan kirimu. Kau mulai merasakan mulas, semakin lama semakin menggila. Semalaman engkau tidak tidur. Begitu juga aku. Berpikir untuk memejamkan mata pun tak bisa. Aku tatap baik-baik ekspresi sakitmu, detik per detik.

Semalaman, hingga lepas subuh, ketika engkau bilang tak tahan lagi. Lalu, aku berlari ke ruang perawat.

“Istri saya akan melahirkan,” kataku yakin.

Bergerak cepat waktu kemudian. Engkau dibawa ke ruang persalinan, dan aku menolak untuk meninggalkanmu.

“Dulu ada suami yang ngotot menemani istrinya melahirkan, lihat darah, tahu-tahu jatuh pingsan,” kata dokter yang membantu persalinanmu. Aku tersenyum, yang pasti laki-laki itu bukan aku.

Sebab aku merasa berada di luar ruang persalinan itu akan jauh lebih menyiksa. Aku ingin tetap di sisimu. Mengalirkan energi lewat genggaman tanganku, juga tatapan mataku.

Terjadilah. Satu jam. Engkau mengerahkan semua tenaga yang engkau tabung selama bertahun-tahun. Keringatmu seperti guyuran air. Membuat mengilap seluruh kulitmu. Terutama wajahmu. Menjerit kadangkala.

Tanganmu mencengkeram genggamanku dengan kekuatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kekuatan yang lahir oleh kesakitan. Engkau sangat kesakitan, sementara “tentara kecil” kita tak pula mau beranjak.

“Banyak kasus bayi sungsang masih bisa lahir normal, kaki duluan.
Tapi anak ini kakinya melintang,” kata dokter.

Aku berusaha tenang. Sebab kegaduhan hatiku tidak bisa membantu apa-apa. Kusaksikan lagi wajah berpeluhmu, Sayang. Kurekam baik-baik, seperti fungsi kamera terbaik di dunia. Kusimpan lalu di benakku yang paling tersembunyi.

Sejak itu kuniatkan, rekaman itu akan kuputar jika suatu ketika kuberniat mencurangimu, menyakitimu, melukaimu, mengecewakanmu. Aku akan mengingat wajah itu. Wajah yang hampir kehilangan jiwa hanya karena ingin membuatku bahagia.

“Sudah tidak kuat, Kang. Nggak ada tenaga,” bisikmu persis di telingaku. Karena sengaja kulekatkan telingaku ke bibirmu. Aku tahu, ini urusan nyawa. Lalu ku merekam bisikanmu itu. Aku berjanji pada hati, rekaman suaramu itu akan kuputar setiap lahir niatku untuk meminggirkanmu, mengecilkan cintamu, menafikkan betapa engkau permata bagi hidupku.

Aku mengangguk kepada dokter ketika ia meminta kesanggupanku agar engkau dioperasi. Tidak ada jalan lain. Aku membisikimu lagi, persis di telingamu,

“Mimi kuat ya. Siap, ya. Ingat, ini yang kita tunggu selama 5 tahun. Hayu semangat!”

Engkau mengangguk dengan binar mata yang hampir tak bercahaya. Aku tahu, ini urusan nyawa. Tapi mana boleh aku memukuli dinding, menangis sekencang angin, lalu mendongak ke Tuhan,

“Kenapa saya, Tuhan!
Kenapa kami?”

Sebab, Tuhan akan menjawab,
“Kenapa bukan kamu?
Kenapa bukan kalian?”

Aku mencoba tersenyum lagi. Mengangguk lagi kepadamu. “Semua akan baik-baik saja.”

Maka menunggumu di depan ruang operasi adalah saat di mana doa menjadi berjejal dan bernilai terkhusyuk sepanjang hidup. Seandainya aku boleh mendampingi operasimu. Tapi tidak boleh. Aku menunggumu sembari berkomat-kamit sebisaku. Aku sendirian. Berusaha tersenyum, tetapi sendirian.

Tidak – tidak terlalu sendirian. Ada seseorang mengirimiku pesan pendek dan mengatakan kepadaku, “Aku ada di situ, menemanimu.” Kalimat senada kukatakan kepadanya suatu kali, ketika dia mengalami kondisi yang memberatkan. “Apa kepala bebalmu tidak merasa? Aku ada di situ! Menemanimu!”

Lalu, tangis itu! Rasanya seperti ada yang mencabut nyawaku dengan cara terindah sedunia. Tangis itu! Tentara kecil kita. Menjadi gila rasanya ketika menunggu namaku disebut. Berlari ke lorong rumah sakit ketika tubuh mungil itu disorongkan kepadaku. “Ini anak Bapak”

Tahukah engkau, Sayang. Ini bayi yang baru keluar dari rahimmu, dan aku harus menggendongnya. Bukankah dia terlau rapuh untuk tangan-tangan berdosaku? Dokter memberiku dukungan. Dia tersenyum dengan cara yang sangat senior. “Selamat, ya. Bayinya laki-laki.”

Sendirian, berusaha tenang. Lalu kuterima bayi dalam bedongan itu. Ya, Allah, bagaimana membahasakan sebuah perasaan yang tidak terjemahkan oleh semua kata yang ada di dunia. Makhluk itu terpejam tenang semacam malaikat, tak berdosa.

Sembari menahan sesak di dadaku, tak ingin menyakitinya, lalu kudengungkan azan sebisaku. Sebisaku. Sebab, terakhir kukumandangkan azan, belasan tahun lalu, di sebuah surau di pelosok Gunung Kidul. Azan yang tertukar redaksinya dengan Iqomat.

Mendanau mataku. Begini rasanya menjadi bapak? Rasanya seperti tertimpa surga. Aku tak peduli lagi seperti apa itu surga. Rasanya sudah tidak perlu apa-apa lagi untuk bahagia. Momentum itu berumur sekitar lima menit.

Tentara kecil kita diminta oleh perawat untuk dibersihkan. Ingatanku kembali kepadamu. Bagaimana denganmu, Sayang? Kukirimkan kabar tentang tentara kecil kita kepada seseorang yang semalaman menemani kita bergadang dari kejauhan.

Dia seorang sahabat, guru, inspirator, pencari, dan saudara kembarku. “He is so cute,” kata SMS ku kepadanya.

Sesuatu yang membuat laki-laki di seberang lautan itu menangis dan mengutuk dirinya untuk menyayangi bayi kita seperti dia merindukan dirinya sendiri. Sebuah kutukan penuh cinta.

Setengah jam kemudian, berkumpul di ruangan itu. Kamar perawatan kelas dua yang kita jadikan kapal pecah oleh barang-barang kita. Engkau, aku, dan tentara kecil kita. Seorang lagi, keponakan yang sangat membantuku di saat-saat sulit itu.

Seorang mahasiswi yang tentu juga tidak tahu banyak bagaimana mengurusi bayi. Tapi dia sungguh memberiku tangannya dan ketelatenannya untuk mengurusi bayi kita.

Engkau butuh 24 jam untuk mulai berbicara normal, setelah sebelumnya seperti mumi. Seluruh tubuhmu diam, kecuali gerakan mata dan sedikit getaran di bibir. Aku memandangimu, merekam wajahmu, lalu berjanji pada hati, 50 tahun lagi, engkau tidak akan tergantikan oleh siapa pun di
dunia ini.

Lima hari, Sayang. Lima hari empat malam kita menikmati bulan madu kita sebenar-benarnya. Aku begitu banyak berimprovisasi setiap hari. Mengurusi bayi yang tak pernah ilmunya kupelajari. Namun, apa yang harus kulakukan jika memang telah tak ada pilihan? Aku menikmati itu. Berusaha mengurusmu dengan baik, juga menenangkan tentara kecil kita supaya tangisnya tak meledak-ledak.

“Terima kasih, Kang,” katamu setelah kubantu mengurusi kebutuhan kamar mandimu. Lima tahun ini apa keperluanku yang tidak engkau urus, Sayang? Mengapa hanya untuk pekerjaan kecil yang memang tak sanggup engkau lakukan sendiri, engkau berterima kasih dengan cara paling tulus sedunia? Lalu ke mana kata “terima kasih” yang seharusnya kukatakan kepadamu sepanjang lima tahun ini? Tahukah engkau, kata “terima kasih” mu itu membuat wajahmu semelekat maghnet paling kuat di kepalaku.

Mengurusimu dan bayi kita. Lima hari itu, aku menemukan banyak gaya menangisnya yang kuhafal di luar kepala, agar aku tahu apa pesan yang ingin dia sampaikan.

Gaya kucing kehilangan induk ketika ia buang kotoran. Gaya derit pintu ketika dia merasa kesepian, gaya tangis bayi klasik (seperti di film-film atau sandiwara radio) jika dia merasa tidak nyaman, dan paling istimewa gaya mercon banting, setiap dia kelaparan.

Tidak ada tandingnya di rumah sakit bersalin yang punya seribu nyamuk namun tidak satu pun cermin itu. Dari ujung lorong pun aku bisa tahu itu tangisannya meski di lantai yang sama ada bayi-bayi lain menangis pada waktu bersamaan.

Ah, indahnya. Tak pernah bosan kutatapi wajah itu lalu kucari jejak diriku di sana. Terlalu banyak jejakku di sana. Awalnya kupikir 50:50 cukup adil. Agar engkau juga merasa mewariskan dirimu kepadanya.

Tapi memang terlalu banyak diriku pada diri bayi itu. Hidung, dagu, rahang, jidat, tangis ngototnya, bahkan detail cuping telinga yang kupikir tidak ada duanya di dunia. Ada bisik bangga,
“Ini anakku, anak laki-lakiku. “

Tapi tenang saja, istriku, kulitnya seterang dan sebening kulitmu. Rambutnya pun tak seikal rambutku. Kuharap, hatinya kelak semembentang hatimu.

Kupanggil dia Sena yang berarti tentara. Penggalan dari nama sempurnanya: Senandika Himada. Sebuah nama yang sejarahnya tidak serta-merta. Panjang dan penuh keajaiban. Senandika bermakna berbicara dengan diri sendiri; kontemplasi, muhasabbah, berkhalwat dengan Allah. Sedangkan Himada memiliki makna yang sama dengan Hamida atau Muhammad: YANG TERPUJI dan itulah doa kita untuknya bukan, Sayang?

Kita ingin dia menjadi pribadi yang terpuji dunia akhirat. Kaya nomor sekian, pintar pun demikian, terkenal apalagi. Yang penting adalah terpuji mulia dan ini bukan akhir kita, bukan, Honey? Ini menjadi awal yang indah. Awalku jatuh cinta (lagi) kepadamu.

(persembahan buat setiap perempuan, dan ibu yang hatinya semembentang samudra)

- dalam Galaksi Kinanthi by TASARO GK -


Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah. .. AAMIIN ..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

INILAH PRIA IDAMAN ITU...



-Bertauhidnya benar (Shohiihul ‘Tauhid).

€ Berbakti kepada orang tua (Birrul Walidain).

€ Aqidahnya bersih (Saliimul ‘Aqidah).

€ Akhlaknya solid (Matiinul Khulqi).

€ Ibadahnya benar (Shohiihul ‘Ibaadah).

€ Pikirannya intelek (Mutsaqqoful Fikri).

€ Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul Jismi).

€ Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi).

€ Mampu berusaha mencari nafkah (Qaadirun ‘Alal Kasbi).

€ Efisien dalam memanfaatkan waktu (Haarisun ‘Alal Wakii).

€ Bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un Lighoirihi).

€ Selalu menghindari perkara yang samar-samar (Ib’aadun ‘Anisy Syubuhat).

€ Senantiasa menjaga dan memelihara lidah & mulut (Hifdzul Lisaan Wal ‘Ghibah).

€ Selalu Istiqomah dalam kebenaran (Istiqoomatun Filhaqqi).

€ Senantiasa menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan (Aghoddhul Bashor Wahifdzul Hurmat).

€ lemah lembut dan suka memaafkan (Latiifun Wahubbul ‘Afwa).

€ Benar, Jujur dan Tegas (Al-Haq, Al-Amanah, – Wasyaja’ah).

€ Selalu yakin dalam tindakan (Mutayaqqinun Fil’ Amal).

€ Rendah hati (Tawadhu’).

€ Berpikir positif dan membangun (Al-Fikru Wal-Bina’).

€ Senatiasa siap menolong (Mutanaashirun Lighoirihi).

€ Bersikap keras terhadap orang kafir (Asyidda’u ‘Alal Kuffar).

” Dan perumpamaan mukmin itu seperti lebah, Ia hinggap di tempat yang baik dan memakan yang baik tetapi tidak merusak “. (HSR. Imam Thabrani),

” Tuhanmu mengagumi Remaja yang tak mengikuti hawa nafsunya serta menyeleweng dari jalan yang benar “. (HR. Imam Ahmad).

... UMMI, .. DENGARKAN ABI ...



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... “Mi, dompetnya taro di tas saja, nanti jatuh” kata suami mengingatkan sesaat sebelum Aku membonceng motornya

“Sakunya panjang kok Bi, gak pa-pa” Jawabku merasa yakin kalo dompetku akan aman di saku jaket yang memang muat dimasuki dompet sebesar plat nomer kendaraan itu

Lalu suamiku memacu motornya memecah keheningan malam. Baru jam 9, tapi daerah kampung Ibu memang sudah mulai sepi sekalipun masih belum menjelang tengah malam.

Suamiku memacu motornya melewati gang-gang sempit yang hampir tak ada keramaian, selain penjual nasi goreng dengan beberapa pembeli di salah satu sudut gang.

Kupegang erat pinggang suamiku untuk sedikit menghangatkan tubuhku yang tersapu dinginnya angin malam. Dan pada belokan gang berikutnya, iseng kurogoh saku jaketku untuk memastikan bahwa dompetku aman-aman saja. Dan DEG! Kemana gerangan benda persegi hitam itu?

“Bi,bi .. brenti bentar, kayaknya dompet Ummi jatuh deh” seketika suamiku menghentikan motornya dan melongok ke sekeliling, berharap dompet itu masih ada di sekitar

“Gak ada Mi?” tanyanya memastikan aku sudah mencarinya di sepanjang jalan yang kulewati. Aku menggelengkan kepala

“Gak ada, padahal baru 5 menit jalan, dompetnya gede lagi, di jalan juga gak ada orang, kok udah gak ada ya Bi” kataku sambil sedikit merengut

Akhirnya aku dan suami kembali menyusuri jalan sepanjang yang sudah terlewati. Melihat hampir di setiap sudutnya, bahkan di selokan yang mengelilinginya. Pencarian kami pun diulangi hingga tiga kali dan dibantu keluarga dan tetangga dekat. Tapi tetap saja, dompet itu tak juga tampak wujudnya.

“Ya sudah Bi, udah malem, kita pulang saja, sapa tahu nanti ada yang nemuin” kataku pasrah.

Sampai di rumah, aku masih memikirkan nasib dompet itu. Bukan karena isinya yang memang tak seberapa, karena hanya satu bendel 5000an yang sedianya akan kubagikan pada beberapa ponakan serta beberapa kartu identitas saja, tapi rasa penasaran mengapa bisa raib secepat itu?

Bayangkan, hanya sekitar 5 menit, ya 5 menit saja, benda itu sudah raib tak berbekas. Kami langsung mencarinya karena kupikir dompet itu berukuran sangat besar, sehingga kalo jatuhpun pasti bunyi dan mudah terlihat, lagipula jalanan dan selokan di sekeliling cukup bersih, sehingga kalo jatuhpun akan mudah dicari.

Ditambah lagi saat kami lewati hampir tak ada orang di sekeliling, kecuali penjual nasi goreng dan beberapa pembeli yang mangkalnya pun agak mojok dan agak cukup jauh dari berlalunya kendaraan kami.

“Gak apa-apa Mi, kalo masih rizkinya pasti balik lagi. Isinya gak banyak kan?” Suamiku menenangkanku yang sedari tadi seperti menangkap kegelisahanku

“Iya Bi, Ummi gak nyeselin ilangnya kok, tapi nyesel karena tadi gak dengerin kata-kata Abi, coba kalo Ummi nurut sama pesen Abi, pasti gak akan seperti ini” sesalku. Suamikupun tersenyum

“Itu salah satu pelajaran berharga buat Ummi, Ummi harus tahu bahwa apapun yang Abi pesankan untuk Ummi pasti karena Abi sayang sama Ummi, dan kalo Ummi patuh itu kebaikan untuk Ummi sendiri, iya kan?” Sahutnya, bijak seperti biasa

“Iya, Alhamdulillah yang ilang gak seberapa, semoga yang nemu bener-bener orang yang butuh ya Bi, dan Ummi ikhlas kok, insyaAllah …” lalu kataku …

“Dan Ummi gak lagi-lagi nyepelein pesen Abi, makasih ya Bi” lalu kamipun tersenyum, karena mendapatkan pelajaran yang indah malam ini.

***

... Dan untuk para muslimah dimanapun berada, percayalah bahwa Allah mensyariatkan laki-laki sebagai qowwam itu karena DIA Maha Tahu dan Maha Menyayangi kita sebagai seorang perempuan, lalu apa yang menghalangimu untuk mentaatinya? ..

.. Dan setan apa yang merasukimu hingga harus berjuang penuh peluh untuk adanya “kesetaran jender” yang absurd itu. Ingatlah, bahwa bukan dunia semata yang kita tuju, tapi ada dimensi lain yang membuat kita butuh untuk mematuhi ketentuanNya … dan itulah negeri akhirat …

.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....

Barakallahufikum ....

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

::: NILAI DIRI KAUM PRIA :::



♥ Pria terindah di mata wanita bukanlah yang paling tampan raut wajahnya, melainkan yang paling menawan keimanan dan budi pekertinya..

♥ Pria terjantan di hadapan wanita bukanlah yang paling berani mengungkap kata cinta, melainkan yang paling berani menemui wali sang hawa untuk meminangnya..

♥ Pria teromantis di hati wanita bukanlah yang paling mesra mengungkap kata cinta, melainkan yang berani mempertanggung jawabkan kata cinta di hadapan Allah dengan berazam untuk menghalalkannya..

♥ Pria tergagah di hadapan wanita bukanlah yang paling kekar tubuhnya, melainkan yang mampu bertanggungjawab menopang keluarga..

♥ Pria terkaya di angan wanita bukan terbanyak hartanya, melainkan yang kaya hatinya sehingga pandai bersyukur atas karunia-Nya..

♥ Pria terpandai di benak wanita bukanlah yang paling banyak ilmunya, melainkan yang paling peduli untuk membimbing kepada jalan yang diridhoi-Nya..

♥ Pria paling dermawan di hadapan wanita bukanlah yang paling banyak sedekahnya, melainkan yang paling perhatian memenuhi kewajiban keluarga..

Saudariku, sejatinya nilai diri kaum pria bukan hanya karena tampan, jantan, romantis, gagah, kaya, pandai dan dermawan, namun sejauh mana ia mampu mengasah keimanan dan perilakunya agar lebih menawan. Kaum pria begitu berharga jika ia mampu mempertanggungjawabkan segala ucapan dan perbuatan di hadapan Allah yang maha menyaksikan.