Kamis, 31 Oktober 2013

sifat laki-laki sholeh

SIFAT LELAKI / CALON / SUAMI YANG SOLEH

Jika anda seorang wanita, carilah lelaki yang mempunyai sifat-sifat ini — Jika anda seorang lelaki, jadilah seorang lelaki yang mempunyai sifat-sifat ini.

- Kuat amalan agamanya. Menjaga solat fardhu, kerap berjemaah dan solat pada awal waktu. Auratnya juga sentiasa dipelihara dan memakai pakaian yang sopan. Sifat ini boleh dilihat terutama sewaktu bertemu

- Akhlaknya baik, Yaitu seorang yang tampak tegas, tetapi sebenarnya seorang yang lembut. Pertuturannya juga mesti sopan, melambangkan peribadi dan hatinya yang mulia.

- Tegas mempertahankan Jati-diri nya, Tidak berkunjung ke tempat-tempat yang dapat menjatuhkan nama-baiknya.

- Amanah, tidak mengabaikan tugas yang diberikan dan tidak menyalahgunakan kuasa dan kedudukan.

- Tidak boros, tetapi tidak pelit. Mengerti menggunakan uang untuk keperluan yang bermanfa’at dengan bijaksana.

- Menjaga mata dengan tidak melihat perempuan lain yang lalu lalang ketika sedang bercakap-cakap.

- Pergaulan yang terbatas, tidak mengamalkan cara hidup bebas walaupun dia tahu dirinya mampu berbuat demikian.

- Mempunyai kawan pergaulan yang baik, Kawan pergaulan seseorang itu biasanya sama.

- Bertanggung-jawab, Lihatlah dia dengan keluarga dan Ayah Ibu nya.

- Wajah yang tenang, Terlihat dari cara berbicara, Bekerja dan saat dalam suasana Cemas.

- Jika berhadapan dengan masalah, Tidak mudah mengumpat dan cepat marah karena syaitan tidak suka manusia dengan kesabarannya. Maka cobalah untuk bersabar dan terus bersabar, INSYA ALLAH akan memberi ketenangan.

- Dapat mendengarkan alasan dan teguran, mana tahu di sebaliknya itu terdapat kebenaran dan sebagai panduan diri untuk membaiki diri menjadi lebih baik…

Semoga Bermanfaat

Rabu, 30 Oktober 2013

semoga aku menjadi bidadari dunia dan surga

CIRI-CIRI BIDADARI SURGA

Di antara kenikmatan surga adalah beroleh pasangan/istri berupa bidadari surga yang jelita. Al-Qur’anul Karim menggambarkan sifat dan kemolekan mereka dalam banyak ayat, di antaranya:

1. Surat an-Naba ayat 31-33
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١)حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا (٣٢)وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا (٣٣)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa akan beroleh kesenangan, (yaitu) kebun-kebun, buah anggur, dan kawa’ib atraba (gadis-gadis perawan yang sebaya).” (an-Naba’: 31-33)

2. Surat al-Waqi’ah ayat 35-37
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (٣٥)فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (٣٦)عُرُبًا أَتْرَابًا (٣٧)
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita surga) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (al-Waqi’ah: 35-37)
Wanita penduduk surga diciptakan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dengan penciptaan yang tidak sama dengan keadaannya ketika di dunia. Mereka diciptakan dengan bentuk dan sifat yang paling sempurna yang tidak dapat binasa. Mereka semuanya, baik bidadari surga maupun wanita penduduk dunia yang menghuni surga, dijadikan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala sebagai gadis-gadis yang perawan selamanya dalam seluruh keadaan. Mereka senantiasa mengundang kecintaan suami mereka dengan tutur kata yang baik, bentuk dan penampilan yang indah, kecantikan paras, serta rasa cintanya kepada suami.

Apabila wanita surga ini berbicara, orang yang mendengarnya ingin andai ucapannya tidak pernah berhenti, khususnya ketika wanita surga berdendang dengan suara mereka yang lembut dan merdu menawan hati. Apabila suaminya melihat adab, sifat, dan kemanjaannya, penuhlah hati si suami dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Apabila si wanita surga berpindah dari satu tempat ke tempat lain, penuhlah tempat tersebut dengan wangi yang semerbak dan cahaya. Saat “berhubungan” dengan suaminya, ia melakukan yang terbaik.

Usia mereka, para wanita surga ini, sebaya, 33 tahun, sebagai usia puncak/matang dan akhir usia anak muda. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menciptakan mereka sebagai perempuan yang selalu gadis lagi sebaya, selalu sepakat satu dengan yang lain, tidak pernah berselisih, saling dekat, ridha dan diridhai, tidak pernah bersedih, tidak pula membuat sedih yang lain. Bahkan, mereka adalah jiwa-jiwa yang bahagia, menyejukkan mata, dan mencemerlangkan pandangan. (Lihat keterangan al-Allamah as-Sa’di Rahimahullah dalam Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 834)

3. Surat ar-Rahman ayat 55-58
“Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan? Di ranjang-ranjang itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin1. Maka nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (ar-Rahman: 55-58)

Mereka menundukkan pandangan dari melihat selain suami-suami mereka sehingga mereka tidak pernah melihat sesuatu yang lebih bagus daripada suami-suami mereka. Demikian yang dinyatakan oleh Ibnu Abbas c dan lainnya.
Diriwayatkan bahwa salah seorang dari mereka berkata kepada suaminya, “Demi Allah! Aku tidak pernah melihat di dalam surga ini sesuatu yang lebih bagus daripada dirimu. Tidak ada di dalam surga ini sesuatu yang lebih kucintai daripada dirimu. Segala puji bagi Allah yang Dia mjdkanmu utkku dan mjdkanku utkmu.” (Tafsir Ibni Katsir, 7/385)

Bidadari yang menjadi pasangan hamba yang beriman tersebut adalah gadis perawan yang tidak pernah digauli oleh seorang pun sebelum suami-suami mereka dari kalangan manusia dan jin. Mereka diibaratkan permata yakut yang bersih bening dan marjan yang putih karena bidadari surga memang berkulit putih yang bagus lagi bersih. (Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 385)

4. Surat ar-Rahman ayat 70
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (٧٠)
“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yg baik-baik (akhlaknya) lagi cantik-cantik parasnya.” (ar-Rahman: 70)
Terkumpullah kecantikan lahir dan batin pada bidadari atau wanita surga itu. (Taisir al-Karimir Rahman hlm. 832)

5. Surat ar-Rahman ayat 72
حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ (٧٢)
“(Bidadari-bidadari) yg jelita, putih bersih, dan dipingit di dalam rumah.” (ar-Rahman: 72)

Rumah mereka dari mutiara. Mereka menyiapkan diri utk suami mereka. Namun, bisa jadi mereka pun keluar berjalan-jalan di kebun-kebun dan taman-taman surga, sebagaimana hal ini biasa dilakukan oleh para putri raja dan yang semisalnya. (Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 832)

6. Surat ad-Dukhan ayat 51-54
كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (٥٤)
“Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air.

Mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami nikahkan mereka dengan bidadari-bidadari.” (ad-Dukhan: 51-54)
Wanita yg berparas jelita dgn kecantikan yg luar biasa sempurna, dgn mata mereka yg jeli, lebar dan berbinar. (Taisir al-Karimir Rahman, hlm. 775)

7. Surat ash-Shaffat ayat 48-49
وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ ﴿٤٨
كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُونٌ ﴿٤٩
“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya (qashiratuth tharf) dan jeli matanya, seakan-akan mereka adalah telur burung unta yang tersimpan dengan baik.” (ash-Shaffat: 48-49)

Qashiratuth tharf adalah afifat, yakni wanita-wanita yang menjaga kehormatan diri. Mereka tidak memandang lelaki selain suami mereka. Demikian kata Ibnu Abbas, Mujahid, Zaid bin Aslam, Qatadah, as-Suddi, dan selainnya.

Mata mereka bagus, indah, lebar dan berbinar-binar. Tubuh mereka bersih dan indah dengan kulit yang bagus. Ibnu Abbas berkata, “Mereka ibarat mutiara yang tersimpan.”
Al-Imam al-Hasan al-Bashri mengatakan, “Mereka terjaga, tidak pernah disentuh oleh tangan.” (Tafsir Ibni Katsir, 7/11)

Ini menunjukkan ketampanan lelaki dan kecantikan wanita di surga. Sebagiannya mencintai yang lain dengan cinta yang membuatnya tidak memiliki hasrat kepada yang lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa mereka seluruhnya menjaga kehormatan diri, tidak ada hasad di dalam surga, tidak ada saling benci dan permusuhan, karena tidak adanya sebab yang bisa memicu ke sana. (Taisir al-Karimir ar-Rahman, hlm. 703)

Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala memberi taufik kepada kita untuk beramal dengan amalan yang dapat menyampaikan kepada ridha-Nya dan memasukkan kita ke negeri kemuliaan-Nya. Amin.

Hadits Abdullah ibnu Mas’ud Rodiallohu ‘anhu :

« أَوَّلُ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ ضَوْءُ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَالْزُّمْرَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَوْنِ أَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُريَ فِي السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، عَلَى كُل زَوْجَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ لُحُومِهِمَا وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ الأَحْمَرُ فِي الزُّجَاجَةِ الْبَيْضَاءِ »

“Kelompok pertama kali yang masuk surga, seolah wajah mereka cahaya rembulan di malam purnama. Kelompok kedua seperti bintang kejora yang terbaik di langit. Bagi setiap orang dari ahli surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Sumsum kakinya dapat terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana minuman merah dapat dilihat di gelas putih.” (HR. Thabrani dgn sanad shahih, dan Baihaqi dgn sanad hasan. Hadits hasan, shahih lighairi: Shahih al-Targhib: 3745)

Minggu, 27 Oktober 2013

semoga kelak rumah tanggaku model masjid

6 MODEL RUMAH TANGGA (Ustadz Asih Sunjoto Putro)

=MODEL HOTEL=
1.Sebagai transit saja
2.Sibuk dengan urusannya sendiri – sendiri, di rumah hanya menghabiskan sisa waktu.
3.Hanya sekedar urusan Dapur – Sumur – kasur
4.Jarang berkomunikasi dg baik
*Contoh komunikasi yg baik adalah ketika Nabi Ibrahim menyembelih anaknya

=MODEL RUMAH SAKIT=
1.Merasa paling berjasa dan paling berperan
*Kita harus saling menutupi seperti pakaian

=MODEL PASAR=
1. Ada uang ada barang
2. Ada uang abang disayang tak ada uang abang ditendang
*Harus ada kompromi antara kedua belah pihak

=MODEL KUBURAN=
1. Sepi
2. Tidak ada komunikasi sama sekali

=MODEL SEKOLAH=
Dalam model ini ada tiga akivitas, 3A, yaitu Asah, Asih, Asuh. Dalam rumah tangga ini ada komitmen bersama antara suami dan istri untuk saling mengasah, mengasih dan mengasuh. Kata saling disini menunjukkan adanya hubungan dua arah, timbal-balik antara keduanya. Bukan hanya hubungan satu arah.
1.ASAH berarti saling menajamkan wawasan, suami memberikan hal-hal baru yang berguna kepada istri, dan istri juga sharing pengalaman dan wawasan kepada suami atas pengetahuannya. Sehingga terjadi satu sikap saling melengkapi dan membantu untuk maju.
2.ASIH adalah hubungan untuk saling perhatian.
3.ASUH berarti adanya proses penjagaan dari masing-masing karena ketika telah terjadi proses pernikahan maka sebenarnya terjadi penyatuan antara keduanya. Satu terkena aib maka juga akan berdampak pada pihak yang lain.

=MODEL MASJID=
Masjid adalah tempat untuk beribadah. Maka disana terdapat nilai - nilai yang sangat tinggi.
Ada empat ciri rumah tangga masjid :
1.Ketulusan. Sholat kita tidak sah kalau tidak dibangun dengan wudhu.Kita berwudhu bersama. Kita basuh muka dan tangan kita, kita basuh kaki, kepala, telinga. Kita juga berkumur-kumur semuanya bertujuan untuk kebersihan hati dan ketulusan jiwa.
2.Berjamaah, terdapat imam dan makmum. Dalam rumah tangga ini imam adalah suami, sedangkan makmum adalah istri dan anak-anaknya. Ketika imam rukuk, maka istri dan anak-anaknya juga rukuk bersama.
3.Loyalitas. Kesetiaan mutlak dari istri kepada suami, kecuali jika telah terdapat penyimpangan.
4.Sholat diakhiri dengan salam. Salam ke kanan dan ke kiri. Keselamatan, ketenangan dan kedamaian senantiasa mewarnai rumah tangga model ini.

Cara Mendidik Balita Menjadi Anak Yang Sholeh

Memiliki anak sholeh merupakan dambaan setiap keluarga. Di samping sebagai penerus keturunan, kelak anak sholeh juga akan menjadi investasi di masa yang akan datang. Pada usia dini, seorang anak akan lebih mudah untuk menerima perubahan ketimbang ketika ia telah dewasa. Dan pada usia dini itulah, masa pembentukan jati diri, pola pikir dan watak sang anak sedang berproses.

Dalam masa pembentukan itulah, orangtua hendaknya memberikan perannya secara optimal. Orangtua harus mampu memberikan pengaruh positif kepada sang anak. Isilah kepala, hati dan jiwa anak anak yang sedang dalam proses pembentukan tersebut dengan nilai nilai yang baik. Orang tua harus dapat menjadi filter bagi berbagai unsur negatif yang dapat merusaknya. Jangan sampai sang anak justru memperoleh pengaruh-pengaruh negatif dari luar.

Untuk itu, langkah terbaik untuk menjadikan seorang anak menjadi sholeh/sholehah hendaknya dilakukan sejak dini. Saat memorinya belum terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh negatif. Anda dapat mulai membiasakan beberapa hal berikut kepada diri dan anak anda sejak dini:

1.Bangunkan shubuh sejak balita
Bangun pada waktu shubuh adalah sebuah aktivitas yang sangat berat bagi orang-orang yang tidak biasa untuk melakukannya. Untuk itu, membiasakan membangunkan anak pada waktu shubuh sejak balita adalah langkah terbaik untuk menjadikannya sebagai sebagai sebuah kebiasaan.

2.Berikan lingkungang pergaulan dan pendidikan yang islami
Lingkungan dan pergaulan adalah salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Maka, dalam hal ini anda dapat memulainya dengan mengirimkan anak anda ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran) atau mengikuti kursus-kursus islam di Masjid dan sebagainya.

3.Jangan egois!
Orang tua adalah teladan yang pertama bagi anaknya, maka jadilah teladan yang terbaik bagi anak anda. Jangan bersikap egois. Jangan hanya memerintahkan anak anda untuk mengaji atau pergi sholat berjamaah, sedangkan anda tidak melakukannya. Karena hal tersebut akan menimbulkan pembangkangan kepada anak, minimal secara kejiwaan.

4.Safari Masjid
Bawalah anak anda untuk melakukan safari masjid minimal sepekan sekali. Hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap masjid dan sholat berjamaah dihati anak.

5.Perkenalkan batasan aurat sejak dini
Umumnya, cara berpakaian kita saat ini adalah kebiasaan yang sudah kita bawa sejak kecil. Seorang anak dibiasakan menggunakan pakaian yang ketat, dibiasakan berpakaian tanpa jilbab, maka hal tersebut akan terbawa hingga remaja dan dewasa. Kebiasaan ini akan sangat sulit sekali untuk merubahnya. Dengan alasan gerah, panas, nggak nyaman, ribet, nggak gaul, nggak PD, dan dengan seribu alasan lainnya mereka akan menolak penggunaan pakaian yang menutup aurat.

Jika kita memperkenalkan batasan aurat kepada anak kita dan membiasakannya untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat sejak dini, insya Allah keadaannya akan berbalik. Ia akan merasa berdosa, malu, nggak nyaman, bersalah, dan menolak untuk beralih ke pakaian-pakaian yang tidak menurut aurat. Ia akan berpikir seribu kali, bahkan tidak terpikir sekalipun dan sedikitpun untuk melakukannya.

6.Selalu membawa perlengkapan sholat
Ajarkan kepada anak untuk selalu membawa perlengkapan sholat kemanapun mereka pergi sekiranya akan melewati masuknya waktu sholat.

7.Meminimalisir mendengarkan musik-musik non islami
Minimalisir mendengarkan lagu-lagu non islami seperti lagu-lagu picisan, rock, barat, dan lain-lain. Maksimalkan membaca AL Quran berjamaah, mendengarkan kaset mu’rotal, mendengarkan kaset ceramah atau nasyid islam.

8.Buatlah jadwal nonton TV
Hendaknya, orang tua tidak membiasakan menonton acara TV bersama anak yang tidak mengandung unsur pendidikan kepada anak, misalnya sinetron, film horor, film-film cengeng (romantika), dan lain-lain.

9.Ajarkan nilai-nilai islam secara langsung
Ajarkan nilai-nilai islam yang anda kuasai secara langsung kepada anak anda sejak dini. Sampaikan dengan bahasa-bahasa yang menarik, misalnya melalui sebuah cerita.

10.Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran
Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran, sesuai dengan kadar kemampuan si anak. Hubungkan hadits dan ayat Al Quran ketika kita memberikan nasihat atau teguran mengenai perilakunya sehari-hari.

11.Jadilah sahabat setia baginya
Perkecil menunjukkan sikap menggurui kepada anak, bersikaplah sebagai seorang sahabat dekatnya. Jadilah tempat curhat yang nyaman, sehingga permasalahan anak tidak akan disampaikan kepada orang yang salah, yang akhirnya akan memberikan solusi yang salah pula.

12.Ciptakan nuansa kehangatan
Nuansa hangat dan harmonis dalam keluarga akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggotanya, termasuk anak. Hal ini akan memperkecil masuknya pengaruh buruk dari luar kepada anak. Ia tidak akan mencari tempat diluar sana yang ia anggap lebih nyaman dari pada di rumahnya sendiri.

13.Sampaikan dengan dengan bijak, sabar, dan tanpa bosan
Ingat! Yang sedang anda bentuk adalah makhluk bernyawa, bukan makhluk yang tidak bernyawa. Maka sampaikan semuanya dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan jangan pernah merasa bosan untuk mengulangnya. Jangan menggunakan kekerasan, dan hindari emosi yang akan membuat anak sakit hati.

Rabu, 23 Oktober 2013

Suamiku tulus banget

Semoga kisah ini membuat kita belajar bersyukur atas anugerah seorang insan bernama suami, buah hati, rumah, mobil, sepeda motor, perhiasan dan apa saja nikmat yang tepat untuk kita miliki Aamiin

----------- KETULUSAN SEORANG SUAMI -----------

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak Armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Ok
Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selama-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”
Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.
Heemmm....,Bagaimana komentar Bundaa semua......

Selasa, 22 Oktober 2013

JIKA NANTI AKU MENJADI SEORANG ISTERI"



Aku niatkan pernikahanku hanya untuk beribadah kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi. Bukan karena hal-hal lainnya.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa hormat, taat serta patuh kepada suami selama tidak bertentangan dengan Agama.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa minta izin kepada suami jika hendak bepergian.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa mengghargai dan menerima pemberian suami serta tidak akan banyak menuntut.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjaga kehormatan diri ketika suami tak ada di rumah.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjaga kehormatan dan harta suami.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa berusaha menyenangkan dan menghibur hati suami disaat suami sedang ada masalah.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa melayani suami dengan baik dalam hal kehidupan sehari-hari dan kebutuhan batin.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjadi penyejuk dalam rumah tangga bagi suami dan anak-anakku.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang tak segan-segan menasehati jika suami melakukan hal tak baik.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang lebih betah di rumah dari pada di luaran untuk hal-hal yang tak ada gunanya.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang selalu bisa memperhatikan apa yang disuka dan yang tak disuka suami.

Aku ingin menjadi seorang isteri yang selalu menjauhkan diri dari kumpulan orang-orang yang suka bergunjing [ghibah].

Aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa menjadi pengayom dan penuh kasih sayang dalam merawat serta mendidik anak-anakku.

Dan aku ingin menjadi seorang isteri yang senantiasa lebih mementingkan meningkatkan ibadah dari pada digunakan untuk hal-hal yang tak begitu penting.

Semoga aku bisa menjalaninya dengan penuh keikhlasan serta ketulusan..

Minggu, 20 Oktober 2013

AGAR BAYI CERDAS DAN SEHAT SEJAK DALAM KANDUNGAN

 Kapan ya menikah kemudian hamil. jadi bisa nerapin ilmu ini....hehe

Bismillah sahabat bunda di rumah...

Memiliki anak cerdas merupakan dambaan semua orang tua. Namun tahukah Anda bahwa orang tua dapat mendidik anak agar kecerdasannya dapat dirangsang sejak masih dalam kandungan? Bahkan sejak masih janin, untuk itu orang tua harus mengawalinya sejak masa kehamilan. Masa kehamilan adalah masa yang menentukan bagi perkembangan fisik dan otak janin. Oleh sebab itu masa kehamilan ini harus sangat diperhatikan oleh para orang tua yang menginginkan buah hatinya terlahir sehat dan cerdas. Tips agar si janin lahir sehat dan cerdas adalah:
1. Perhatikan kebutuhan Gizi ibu hamil
Sejak awal kehamilan kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil meningkat. Hal ini dikarenakan ada dua nyawa yang harus dipenuhi kebutuhan gizinya. Kandungan gizi dalam makanan harus diperhatikan keseimbangannya baik asupan protein, lemak, karbohidrat, ataupun mineral lainnya agar agar janin dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik dalam kandungan.
Agar otak bayi dapat bertumbuh dan berkembang secara maksimal, butuh asupan asam amino, kolin, AA-DHA, asam folat, Fe, Zn, iodium dan vit.A. Kebutuhan akan zat-zat gizi tersebut dapat dipenuhi dengan meningkatkan konsumsi kacang-kacangan, buah dan sayuran.

Konsumsi ikan laut seperti salmon dan tuna selama masa kehamilan juga dipercaya dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Ikan-ikan tersebut kaya asam lemak omega 3 yang nantinya menghasilkan DHA. DHA ini merupakan komponen utama pembentuk selaput otak.

2. Rajinlah berolah raga
Ibu hamil juga membutuhkan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Dalam penelitian tentang kecerdasan anak, semakin sering perempuan berolah raga pada masa kehamilan, terbukti bahwa kemampuan bahasa dan dan tingkat kecerdasan sang anak cukup tinggi.

Penyebab ilmiahnya adalah karena saat berolah raga, aliran darah akan semakin lancar. Hal inilah yang membuat aliran oksigen ke janin juga lancar sehingga bayi dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Olah raga yang bisa dipilih adalah olah raga seperti senam hamil, yoga, jalan satai atau berenang. Sebaiknya sebelumnya Anda mengkonsultasikannya dengan dokter kandungan agar lebih aman. Olah raga juga dapat membuat proses persalinan lebih lancar lho.

3. Beri stimulasi fisik- motorik
Sejak dalam kandungan, buah hati Anda bisa diajak berbicara atau merespon hal-hal yang Anda tujukan padanya lho. Mengajak ngobrol serta mengelus-elus perut bisa membuat janin senang sehingga merangsang bayi tumbuh dan berkembang secara maksimal.

4. Beri stimulasi musik
Memberi rangsangan berupa musik, bacaan Al Qur'an kepada janin juga merupakan cara yang tepat untuk mengoptimalkan kecerdasan dan mengasah kreativitas janin. Pengenalan musik sejak dalam kandungan dapat mempengaruhi otak bayi karena penangkapan dan pengenalan jenis musik melibatkan banyak bagian otak untuk bekerja. Disarankan untuk mendengarkan musik-musik yang lembut seperti musik klasik atau jazz.

5. Jadilah ibu hamil yang bahagia
Selain faktor-faktor diatas, yang tak kalah penting adalah faktor psikologis sang ibu yang dipercaya bisa dirasakan dan menular kepada sang janin serta bisa mempengaruhi tumbuh kembang baik fisik maupun kecerdasannya.

Stres, rasa sedih yang berlebihan yang berlarut-larut, atau rasa takut yang berlebihan dapat mengganggu tumbuh kembang janin Anda. Perlu dukungan dari suami, keluarga dan orang-orang disekelilingnya agar seorang ibu hamil bisa bahagia menjalani proses kehamilannya.

Rabu, 16 Oktober 2013

Memasuki Usia Dua Tahun, Balita Belajar Disiplin


Memasuki Usia Dua Tahun, Balita Belajar Disiplin Ayahbunda.co.id
Image by : Dokumentasi Ayahbunda
Aktivitas balita memasuki usia dua tahun bertambah banyak karena kemampuan fisiknya yang juga bertambah. Balita di usia 20-22 bulan butuh contoh yang baik untuk membedakan mana saat bermain dan mana saat beristirahat. Orang tualah yang bisa menjadi contoh yang baik untuk hal ini.

Tetapkan Jadwal Kegiatan. Mulai tidur teratur adalah salah satu ciri balita usia 20-22 bulan. Penetapan jadwal tidur yang sudah dilakukan sejak balita berumur 13 bulan akan dirasakan manfaatnya saat ini. Balita juga mulai bisa bekerjasama, diajarkan disiplin, dan mematuhi jadwal rutin kegiatan lainnya seperti makan, mandi pagi, bangun sore. Keteraturan jadwal harian ini membuat balita lebih santai dalam menjalani hari-harinya.

Aktivitas Fisik yang Disukainya. Menendang dan melempar bola adalah keterampilan baru yang dimiliki balita. Balita akan senang sekali diajak untuk bermain bola di taman atau untuk bermain lempar bola. Balita juga akan sibuk dengan aktivitasnya untuk menyeimbangkan tubuhnya. Memanjat kursi, meja dan naik turun tangga tanpa berpegangan adalah salah satu contoh aktivitas fisik yang paling sering dilakukan balita memasuki usia dua tahun. Hebohnya kegiatan fisik ini juga merupakan salah satu bentuk penyaluran energi yang sedemikian besar  yang dimiliki oleh batita ini.

Tertarik pada Bentuk dan Coretan. Ketertarikannya kepada bentuk-bentuk horizontal, vertical, bulatan juga membuat batita sangat gemar mencoret-coret. Proses menggambar lingkaran tanpa terputus dan bagaimana cara batita memegang krayon dengan mantap sebenarnya adalah manifestasi dari mulai meningkatnya kemampuan motorik halusnya. Belikanlah balita kanvas, buku gambar atau kertas untuk mendukung kesenangan mencoret-coretnya.
   
Susah Makan. Karena mulai ada kemampuan balita untuk membedakan macam-macam rasa, dia mulai bisa membedakan mana rasa makanan yang dia sukai mana yang tidak. Pada usia ini biasanya mulai timbul kerewelan pada saat makan. Tapi sisi positifnya, menjelang usia dua tahun balita juga mulai bisa dikenalkan dengan berbagai jenis makanan.

Jangan paksa balita untuk mencicipi semua makanan. Tapi cobakan 1 jenis makanan dalam 1 minggu, misalnya sayuran tumis di minggu pertama, sayuran kuah di minggu kedua, dan seterusnya.

Minggu, 06 Oktober 2013

Kelak kita harus kompak dalam mendisiplinkan anak2 ya, bi

Aturan mendisiplin anak sederhana saja: jelas, sederhana dan yang terpenting konsisten dengan aturan yang dibuat. Semakin Anda dan pasangan konsisten dengan batasan, akan lebih mudah bagi anak untuk tetap berada dalam batasan.

Menurut Jane Nelsen  dalam buku “Positive Discipline”, kunci sukses kompak dengan pasangan dalam mendisiplin anak adalah dengan menghindari agar tidak terjebak saling adu kekuatan dengan pasangan. Anda dan pasangan perlu bicara untuk menyamakan visi dalam mendisiplin  anak.
  1. Tanyakan pada pasangan, bagaimana dulu dia dibesarkan karena biasanya gaya pengasuhan berulang. Kita mengambil banyak nilai  yang ditanamkan oleh orang tua kita dulu. Mencari tahu latar belakang bagaimana dulu dia dibesarkan oleh orang tuanya, bisa memberi gambaran bagaimana gaya pengasuhan yang dianut pasangan. Tanyakan pasangan, mengapa dia memilih gaya disiplin tersebut. Dengarkan penjelasannya tanpa diinterupsi. Tanyakan pada diri sendiri apakah ada hal-hal yang Anda tidak setujui dari gaya pasangan dalam mendisiplin anak.
  2. Tidak ada perasaan terpendam. Bila ada cara pendisiplin yang tidak Anda setujui jangan diam saja, utarakan! Sebaiknya setiap sebulan sekali Anda dan pasangan duduk bersama membahas masalah ini. Tuliskan beberapa hal yang mengganjal. Ini kesempatan Anda jujur dan harus saling mendengarkan dan menghargai pendapat masing-masing. Tujuannya bukan untuk menguasai, tapi Anda dan pasangan bisa mendapatkan peraturan dimana Anda berdua bisa merasa nyaman menerapkannya.   
  3. Terima sedikit perbedaan. Mustahil berharap pasangan akan punya pandangan yang sama persisi dalam mendisiplinkan anak. Begitu pula, dia juga tidak akan selalu mengikuti semua keinginan Anda. Namun  dengan mempertahakan sedikit individualitas Anda, termasuk saat mendisiplinkan anak, berarti Anda mendidik kecerdasan emosional anak. Anak belajar dari apa yang dia harapkan dari satu orang dewasa lawan orang dewasa lainnya.  Ini adalah hal yang baik.
  4. Tidak di depan anak. Ketika Anda dan pasangan mulai bicara strategi mendisiplin anak, pilih tempat tenang, dimana hanya Anda berdua saja. Misalnya malam hari saat anak sudah tidur. Bicaralah dengan kepala dingin.
  5. Terus eksplorasi. Ada berbagai pilihan dalam mendisiplin anak, seimbangkan antara pro dan kontra. Kembangkan satu set peraturan dan konsekuensi yang disetujui bersama. Namun, Anda harus siap untuk menyesuaikannya lagi atau bahkan mengubah seluruh aturan tersebut bila dalam jangka waktu tertentu ternyata tidak berjalan dengan baik. Anda dan pasangan harus terbuka untuk kompromi.
  6. Selalu satu kata di depan anak, jangan tunjukkan ketidaksetujuan di depannya. Anak melihat  Anda sebagai  orang yang memberi keamanan dan cinta dalam hidup mereka. Bila anak melihat kedua orang tuanya beradu pendapat, terutama tentang dirinya, bisa menggoyahkan pemahamannya.  Anak bisa marah atau ketakutan dan merasa  menjadi penyebab pertengkaran orang tuanya. Ini bisa menyebabkan kepercayaan dan kesadaran dirinya berkurang.
  7. Selalu cek dengan pasangan. Anak memang pintar dan bila Anda merasa dia seperti mengadu domba Anda dan pasangan, ingat untuk selalu satu suara. Misalnya, dia mengatakan kalau ayah mengizinkannya membereskan mainan nanti setelah nonton film, padahal ada aturan langsung mengembalikan mainan ke tempatnya setelah main. Sebaiknya, buat persetujuan bersama jika Anda akan memberi izin setelah Anda berbicara dengan pasangan. Atau katakan padanya dia butuh dua "iya" dari ayah dan bunda sebelum dia boleh melakukan hal tersebut. Ingat, tidak semua butuh jawaban saat itu juga.
  8. Beri semangat, terutama bila dia merasa tidak nyaman dengan tindakannya saat mendisiplin anak. Walapun mungkin Anda sebenarnya tidak terlalu suka dengan caranya menangani situasi, berusahalah untuk berempati pada pasangan dan memberinya dukungan. Cari waktu dimana Anda bisa membicarakan hal tersebut denganya. Buka dengan kalimat lembut yang tidak menghakimi dia seperti, "Tadi tidak mudah, mungkin kamu kesal. Mau membicarakannya?"
  9. Jangan bawa nama keluarga, terutama saat Anda tidak setuju dengan pasangan. Jangan ucapkan kalimat ini: “Kamu suka teriak dan marah-marah, sama seperti ayah kamu!"  Bila Anda mengatakan hal itu, sama saja dengan meremehkan pasangan. Dia juga akan semakin bertahan dengan pendiriannya. Hal ini membuat kompromi untuk mencari titik temu solusi cara pendisiplinan anak semakin sulit dicapai.
  10. Jangan menyerah bila pasangan tidak mau membicarakan cara mendisiplin anak. Memang akan lebih sulit untuk menemukan cara menyatukan pandangan Anda dalam mendisiplin anak, tapi Anda tak boleh diam saja.  Anda adalah orang yang paling mengenal pasangan sehingga Anda tahu bagaimana caranya mengajak dia mau membicarakan masalah tersebut. Misalnya, Anda bisa menanyakan apa saja perilaku anak yang membuat Anda kesal dan apa  ide dia untuk mengatasi masalah tersebut. (me)