Langsung ke konten utama

"UNGKAPAN HATI SEORANG SUAMI"

Selepas Isya'...
Sepasang suami isteri tengah bercengkrama di ruang tamu sambil menemani anaknya yang sedang belajar.

SUAMI : Sayang, maafkan Mas ya..

ISTERI : Maaf untuk apa Mas? Perasaan... Mas gak punya salah kok.

SUAMI : Mungkin iya Mas tidak punya salah. Tapi sejujurnya, Mas ngerasa sejak awal kita menikah sampai saat ini, rasanya Mas belum bisa memberikan yang terbaik buat Dinda. Kadang untuk makan sehari-haripun kita pas-pasa. Kadang buat biaya sekolah anak kitapun suka nunggak.
Sekali lagi maafkan mas ya Dinda. Mas harap Dinda mau bersabar atas keadaan kita yang serba kekurangan ini.

ISTERI : Masyallaah Mas,sampai segitunyakah? Ketahuilah Mas, melihat Mas begitu gigih dalam bekerja walaupun pekerjaan Mas hanya sebagai buruh, itu adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Dinda.

Ketika Mas pulang dengan selamat dengan keringat karena telah bekerja kerja keras itu sudah sangat Istimewa buat Dinda. Apalagi kesabaran Mas selama ini dalam menghadapi Dinda yang terkadang suka ngomel, begitu juga kesabaran Mas dalam menghadapi anak kita yang mulai nakal, itu sudah membuat rumah tangga kita sudah layaknya di Surga.

Tidak apa kita kekurangan harta Mas, asalkan kita kaya hati, asalkan kita tidak miskin Iman. Itulah harta kita yang sebenarnya Mas. Yang membuat Dinda mensyukurinya.

SUAMI : Subhanallaah Dinda. Beruntunglah Mas mempunyai Isteri seperti Dinda. Ternyata Dinda lebih dari apa yang Mas harapkan. Terimakasih Dinda. Semoga Allah senantiasa memberkahi hidup kita Dinda dalam setiap keadaan. Baik itu dalam suka maupun duka wahai Istriku.

(Sang suami mengecup kening Isterinya merasa terharu bahagia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...