BERHARAP DÈNGAN AWAL YANG BAIK MEMPEROLEH HASIL YANG BAIK.
Di Usiaku yang sudah tak lagi remaja , aku kembali termenung...
Menikah adalah Impian setiap pria dan wanita yang ingin menyempurnakan setengah Diennya.
Banyak sudah dari teman sebayaku yang sudah melepas masa lajang mereka. Bahkan tidak sedikit diantaranya yang sudah menjadi seorang Ibu dan Ayah. Subhanallah... Bahagianya ku menyaksikan Indahnya kehidupan berumah tangga mereka.
Banyak cara yang di tempuh untuk menjemput jodoh/pasangan hidup kita. Di antara cara tersebut, PACARAN selalu menjadi pilihan yang mayoritas di ambil oleh lingkungan sekitar kita.
Ada yang memilih tetap bertahan dengan hubungan itu dengan alsan mungkin sudah garis hidupku seperti ini. Sepasrah itukah??
Atau kita memang enggan untuk beranjak dari kenikmatan yang telah melenakan?? Bukankah Allah sudah menegaskan bahwa "Dia tidak akan merubah nasib kita andai kita berdiam diri dan enggan merubahnya?" Itu berarti Allah masih memberi kita kesempatan untuk menjadi baik dan memilih nasib yang lebih baik bukan???
Ada lagi yang tetap bertahan mencintai seseorang yang tidak sepatutnya di pilih. Kenapa?? Pasti ada yang bertanya "SOK TAHU DEH KAMU, EMANGNYA KAMU TUHAN YANG TAHU SEGALANYA?? "
Bukan, bukan saya sok tahu.. Saya hanya mengutip pesan Rasulullah agar memilih pasangan yang baik agamanya. Jadi jika memilih seseorang tanpa agama yang baik atas dasar cinta dan nafsu ingin memiliki, itu berarti kita telah memilih orang yang salah dan memilih nasib yang salah.
Lalu saya kembali termenung.. Banyak yang berkata , Kami sudah menjemput jodoh dengan jalan TIDAK PACARAN, dan memilih yang baik agamanya.. Tapi ternyata hasilnya tetap tdk sesuai harapan. Jika pernyataan seperti ini hadir meneror hatiku, aku akan menghibur diri dengan kata-kata ini " Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang kau pilih, melainkan pada jalan yang kau pilih, atau mungkin kabaikan itu terletak pada kesabaran dan keikhlasan kita menerima Ketentuan dari Allah"
Maka aku akan tetap yakin dengan prinsipku untuk menikah tanpa PACARAN.
Jika ada yang berpendapat Pacaran itu untuk mengenal lebih dalam calon pasangan kita? sedalam apa??? Bukankah dalamnya lautan bisa di selami sedangkan hati orang siapa yang tahu??
Lagi pula dalam Pacaran pasti ada saja yang tersembunyi baik itu di sengaja maupun tidak sengaja di sembunyikan.
Lalu kenapa tidak menjemput jodoh dengan Ta'aruf Yang justru lebih aman dan menyelamatkan iman, Ada lg yang bertanya apa tidak terburu-buru memilih calon seumur hidup hanya dalam waktu singkat?? Tidak, kenapa?? Orang yang berta'aruf adalah orang yang sudah siap menikah, dan berta'aruf itu sangat mengutamakan kejujuran dari kedua belah pihak,bahkan tidak hanya itu,kita juga mencari tahu akhlak dan kepribadiaannya tak hanya lewat mulutnya,tak hanya lewat tingkahnya di depan kita,tapi lewat lingkungan sekitar yang mengenalnya. Setiap keputusannya pun akan diserahkan kembali kpd Allah lewat Istikharoh kita minta jawaban yang terbaik dari Allah.
Masih ku ingat jelas pesan seorang Ibu ketika anaknya berpacaran lewat dunia maya:
"Wahai bauah hatiku, Jika kamu Ingin membina sebuah keluarga yang penuh keimanan, kamu tidak akan dapat membinanya diatas perkara yang Allah telah menyatakan sebagai suatu kesalahan dan terbukti tidak pernah Rasulullah ajarkan. Keluarga bahagia dan di berkahi adalah dengan kehendak Allah, dan kamu tidak punya daya apapun untuk menciptakan sebuah kebahagiaan dan keberkahan dalam rumah tanggamu, jika langkah pertama yang kamu pijak adalah dengan memasuki area yang telah jelas Dia(Allah) larang. Kamu tidak dapat memiliki keluarga yang bahagia jika Allah tidak membantumu. Dan kamu harus tahu, keluarga yang utuh hingga ke ajal mereka tidak lain karena Ridha Allah bersama mereka, kamu tidak bisa mengharapkan Dia akan membantumu jika kamu melakukan langkah yang salah pada permulaannya."
Aku hanya ingin mengawalinya dengan jalan yang baik.. Dan semoga aku mendapatkan yang terbaik di perjalanan rumah tanggaku nanti.. Dan mendapat akhir yang baik di akhirat kelak. Aku hanya ingin mencoba berjalan mematuhi rambu-rambu Allah di jalan terjal kehidupan dunia ini.. agar perjalananku yang singkat ini bisa selamat sampai tujuan, Yaitu menatap Wajah Allah dan menjadi Penghuni Jannah-Nya.
Aku hanya ingin melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan.. Meskipun aku tidak pernah tahu apakah amalanku di terima atau tidak oleh-Nya. Apapun yang aku lakukan hanya dengan satu harapan.. Yaitu Rahmat dan Keridhaan-Nya. Karena amalanku tentunya tidak lebih banyak dari dosaku yang demikian menggunung. Tanpa Rahmat-Nya.. tidak ada yang dapat menyelamatkanku.
Wallahu Ta'ala A'lam
Di Usiaku yang sudah tak lagi remaja , aku kembali termenung...
Menikah adalah Impian setiap pria dan wanita yang ingin menyempurnakan setengah Diennya.
Banyak sudah dari teman sebayaku yang sudah melepas masa lajang mereka. Bahkan tidak sedikit diantaranya yang sudah menjadi seorang Ibu dan Ayah. Subhanallah... Bahagianya ku menyaksikan Indahnya kehidupan berumah tangga mereka.
Banyak cara yang di tempuh untuk menjemput jodoh/pasangan hidup kita. Di antara cara tersebut, PACARAN selalu menjadi pilihan yang mayoritas di ambil oleh lingkungan sekitar kita.
Ada yang memilih tetap bertahan dengan hubungan itu dengan alsan mungkin sudah garis hidupku seperti ini. Sepasrah itukah??
Atau kita memang enggan untuk beranjak dari kenikmatan yang telah melenakan?? Bukankah Allah sudah menegaskan bahwa "Dia tidak akan merubah nasib kita andai kita berdiam diri dan enggan merubahnya?" Itu berarti Allah masih memberi kita kesempatan untuk menjadi baik dan memilih nasib yang lebih baik bukan???
Ada lagi yang tetap bertahan mencintai seseorang yang tidak sepatutnya di pilih. Kenapa?? Pasti ada yang bertanya "SOK TAHU DEH KAMU, EMANGNYA KAMU TUHAN YANG TAHU SEGALANYA?? "
Bukan, bukan saya sok tahu.. Saya hanya mengutip pesan Rasulullah agar memilih pasangan yang baik agamanya. Jadi jika memilih seseorang tanpa agama yang baik atas dasar cinta dan nafsu ingin memiliki, itu berarti kita telah memilih orang yang salah dan memilih nasib yang salah.
Lalu saya kembali termenung.. Banyak yang berkata , Kami sudah menjemput jodoh dengan jalan TIDAK PACARAN, dan memilih yang baik agamanya.. Tapi ternyata hasilnya tetap tdk sesuai harapan. Jika pernyataan seperti ini hadir meneror hatiku, aku akan menghibur diri dengan kata-kata ini " Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang kau pilih, melainkan pada jalan yang kau pilih, atau mungkin kabaikan itu terletak pada kesabaran dan keikhlasan kita menerima Ketentuan dari Allah"
Maka aku akan tetap yakin dengan prinsipku untuk menikah tanpa PACARAN.
Jika ada yang berpendapat Pacaran itu untuk mengenal lebih dalam calon pasangan kita? sedalam apa??? Bukankah dalamnya lautan bisa di selami sedangkan hati orang siapa yang tahu??
Lagi pula dalam Pacaran pasti ada saja yang tersembunyi baik itu di sengaja maupun tidak sengaja di sembunyikan.
Lalu kenapa tidak menjemput jodoh dengan Ta'aruf Yang justru lebih aman dan menyelamatkan iman, Ada lg yang bertanya apa tidak terburu-buru memilih calon seumur hidup hanya dalam waktu singkat?? Tidak, kenapa?? Orang yang berta'aruf adalah orang yang sudah siap menikah, dan berta'aruf itu sangat mengutamakan kejujuran dari kedua belah pihak,bahkan tidak hanya itu,kita juga mencari tahu akhlak dan kepribadiaannya tak hanya lewat mulutnya,tak hanya lewat tingkahnya di depan kita,tapi lewat lingkungan sekitar yang mengenalnya. Setiap keputusannya pun akan diserahkan kembali kpd Allah lewat Istikharoh kita minta jawaban yang terbaik dari Allah.
Masih ku ingat jelas pesan seorang Ibu ketika anaknya berpacaran lewat dunia maya:
"Wahai bauah hatiku, Jika kamu Ingin membina sebuah keluarga yang penuh keimanan, kamu tidak akan dapat membinanya diatas perkara yang Allah telah menyatakan sebagai suatu kesalahan dan terbukti tidak pernah Rasulullah ajarkan. Keluarga bahagia dan di berkahi adalah dengan kehendak Allah, dan kamu tidak punya daya apapun untuk menciptakan sebuah kebahagiaan dan keberkahan dalam rumah tanggamu, jika langkah pertama yang kamu pijak adalah dengan memasuki area yang telah jelas Dia(Allah) larang. Kamu tidak dapat memiliki keluarga yang bahagia jika Allah tidak membantumu. Dan kamu harus tahu, keluarga yang utuh hingga ke ajal mereka tidak lain karena Ridha Allah bersama mereka, kamu tidak bisa mengharapkan Dia akan membantumu jika kamu melakukan langkah yang salah pada permulaannya."
Aku hanya ingin mengawalinya dengan jalan yang baik.. Dan semoga aku mendapatkan yang terbaik di perjalanan rumah tanggaku nanti.. Dan mendapat akhir yang baik di akhirat kelak. Aku hanya ingin mencoba berjalan mematuhi rambu-rambu Allah di jalan terjal kehidupan dunia ini.. agar perjalananku yang singkat ini bisa selamat sampai tujuan, Yaitu menatap Wajah Allah dan menjadi Penghuni Jannah-Nya.
Aku hanya ingin melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan.. Meskipun aku tidak pernah tahu apakah amalanku di terima atau tidak oleh-Nya. Apapun yang aku lakukan hanya dengan satu harapan.. Yaitu Rahmat dan Keridhaan-Nya. Karena amalanku tentunya tidak lebih banyak dari dosaku yang demikian menggunung. Tanpa Rahmat-Nya.. tidak ada yang dapat menyelamatkanku.
Wallahu Ta'ala A'lam
Komentar
Posting Komentar