Langsung ke konten utama

Bismillah mengkhusyukkan sholat dan sabar

SABAR DAN SHALAT

Seberat-berat amalan Bathin adalah SABAR..
Seberat-berat amalan Lahir adalah SHALAT..

Mengapa Shalat dan sabar itu dikatakan amalan yang paling susah..?
Bukankah sehari hari kita mengerjakan shalat..?
tentu tak adalah hari hari kita untuk marah dan untuk tidak bersabar..

Ok..sekarang coba fikirkan kembali...
Apakah kita betul betul khusyuk dalam shalat..?
Apakah kita shalat di awal waktu..?
Jika disaat tidur (mis diwaktu subuh)..senangkah kita langsung bangun bila waktu subuh telah masuk..?

Dan sabar adalah ketetapan hati untuk melakukan sesuatu..dan dalam menanggung kesulitan...

Tanyalah hati kita..cukup sabarkah kita menghadapi ujian ujian Allah selama ini..?
Sedangkan Diuji dengan hal kecilpun kita sudah selalu mengeluh..
bagaimana pula degan ujianujian yang lain..?
Bersediakah kita untuk bersabar..?

Wahai sekalian orang-orang yang beriman..!
Mintalah pertolongan (untuk menghadapi susah payah dalam menyempurnakan sesuatu perintah Tuhan) dengan bersabar dan dengan (mengerjakan) Shalat..karena sesungguhnya Allah menyertai (menolong) orang-orang yang sabar. (2:153)

Dalam ayat di atas ..Allah telah menunjukkan kita cara untuk menghadapi semua masalah di dunia ini..yaitu dengan BERSABAR dan SHALAT..

Kenapa dikatakan begitu..?
Karena jika kita mampu bersabar degan masalah kita..itu juga berarti kita tak akan pernah berhenti berusaha untuk menyelesaikannya..
Dan dengan mengerjakan shalat itu berarti kita kembali kepada Allah dan meletakkan ketergantungan hanya kepada-Nya...

InsyaAllah dengan melaksanakn kedua-dua ini.. Allah pasti akan membantu kita degan cara-Nya yang terbaik...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...