MENCIPTA RUMAH IDEAL
Rumah merupakan salah satu di antara nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa
Ta’ala, agar hamba-hamba-Nya bisa berlindung dari panasnya matahari,
dinginnya hujan, dan udara dari luar, serta untuk menyimpan
barang-barang miliknya, juga untuk menutup diri danmenjaga keluarganya
dari pandangan manusia.
AllahSubhanahuwa Ta’ala berfirman: Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal. (QS. An-Nahl/16: 80).
Di samping fungsi-fungsi tersebut, juga masih banyak lagi
manfaat-manfaat yang diperoleh manusia dari rumah. Kita tidak bisa
membayangkan seandainya hidup tanpa rumah. Niscaya banyak bahaya
yangakanmengancam kita dankeluarga kita, baik dari sisi kesehatan,
keamanan, kenyamanan, maupun keselamatan. Jika kita amati, orang-orang
yang tidak mempunyai rumah, baik sedang di kamp pengungsian atau
gelandangan yang tinggal di bawah jembatan atau di pinggir jalan, maka
kita akan merasakan betapa besar nikmat sebuahrumah.
Begitulah,
betapa indahnya sebuah rumah. Ia merupakan tempat tinggal, tempat
berkumpul dengan keluarga, tempat mendidik dan melatih anak-anak kita
agar tumbuh lebih dewasa dan bertanggung jawab, di samping sebagai
tempat aman bagikaum wanita.
AllahSubhanahuwa Ta’ala berfirman:
Danhendaklahkamutetapdi rumahmudan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku sepertiorang-orang jahiliyah yang dahulu. (QS.Al
Ahzab/33:33).
Rumah yang ideal dan bahagia adalah rumah yang
dibangun di atas dasar ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pilar-pilarnya mengikuti dan mengambilhukum dari alqur’andan as-Sunnah.
Penghuninya juga ridha dengan keputusan yangdiambil dari keduanya.
Begitu juga apabila terjadi perselisihan dan timbul permasalahan, mereka
mengembalikan kepada kedua sumber hukum yang mulia, yaitu al-Qur’an dan
as-Sunnah. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan
dalam firman-Nya surat an-Nisa’ ayat 59, yang artinya: kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itulebih utama (bagimu)danlebih
baik akibatnya.
Dari sisi lahiriahnya, rumah tersebut jauh dari
sifat berlebih-lebihan, dan lebih menunjukkan kesederhanaan, baik dalam
masalah makanan, minuman, pakaian, perhiasan, peralatan maupun perabot
rumah tangga. Penghuninya selalu memperhatikan firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala, yang artinya: Makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.(QS. Al-a’raf/7:31).
Maksudnya, jangan
melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh, dan jangan pula melampaui
batas-batas makanan yang dihalalkan. Namun demikian, bukan berarti Islam
mengesampingkan masalah keindahan rumah. Akan tetapi yang dimaksudkan
ialah dengan cara yang sederhana dan tidak boros. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman, yang artinya : Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan
perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya
dan (siapa pulakah yang mengharamkan rizki yang baik?” Katakanlah:
“Semuanya itu (disediakan) bagiorang-orang yang berimandalam
kehidupandunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah
kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.”(QS.
Al-a’raf/7: 32).
Bahwasanya perhiasan-perhiasan dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan makanan yangbaik itudapat dinikmati di dunia
inioleh orang-orang yang berimandan orang-orang yang tidak beriman.
Adapun di akhirat nanti, semata-mata hanyalah untuk orang-orang
berimansaja.
Kesederhanaan bersikapdan lurus dalam berfikir ini
merupakan syari’at Islam yang diajarkanRasulullahshollallahu ‘alaihi wa
sallam kepada kita, seperti tampak dalam hadits yang diriwayatkan
‘Aisyah: أَﻳْﺴَﺮَﻫُﻤَﺎ َ أَﺧَﺬ إِﻻﱠ ِ أَﻣْﺮَﻳْﻦ َ ﺑَﻴْﻦ َ وَﺳَﻠﱠﻢ ِ
ﻋَﻠَﻴْﻪ ُ اﻟﻠﱠﻪ ﺻَﻠﱠﻰ ِ اﻟﻠﱠﻪ ُ رَﺳُﻮل َ ﺧُﻴﱢﺮ ﻣَﺎ
Rasulullahtidak diperintahkan memilihdiantara dua perkara melainkan
beliau memilihyangpalingmudah diantara keduanya. (HR. Imam Bukhari,
3/1306).
Rumahsepertiinilahyangdiharapkanolehsetiapmuslim,
tidakhanya menjadi tempat tinggaldanistirahatnya, namun mampu memenuhi
kebutuhan ruhani dan jasmaninya, juga menjadi tempat untuk mendidik
istridan anak-anaknya, menggantunkan harapannya dancita-citanya,
menjadikan keluarganya di atas bangunantakwa daniman, selalu dinaungi
olehperasaantenteram dan kebahagiaan dalam upaya menggapairidha
Rabbnya.Semua ini dapat tercapai bila rumahtersebut dipenuhidengan dua
perkara, yaitusecara fisik maupun secara maknawi.
SECARA FISIK Pertama,Menjaga KebersihanRumah.
Rumahidealialah rumahyangmemperhatikan kebersihan, selalumenjaganya dan mengaplikasikanfirman Allah:
DanSesungguhnya Allahmenyukaiorang-orangyangbersih. (QS.At-Taubah/9: 108).
Islam sangat memperhatikan masalah kebersiha, karena
kebersihanmerupakan bagiandari ibadah. Seorangmuslim dituntut untuk
selalumenjaga kebersihan pakaiannya dari najis dankotoran. Begitu juga
diperintahkanuntuk bersucisetelah membuang airbesarataupun kecil,
membersihkan kotoran, memotongkuku, mencabut buluketiak,
danmencukurbulukemaluan, membersihkandiridari hadats, haiddan nifas.
Semua itumerupakan kebersihan-kebersihanyangdianjurkan dan
diperhatikanolehkaum Muslimin.Demikianjuga denganmenggosok gigiatau
menggunakan siwak dan lain-lainnya.
Islam juga
memerintahkankita untuk membersihkan hatidari dengkidna hasad, menjaga
mulut dari perkataan yang tidak bermanfaat, serta perkataanyang
menyakitkanoranglain.Dengan demikian, seorang muslim benar-benartermasuk
orang-orang yang menjaga kebersihan, sehingga tidak ada jalan bagi
setanmasuk ke dalam rumahnya.
Kedua,Memperhatikanhijab. Dengan
adanya hijab, maka kaum wanita yangmendiamirumah akan terjaga
kehormatannya, danmerasa aman daripandanganorang lain, sebagaimana
firman AllahSubhanahuwa Ta’ala, yangartinya:Apabila kamu meminta sesuatu
(keperluan)kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah
daribelakangtabir. Cara yangdemikian itulebih suci
bagihatimudanharimereka. (QS alAhzab/33: 53).
Menurut Imam
alQurthubi, dalam ayat initerdapat dalil bahwasanya Allah
mengijinkanbertanya kepada isteri-isteri Nabi shollallahu‘alaihiwa
sallam dari belakang tabir, apabila ada keperluanatauinginbertanya
tentangsuatu masalah; danseluruhwanita termasuk dalam makna ini,
sesuaidengan prinsip-prinsip syari’ah bahwasanya wanita adalahaurat,
badannya dansuaranya.(Tafsir al Qurthubi 14/227).
SyaikhMuhammad Amin asy-Syinqithi menjelaskandalam kitab beliau,
bahwasanya dalam ayat yang mulia initerdapat dalilyangsangat jelas
tentang wajibnya tabirdan merupakan hukum yang umum bagi seluruhwanita,
bukan khusus bagi isteri-isteriNabi ‘alaihiwa sallam saja, walaupundari
sisikonteks kalimatnya khusus bagimereka. Akan tetapi, keumumansebabnya
sebagai dalil bagikeumuman hukumnya. (TafsirAdhwa’ul-Bayan, 6/242).
Ketiga, Memisahkantempattiduranak, Khususnya apabila mereka
mendekatiusia baligh. Nabishollallahu ‘alaihiwa sallam bersabda :
اﻟْﻤَﻀَﺎﺟِﻊِ ﻓِﻲ ْ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢ وَﻓَﺮﱢﻗُﻮا ٍ ﻋَﺸْﺮ ُ أَﺑْﻨَﺎء ْ وَﻫُﻢ
ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ْ وَاﺿْﺮِﺑُﻮﻫُﻢ َ ﺳِﻨِﻴﻦ ِ ﺳَﺒْﻊ ُ أَﺑْﻨَﺎء ْ وَﻫُﻢ ِ
ﺑِﺎﻟﺼﱠﻼَة ْ أَوْﻻَدَﻛُﻢ ﻣُﺮُوا
Perintahkananak yangberumur
tujuhtahun untuk mengerjakan shalat;pukullah mereka pada umur
sepuluhtahunjika mereka engganmengerjakannya, dan pisahkanlahtempat
tidurmereka. (Hadits hasan, diriwayatkanolehImam Abu Dawud, 495).
Sebaiknya orangtua memisahkan tempat tiduranak-anak yang hampirbaligh,
laki-laki atauperempuan, karena Nabishollallahu ‘alaihiwa sallam
memerintahkankita untuk melakukannya. Berkumpulnya mereka dalam
satutempat tidur, tersingkapnya aurat danbersentuhanbadan mereka,
akanmenimbulkan keburukandan kerusakan, khususnya pada umur-umur yang
mendekatibaligh. Al Manawi di dalam kitab Fathul-Qadir Syarhi alJami’
berkata:“Pisahkan tempat tiduranak-anak, jika mereka telahberumursepuluh
tahun, untuk menjaga ddarigejolaknafsuwalaupun sesama anakperempuan.
Keempat, Tidak memasukkangambar-gambar makhluk yang bernyawa
danpatung-patungke dalam rumah,dan juga tidak memelihara anjing.
Rasulullahshollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺗَﻤَﺎﺛِﻴﻞَ ُ ﺻُﻮرَة
وَﻻَ ٌ ﻛَﻠْﺐ ِ ﻓِﻴﻪ ﺑَﻴْﺘًﺎ ُ اﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔ ُ ﺗَﺪْﺧُﻞ ﻻَ ُ ﻳَﻘُﻮل
Sesungguhnya malaikat tidak memasukirumah yang didalamnya ada anjing dan gambar.(HR al Bukhari)
Didalam kitab beliau, alImanManawi berkata: “Para malaikat
yangdimaksuddi sini ialahmalaikat rahmat dan barakah, atau malaikat yang
mengelilingimanusia, atau mengunjunginya untukmendengardzikir atau yang
semisalnya, bukanmalaikat yangmencatat amal perbuatanmanusia;
sesungguhnya para malaikat itutidak pernahmeninggalkanmereka sekejappun,
demikianjuga malaikat pencabut nyawa. Para malaikat tidakmemasuki
rumahatausejenisnya, yangdidalamnya terdapat gambar;karena diharamkannya
menggambarmakhluk hidup;karena tukang gambar seakanAllah dalam
masalahpembentukan. Inimemberikan kesimpulan sebabdiharamkannya gambar
dankerasnya pengingkaran tentang halitu. Dan malaikat tidak memasuki
rumah, yangdi dalamnya ada anjing, karena najisnya dan
menyerupaitempat-tempat yangkotor; padahalmalaikat tersucikan
daritempat-tempat kotor. Maka tepatlahmalaikat menjauhi rumah-rumah
sepertiini”. (Faidhul-Qadhir, 2/394).
Kelima,
Menjauhkanrumahdari nyanyian dan alat-alatmusik. AllahSubhanahuwa Ta’ala
berfirman, yangartinya: Dandi antara manusia (ada)
orangyangmempergunakan perkataanyangtidakberguna untuk menyesatkan
(manusia) darijalanAllah tanpa pengetahuandan menjadikan jalan Allahitu
olok-olokan.Mereka ituakan memperoleh azabyangmenghinakan. Danapabila
dibacakan kepadanya ayat-ayat Kamidia berpalingdenganmenyombongkandiri
seolah-olahdia belum mendengarnya, seakan- akan ada sumbat dikedua
telinganya; maka berikabargembiralah dia dengan azabyangpedih.(QS.
Luqman/31:6-7).
Al Wahidi danyanglainnya berkata:“Sebagianbesar
ahli tafsir (berpendapat), yang dimaksuddengan “perkataanyangtidak
berguna” (dalam ayat ini) ialahnyanyian. Demikian juga pendapat
‘Abdullah Ibn ‘Abbas, ‘Abdullah Ibn Mas’ud, ‘AbdullahIbn Umar,
MujahiddanIkrimah. (Ighatsatul-lihfanfiMashayidisy-Syaithan, 1/360).
Imam IbnuQayyim menjelaskan: “Sesungguhnya tidakengkaudapatkanseseorang
yangsibukdengannyanyian danalat-alatnya melainkania telah tersesat
ilmudan amalnya darijalanpetunjuk. Dia mendengarkannyanyian
danberpalingdari al Qur’an. Apabila ditunjukkankepadanya antara
mendengar nyanyiandanmendengar al Qur’an, maka ia lebih
memilihmendengarkannyanyian, danmerasa sangat berat untuk mendengar
alQur’an.
Beliau
rahimahullahumelanjutkanpenjelasannya:“Pembicaraan dalam masalah (bahaya
nyanyian)ini, dirasakanolehorangyangmasihada kehidupan dihatinya.
Adapun orang yanghatinya telah mati danfitnahnya cukupbesar, maka dia
menutup dirinya dari nasihat tersebut. Allah telah berfirman, yang
artinya: Barangsiapa yang Allahmenghendakikesesatannya, maka sekali-kali
kamutidak akanmampu menolaksesuatupun(yangdatang)daripada Allah.Mereka
itu adalah orang-orang yang Allahtidak hendak mensucikanhati mereka.
Mereka beroleh kehinaan didunia dandiakhirat mereka beroleh
siksaanyangbesar. (QS alMaidah/5ayat 41).
Keenam,
Membersihkanrumahdarisegala tanda-tanda salib. Sesuatu yang sangat
memprihatinkan bahwasanya sebagianbesarkaum muslimin mengikuti
kebiasaanorang-orangkafirsecara membabi buta. Orang-orangkafir membuka
pintu-pintukesesatan denganmemasukkantanda-tanda salib ke dalam
rumah-rumahkaum Muslimin tanpa mereka sadari. Tanda-tanda
salibiniberbentuk ornamen hiasanpada baju, jendela, buku-bukudan
lain-lainnya.
Olehkarena ituberhati-hatilah! Jangansampaibarang
yang keji ini masuk ke dalam rumahkita, karena
inimerupakanciri-cirikesyirikandan kekufuran. Larangini disebutkandalam
hadits Nabi shollallahu‘alaihi wa sallam :
Sesungguhnya Nabi, tidaklahmeninggalkansesuatu yang berbentuk salib, melainkan beliaurusak.(HR Imam Bukhari, 5/2220).
SECARA MAKNAWI Pertama,Berusaha membina hubunganyangharmonis antara suamidan isteri.
Rumahtangga bahagia adalahkuncikebaikan umat.Sedangkan kebaikanumat
merupakanfaktorutama tercapainya kejayaandankemuliaan. Maka umat tak
mungkinbaik, kecuali pondasipalingmendasardari kehidupanmasyarakat,
yaitu rumahtangga menjadi baik.Rumahtangga takmungkinbahagia,
kecualijika suami danisteribersikapbaik, tunduk dan patuhdalam
menjalankan perintah-perintah AllahSubhanahuwa Ta’ala.
Demikian
juga dengan suami yang baik, ia selalumenunaikan
kewajiban-kewajibannya;baik yang berhubungan denganRabbnya, keluarga,
maupun orang-orangyangmenjadi tanggungannya denganketulusanhati
danpenuhtanggung jawab.Selainitu, dalam urusanrumah tangga, dia tidak
serakah, tidak menuntut haknya lebih banyak dari yangsemestinya. Dia
punlapang dada, bila haknya berkurang dariyangseharusnya.
Pantangmenyia-nyiakankewajiban. Bahkan, ia tunaikan
terlebihdahulukewajibannya sebelum menuntut haknya.Sedangkan seorang
isteri yang baik, ialahisteri yang taat kepada Rabbnya, mempergauli
suaminya dengan baik, tidak menyia-nyiakankewajibannya dantidak menuntut
haknya lebih darisemestinya.
Darirumah inilah akan lahir
tokoh-tokoh besar umat.Baikdarikalangan pria atau wanita. Perkawinan
adalahikatanterpenting. Bila ikataniniberjalandi atas ketakwaan, iman
dankasih sayang, maka umat ini akan tampildengan kemuliaannya dan
disegani.Sebaliknya, jika hak dankewajibanrumah tangga diabaikanmaka
rumahtangga akanberantakan. Demikian juga umat akantercerai-berai
danterhinakan. OlehsebabinilahIslam hadir untuk memelihara ikatan
tersebut, mengokohkannya danmenjaga eksistensinya.
Kedua,Menjaga hubunganyangbaik antara anak danorangtua.
Rumahyangpenuh kebahagiaan, ialahrumahyangdibangundi atas dasarketaatan
kepada Allah Subhanahuwa Ta’ala, berpegangteguhdengan adab-adabNabi
shollallahu‘alaihiwa sallam, dan berbakti kepada orangtua; yaitudengan
berbuat baik, memenuhiseluruhhaknya, selalumenaatiorangtua dalam perkara
yang ma’ruf, menjauhiperkara-perkara yang dibencinya.
Berbaktikepada orangtua merupakankewajiban yang sangat ditekankan.Oleh
sebabitu, AllahSubhanahuwa Ta’ala menggandengkandengan perintahuntuk
mengesakan-Nya, Allah berfirman, yang artinya:DanTuhanmutelah
memerintahkansupaya kamujanganmenyembahselain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibubapakmudengansebaik-baiknya. (QS alIsra’/17:23).
Juga disebutkan dalam sebuahhadits, Rasullahshollallahu ‘alaihiwa
sallam bersabda: اﻟْﺠَﻨﱠﺔَ ْ ﻳَﺪْﺧُﻞ ْ ﻟَﻢ َّ ﺛُﻢ ﻛِﻠَﻴْﻬِﻤَﺎ ْ أَو
أَﺣَﺪَﻫُﻤَﺎ ِ اﻟْﻜِﺒَﺮ َ ﻋِﻨْﺪ ِ وَاﻟِﺪَﻳْﻪ َ أَدْرَك ْ ﻣَﻦ َ ﻗَﺎل ِ
اﻟﻠﱠﻪ َ رَﺳُﻮل ﻳَﺎ ْ ﻣَﻦ َ ﻗِﻴﻞ ُ أَﻧْﻔُﻪ َ رَﻏِﻢ َّ ﺛُﻢ ُ أَﻧْﻔُﻪ َ
رَﻏِﻢ َّ ﺛُﻢ ُ أَﻧْﻔُﻪ َ رَﻏِﻢ
“Sungguhcelaka, sungguhcelaka,
sungguhcelaka,” ditanyakankepada beliau: “Siapa,
wahaiRasulullah?”(Rasulullahmenjawab), “Orangyangmenjumpai kedua
orangtuanya dalam keadaanusia lanjut salahsatunya ataukeduanya, laluia
tidak dapat masuk surga.”(HR. Muslim 4628).
Berbaktikepada
orangtua merupakancahaya penerangbagi rumahkaum Muslimin. Didalamnya
terdapat adab-adab, misalnya: mendengar perkataan mereka, memenuhi
perintahmereka, menjawabpanggilanmereka, merendahkandiri kepada orangtua
denganpenuh kasih sayang, tidak menyelisihiperintahnya, mendoakandan
menjaga kehormatannya setelah mereka wafat, menyambungtali
silaturrahmidengan kerabat-kerabatnya semasa mereka masihhidup
dansesudah wafatnya, tidakdurhaka kepada mereka, serta bersedekahatas
nama mereka. Dengan demikianrumah-rumah yang dihuni
olehorang-orangyangberbuat baik kepada orangtuanya terasa tenang,
tenteram, dan terjaga dari godaan-godaan setan.
Ketiga.
Hubungansesama anak-anak di dalam rumah. Menjadi kewajibanorang tua
untuk memperhatikan sikapanak-anak terhadap saudara-saudaranya. Berusaha
membimbing mereka menuju kebaikansesuai dengankemampuannya.Tekankananak
yanglebih muda untuk menghormatiyang lebihtua, dan yang lebihtua
menyayangi yang lebihmuda. Nabishollallahu ‘alaihiwa sallam bersabda :
ﺻَﻐِﻴﺮَﻧَﺎ ْ وَﻳَﺮْﺣَﻢ ﻛَﺒِﻴﺮِﻧَﺎ َّ ﺣَﻖ ْ ﻳَﻌْﺮِف ْ ﻟَﻢ ْ ﻣَﻦ ﻣِﻨﱠﺎ َ
ﻟَﻴْﺲ َ ﻗَﺎل
Bukandari golongankamiorang yang tidak mengetahui hak orangyanglebihtua dantidak menyayangiorangyanglebih muda.(HR. Ahmad).
Hendaklahorang tua mengajarkan adabdan sopansantunterhadapsesama
mereka, tidak salingmengejek danmerendahkan, sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulanoranglaki-lakimerendahkankumpulan yanglain, boleh
jadi yang ditertawakanitu lebihbaikdarimereka. Danjanganpula sekumpulan
perempuan merendahkankumpulan lainnya, bolehjadiyangdirendahkan itulebih
baik.Dan janganlah suka mencela dirimu sendiridan jangan
memanggildengan gelaranyang mengandungejekan. Seburuk-buruk
panggilanadalah (panggilan)yang buruk sesudahiman danbarangsiapa yang
tidak bertobat, maka mereka itulahorang-orangyangzalim. (QS
alHujurat/49:11).
Begitu juga, hendaknya orangtua
memperhatikandanmengarahkananak-anak kepada hal-halyangbermanfaat,
danbukanpada hal-halyangmerusak. (Fiqh Tarbiyatilal Abna’wa
Thaifatumin-Nashaihath-Thiba’, hlm. 145)
Keempat. Rumahsebagai
tempat berdzikirdan beribadahkepada AllahSubhanahu wa Ta’ala.
وَاﻟْﻤَﻴﱢﺖِ ِّ اﻟْﺤَﻲ ُ ﻣَﺜَﻞ ِ ﻓِﻴﻪ ُ اﻟﻠﱠﻪ ُ ﻳُﺬْﻛَﺮ ﻻَ اﻟﱠﺬِي ِ
وَاﻟْﺒَﻴْﺖ ِ ﻓِﻴﻪ ُ اﻟﻠﱠﻪ ُ ﻳُﺬْﻛَﺮ اﻟﱠﺬِي ِ اﻟْﺒَﻴْﺖ ُ ﻣَﺜَﻞ
Perumpamaanrumah yang disebutkannama Allahdi dalamnya danyangtidak,
adalahsebagaimana orang yang hidup danmati. (HR.Muslim, 779).
Betapa banyak rumah-rumahkaum Muslimin yang sepi daridzikrullah, bahkan
lebih dipenuhi denganberbagai macam perkara yangmendatangkan
kemurkaanAllah Subhanahu wa Ta’ala, sepertimusik, gambar-gambar makhluk
bernyawa, dan berbagaimacam bentukmaksiat.Sedangkan rumah-rumahyangdi
dalamnya selalu diramaikandengan aktifitas ibadah, adalahrumah yang
selalu dikelilingipara malaikat danmembuat setanlaridarinya, sebagaimana
disebutkanRasulullah shollallahu‘alaihiwa sallam dalam hadits:
اﻟْﺒَﻘَﺮَةِ ُ ﺳُﻮرَة ِ ﻓِﻴﻪ ُ ﺗُﻘْﺮَأ اﻟﱠﺬِي ِ اﻟْﺒَﻴْﺖ ْ ﻣِﻦ ُ ﻳَﻨْﻔِﺮ َ
اﻟﺸﱠﻴْﻄَﺎن َّ إِن َ ﻣَﻘَﺎﺑِﺮ ْ ﺑُﻴُﻮﺗَﻜُﻢ ﺗَﺠْﻌَﻠُﻮا ﻻَ
Janganlahkalian menjadikanrumah-rumah kalianseperti kuburan.
Sesungguhnya setanlari dari rumahyangdibacakansurat al Baqarah. (HR.
Muslim).
Juga dalam haditsyanglain, beliau shollallahu‘alaihiwa
sallam bersabda: ﺧَﻴْﺮًا ِ ﺻَﻼَﺗِﻪ ْ ﻣِﻦ ِ ﺑَﻴْﺘِﻪ ﻓِﻲ ٌ ﺟَﺎﻋِﻞ َ اﻟﻠﱠﻪ
َّ ﻓَﺈِن ِ ﺻَﻼَﺗِﻪ ْ ﻣِﻦ ﻧَﺼِﻴﺒًﺎ ِ ﻟِﺒَﻴْﺘِﻪ ْ ﻓَﻠْﻴَﺠْﻌَﻞ ِ ﻣَﺴْﺠِﺪِه
ﻓِﻲ َ اﻟﺼﱠﻼَة ْ أَﺣَﺪُﻛُﻢ ﻗَﻀَﻰ إِذَا
Jika salah seorang
diantara kaliantelahselesai darishalat dimasjidnya, maka hendaklah
memberikanbagianshalatnya dirumahnya. Sesungguhnya Allah
memberikankebaikan dirumahnya darisebabshalatnya. (HR. Muslim, 778).
Imam anNawawi berkata: “Jumhur ulama berpendapat, shalat itu
adalahshalat sunnah(yang dikerjakan dirumah)dalam rangka
menyembunyikannya (dari pandanganmanusia). Juga karena hadits lainnya:
‘sebaik-baik shalat adalah shalat seseorangdi rumahnya, kecualishalat
yangwajib’, Rasulullah shollallahu‘alaihi wa sallam menganjurkanshalat
di rumah, karena lebihtersembunyi (dari pandangan manusia),
lebihjauhdari sifat riya’, danlebih terjaga dari perkara-perkara yang
menyebabkan terhapusnya suatuamalan. Juga untuk mendatangkanbarakahbagi
rumahtersebut, demikianjuga turunnya malaikat dan larinya setan
darinya”.
Akhirnya kamimengajak kaum Musliminagar
menjadikanrumah-rumah mereka, sebagai rumahyangdipenuhi denganruku’,
sujud, tilawat, menunaikanhak-hak AllahSubhanahumengikuti
adab-adabRasulullah shollallahu‘alaihiwa sallam, menunaikan hak-hak
sesama dan menjauhkansegala perkara-perkara yang mendatangkankemurkaan
danadzab-Nya. Sehingga rumah-rumahkaum Muslimin punmerupakansurga mereka
didunia sebelum meraihsurga di akhirat kelak. (Ustadz
AbuSaadMuhammadNur Huda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar