Langsung ke konten utama

Langkah-Langkah Membuat Anggaran Rumah Tangga yang Efektif

Sebagai bekal saat menikah nanti, saya memang berkeinginan untuk mencari dan menelan segala ilmu di dunia ini. Sebab menurut saya, pernikahan membutuhkan segala jenis ilmu. Sambil menunggu jodoh yang tak kunjung datang, saya memanfaatkannya untuk dua hal yaitu: pertama memperbaiki akhlak saya, dan kedua mencari ilmu sebanyak mungkin. Sehingga ketika ada seseorang yang mengkhitbah dan menikahi saya, saya sudah siap secara lahir dan batin. Saya bisa mengatasi segala permasalahan yang akan muncul dalam pernikahan kami dengan ilmu dan bekal yang saya miliki. Saya harap permasalahan tersebut dapat saya atasi dengan sebaik mungkin, sebijak mungkin, dan setenang mungkin bersama suami saya.

Salah satu ilmu yang sangat penting dalam pernikahan adalah ilmu mengenai keuangan. Sebab, tidak bisa dipungkiri, keuangan merupakan masalah yang rawan konflik, termasuk di dalam rumah tangga. Seorang suami yang bekerja, dan istri yang mengelola keuangan terkadang menghadapi masalah ketika suami merasa telah memberikan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama sebulan penuh, namun menurut istri, jumlah tersebut masih kurang. Masalah pun timbul saat suami menuduh istri boros dan tidak bisa mengelola dengan baik.

Agar tidak terjadi perselisihan, saya akan selalu belajar masalah keuangan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah, pembelajaran ini sudah saya terapkan sejak kuliah, mengatur keuangan dengan baik terutama masalah pemasukan dan pengeluaran.

Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk membuat anggaran rumah tangga agar tidak kerepotan dengan segala bentuk pengeluaran setiap bulan:

1. Identifikasi Sumber Pendapatan Keluarga

   Sumber pendapatan keluarga berasal dari gaji suami saja atau gaji suami ditambah gaji istri. Sumber pemasukan lain meskipun kecil juga perlu dicantumkan, misalnya berjualan secara online atau membuka warung di depan rumah.

2. Buat Daftar Pengeluaran Per Bulan

   Setiap pengeluaran, baik yang pokok maupun sekunder harus dimasukkan. Misalnya, biaya listrik, gas, SPP anak, belanja bulanan, dan sejenisnya. Jangan lupa untuk memasukkan pengeluaran non-pokok dengan jumlah yang tidak tetap setiap bulan, seperti dana untuk makan di luar, biaya membawa anak tamasya, atau jalan-jalan ke mal.

3. Hitung Jumlah Hutang

   Kumpulkan semua jenis hutang atau cicilan yang harus dibayar setiap bulannya, seperti cicilan kendaraan, rumah, kartu kredit, dan yang lainnya. Meskipun tidak nyaman, lebih baik bersikap realistis pada jumlah hutang agar memudahkan mencari solusi untuk melunasinya.

4. Menghitung Rencana Keuangan

   Susun jumlah pendapatan, pengeluaran, dan hutang, lalu atur rencana untuk membayar pengeluaran dan hutang. Tentukan mana yang perlu dibayar paling awal dan tidak bisa ditunda, baru kemudian pengeluaran yang tidak terlalu penting. Dahulukan membayar hutang daripada menabung jika total hutang cukup besar.

5. Mengurangi Pengeluaran

   Jika kebutuhan dan hutang sama atau lebih besar dari uang yang masuk ke kantong, disiplinkan seluruh anggota keluarga untuk hidup hemat. Kurangi acara makan di restoran atau jalan-jalan ke mal. Gunakan uang secara bijak hanya untuk hal-hal yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan.

6. Susun Anggaran Rumah Tangga dengan Rapi

   Jika memiliki komputer, buatlah file data anggaran rumah tangga setiap bulannya agar dapat lebih mudah membandingkannya dengan pengeluaran di bulan-bulan sebelumnya. Menggunakan buku khusus juga dapat diterapkan. Simpan data penting seperti struk belanja, tagihan telepon dan listrik, kwitansi, dan sejenisnya dengan baik untuk mempermudah menyusun rencana anggaran.

7. Tentukan Cita-Cita Finansial

   Anda dan suami tentu memiliki keinginan dan cita-cita menyangkut finansial keluarga. Misalnya, ingin membeli rumah atau kendaraan pribadi, berlibur, atau berinvestasi. Cita-cita ini penting untuk mendorong Anda dan suami agar lebih bijak dalam mengatur anggaran rumah tangga. Sisihkan dana dalam bentuk rekening tabungan yang terpisah dari rekening untuk kebutuhan sehari-hari.

Menyusun anggaran rumah tangga tidaklah sulit, bagian tersulit terletak pada bagaimana sekeluarga menerapkannya. Asal mau disiplin, acara pusing setiap tanggal tua tidak akan dialami lagi. Ayo, Bu, susun anggaran rumah tangga dari sekarang!

Semoga artikel ini membantu dan dapat dijadikan pedoman dalam mengatur keuangan rumah tangga Anda. 😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebijakan Publik yang bermodel kelompok

Oleh Regas Febria Yuspita Pendahuluan Model adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan tertentu, model kebijakan biasanya dinyatakan dalam bentuk konsep teori, diagram, grafik atau persamaan matematika. Model kebijakan publik harus memiliki karakteristik, sederhana dan jelas, ketepatan identifikasi aspek penting problem kebijakan, menolong untuk pengkomunikasian, usaha langsung untuk memahami kebijakan publik secara lebih baik ( manageable ) dan memberikan penjelasan & memprediksi konsekwensi. Model pembuatan kebijakan publik meliputi model elit, model kelompok, model kelembagaan, model proses, model rasionalism, model inkrementalism dan model sistem. Pada tulisan ini penulis akan membahas mengenai kebijakan publik yang menggunakan model kelompok.Model kelompok merupakan abstraksi dari proses pembuatan kebijakan. Dimana beberapa kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi isi dan bentuk...

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...