Langsung ke konten utama

Belajar yuk sayang...

Meningkatkan Ketertarikan Anak Belajar

30 June 2012

Mendidik anak belajar cukuplah sulit. Kadang kita butuh kesabaran yang lebih untuk membuat anak kita mengerti bagaimana pentingnya belajar.

Belajar bagi anak, terutama anak kecil, haruslah menyenangkan dan tanpa tekanan sehingga anak akan lebih mudah menyerap pelajarannya dan lebih mudah menerima kalau belajar sebenarnya sangat di perlukan.

Membuat suasana belajar yang menyenangkan untuk anak memang harus diakui tidaklah mudah. Diperlukan kegiatan yang persuasif dan sesuai dengan ketertarikan si anak sehingga anak dapat dengan mudah diajak untuk belajar.

Lingkungan yang kondusif sangatlah berpengaruh pada niat anak belajar. Jika lingkungan nya di bentuk sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan rasa penasaran si anak, pasti anak dapat dengan mudah diajak untuk belajar.

Pergaulan pun sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan niat belajar anak. Dengan teman-teman yang aktif, anak akan dapat dengan mudah ikut tertarik pada sesuatu sehingga ia dapat dengan mudah mulai belajar.

Teman-teman yang pasif akan membuatnya mengikuti hal tersebut yang nantinya akan berakibat pada berkurangnya rasa penasaran si anak akan sesuatu yang akhirnya menurunkan niat belajar si anak.

Tidak hanya pergaulan dan lingkungan saja yang berpengaruh pada niat anak belajar. Keadaan fisiknya pun mempengaruhi. Dengan keadaan yang tidak fit, anak akan sangat mudah sekali turun rasa ingin tahunya.

Hal ini disebabkan oleh tingkat emosional yang meningkat akibat keadaan tubuh tidak fit yang mengakibatkan sulitnya anak untuk berkonsentrasi.

Membuat anak berkonsentrasi pun memang agaknya sangat sulit dilakukan. Untuk membuat anak berkonsentrasi pada apa yang ia lakukan seperti belajar, dibutuhkan kesabaran yang ekstra. Karena hanya sedikit hal yang membuat anak berkonsentrasi pada apa yang ia lakukan, yaitu rasa penasaran dan rasa ketertarikan.

Rasa penasaran dan rasa ketertarikan, dua-duanya sangat lah terkait. Tanpa ketertarikan anak tidak mungkin penasaran. Tanpa penasaran, rasa ketertarikan sangatlah sulit untuk timbul. Tapi jika keduanya telah timbul dalam diri seorang anak, hanya dibutuhkan sedikit lagi usaha agar anak dapat belajar.

Selain membuat suasana belajar menyenangkan diperlukan pula sisipan disiplin di dalam kegiatan anak belajar. Disiplin disini bukan dimaksudkan untuk mengekang si anak tapi mengajarkan konsistensi dasar kepada anak.

Disiplin dapat dipraktekan dengan tetap menyenangkan dengan menggunakan kalimat yang tidak terkesan merendahkan tetapi lebih terkesan menyemangati dan tetap positif.

Sistem hukuman dan hadiah pun dapat di sisipkan diantara kegiatan belajar. Sebab hukuman dan hadiah dapat di jadikan motivasi untuk si anak dalam kegiatan belajar.

Tetapi harus diperhatikan juga system hadiah dan hukuman ini, sebab kadang kita terlalu banyak memberikan porsi hadiah atau hukuman tersebut. Jika kita terlalu banyak memberikan hadiah, si anak akan manja lalu jika kita terlalu banyak memberikan hukuman, si anak akan takut dan kapok.

Begitu banyak cara dalam mengajak anak untuk memulai belajar. Banyak cara pula untuk menumbuhkan rasa penasaran dan rasa ketertarikan anak terhadap sesuatu.

Tetapi pertimbangkanlah tiap-tiap cara yang ingin digunakan, sebab apapun cara kita akan berdampak antara negatif atau positif pada anak. (ik)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebijakan Publik yang bermodel kelompok

Oleh Regas Febria Yuspita Pendahuluan Model adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan tertentu, model kebijakan biasanya dinyatakan dalam bentuk konsep teori, diagram, grafik atau persamaan matematika. Model kebijakan publik harus memiliki karakteristik, sederhana dan jelas, ketepatan identifikasi aspek penting problem kebijakan, menolong untuk pengkomunikasian, usaha langsung untuk memahami kebijakan publik secara lebih baik ( manageable ) dan memberikan penjelasan & memprediksi konsekwensi. Model pembuatan kebijakan publik meliputi model elit, model kelompok, model kelembagaan, model proses, model rasionalism, model inkrementalism dan model sistem. Pada tulisan ini penulis akan membahas mengenai kebijakan publik yang menggunakan model kelompok.Model kelompok merupakan abstraksi dari proses pembuatan kebijakan. Dimana beberapa kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi isi dan bentuk...

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...