Langsung ke konten utama

Jenazah Orang Beriman Ingin Kiamat Disegerakan

Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa bila seorang beriman menemui ajalnya, maka ia akan sangat bergembira. Mengapa? Sebab saat kematian menjemputnya ia disambut dengan informasi bahwa dirinya memperoleh ke-ridha-an dan kemuliaan dari Allah ta’aala. Lalu keadaan itu menyebabkan dirinya semakin rindu dan ingin segera berjumpa dengan Allah ta’aala. Lalu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjamin bahwa bila seseorang rindu dan ingin berjumpa dengan Allah ta’aala, maka Allah ta’aala -pun akan rindu dan ingin berjumpa dengan hamba-Nya tersebut di hari Berbangkit. Begitulah kemuliaan yang dianugerahkan bagi seorang yang beriman.

Namun sebaliknya, seorang kafir akan berada dalam kegoncangan luar biasa saat dirinya menemui ajalnya. Sebab saat itu ia disambut dengan kabar bahwa azab dan siksa Allah ta’aala menantinya. Hal ini akan membuat dirinya semakin enggan dan tidak mau berjumpa dengan Allah ta’aala. Dan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjanjikan bahwa bagi orang yang enggan berjumpa dengan Allah ta’aala berarti Allah ta’aala –pun akan enggan dan tidak mau berjumpa dengan hambaNya tersebut di hari Berbangkit.

الْمُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ الْمَوْتُ بُشِّرَ بِرِضْوَانِ اللَّهِ وَكَرَامَتِهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ فَأَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ وَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا حُضِرَ بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَعُقُوبَتِهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَهَ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

”Bila seorang mu’min menemui kematian, maka ia digembirakan dengan ke-ridha-an Allah ta’aala dan kemuliaan dariNya. Maka tidak ada sesuatu yang lebih ia sukai selain apa yang ia lihat. Maka ia ingin berjumpa dengan Allah ta’aala dan Allah ta’aala-pun ingin berjumpa dengannya. Sedangkan bila seorang kafir menemui kematian, maka ia digembirakan dengan azab Allah ta’aala dan siksa-Nya. Maka tidak ada sesuatupun yang lebih ia benci daripada apa yang apa yang ia lihat. Ia benci berjumpa dengan Allah ta’aala dan Allah ta’aala-pun benci berjumpa dengannya.” (HR Bukhary 20/165)

Itulah rahasianya mengapa jenazah orang beriman hanya mengajukan satu permintaan kepada Allah ta’aala ketika berada di dalam kuburnya. Ia akan sibuk sepanjang keadaannya di alam Barzakh tersebut meminta kepada Allah ta’aala agar hari Kiamat disegerakan kedatangannya.

فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

Maka jenazah itupun berdoa:”Ya Rabb, segerakanlah datangnya hari kiamat sehingga aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku.” (HR Ahmad 37/490)

Mengapa jenazah orang beriman memohon kepada Allah ta’aala agar hari Kiamat disegerakan? Karena setiap pagi dan petang ia diperlihatkan preview atau trailer calon tempat tinggalnya di akhirat kelak. Dan ternyata tempat itu adalah surga dengan segenap keindahan dan kenikmatannya. Sedangkan ia tahu bahwa satu-satunya hal yang membatasi dirinya untuk masuk ke surga adalah peristiwa Kiamat. Bilamana kiamat telah datang setiap manusia yang telah meninggal akan dibangkitkan kembali. Maka orang yang berbahagia adalah orang yang setelah dibangkitkan lalu dimasukkan Allah ta’aala ke dalam surgaNya. Jelaslah jenazah mu’min tidak sabar menunggu hal itu. Maka ia hanya bisa berdoa dan memohon kepada Allah ta’aala agar Kiamat disegerakan.

فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي (أحمد)

Maka dibentangkanlah surga baginya, dipakaikan baju dari surga, dibukakakan satu pintu baginya menuju ke surga, didatangkan kepadanya aroma dan sejuknya surga dan diluaskan makamnya sejauh mata memandang. Datang seseorang berwajah bagus, berpakaian bagus dan beraroma semerbak berkata: ”Bergembiralah engkau dengan hari bahagia yang dijanjikan untukmu ini.” Dia bertanya: ”Siapa kamu, sepertinya datang dengan wajah yang baik?” Iapun menjawab: ”Akulah ‘amal sholeh-mu.” Maka jenazah itupun berdoa: ”Ya Rabb, segerakanlah datangnya hari kiamat sehingga aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku.” (HR Ahmad 37/490)

Sebaliknya, jenazah orang kafir hanya mengajukan satu permintaan kepada Allah ta’aala ketika berada di dalam kuburnya. Ia akan sibuk sepanjang keadaannya di alam Barzakh tersebut meminta kepada Allah ta’aala agar hari Kiamat tidak terjadi.

فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ

Maka jenazah itupun berdoa:”Ya Rabb, janganlah Engkau datangkan hari kiamat.” (HR Ahmad 37/490)

Mengapa jenazah orang kafir memohon kepada Allah ta’aala agar hari Kiamat tidak terjadi? Karena setiap pagi dan petang ia diperlihatkan preview atau trailer calon tempat tinggalnya di akhirat kelak. Dan ternyata tempat itu adalah neraka dengan segenap siksaan dan kesengsaraannya. Sedangkan ia tahu bahwa satu-satunya hal yang membatasi dirinya untuk masuk ke neraka adalah peristiwa Kiamat. Bilamana kiamat telah datang setiap manusia yang telah meninggal akan dibangkitkan kembali. Maka orang yang celaka adalah orang yang setelah dibangkitkan lalu dimasukkan Allah ta’aala ke dalam nerakaNya. Jelaslah jenazah kafir tidak ingin hal itu menjadi kenyataan. Maka ia hanya bisa berdoa dan memohon kepada Allah ta’aala agar Kiamat jangan sampai terjadi. Padahal Kiamat insyaAllah pasti terjadi..!

فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ

Maka dibentangkanlah neraka baginya, dibukakakan satu pintu baginya menuju ke neraka, didatangkan kepadanya panas neraka dan aromanya dan disempitkankan makamnya sehingga hancurlah tulang-belulangnya. Datang seseorang berwajah jelek, berpakaian buruk dan berbau busuk berkata: ”Bergembiralah engkau dengan hari celaka yang dijanjikan untukmu ini.” Dia bertanya: ”Siapa kamu, sepertinya datang dengan wajah keburukan?” Iapun menjawab: ”Akulah ‘amal buruk-mu.” Maka jenazah itupun berdoa: ”Ya Rabb, janganlah datangkan hari kiamat.” (HR Ahmad 37/490)

Sumber : eramuslim.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebijakan Publik yang bermodel kelompok

Oleh Regas Febria Yuspita Pendahuluan Model adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan tertentu, model kebijakan biasanya dinyatakan dalam bentuk konsep teori, diagram, grafik atau persamaan matematika. Model kebijakan publik harus memiliki karakteristik, sederhana dan jelas, ketepatan identifikasi aspek penting problem kebijakan, menolong untuk pengkomunikasian, usaha langsung untuk memahami kebijakan publik secara lebih baik ( manageable ) dan memberikan penjelasan & memprediksi konsekwensi. Model pembuatan kebijakan publik meliputi model elit, model kelompok, model kelembagaan, model proses, model rasionalism, model inkrementalism dan model sistem. Pada tulisan ini penulis akan membahas mengenai kebijakan publik yang menggunakan model kelompok.Model kelompok merupakan abstraksi dari proses pembuatan kebijakan. Dimana beberapa kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi isi dan bentuk...

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...