Langsung ke konten utama

"MENGAPA KAUM WANITA PALING SEDIKIT DI SURGA?"



"Sesungguhnya penghuni Surga yang paling sedikit adalah
kaum wanita." (H.R. Muslim & Ahmad)

Menurut Imam Al-Qurthubi Rahimahullah memberikan penjelasan tentang makna Hadits tersebut.

Yang menjadi penyebab banyaknya kaum wanita dalam Neraka :

1. Karena hawa nafsu yang lebih mendominasi dalam diri kaum wanita.


2. Karena kecenderungan kaum wanita pada kesenangan-kesenangan dunia.

3. Karena sering berpaling dari urusan akhirat akibat kurangnya akal pada kebanyakan kaum wanita.

4. Karena kaum wanita begitu mudah tertipu oleh kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah dan cenderung melupakan untuk beramal baik.

5. Karena kaum wanita juga banyak menjadi penyebab berpalingnya kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka.

6. Karena kaum wanita juga cepat tertipu jika diajak pada penyelewengan terhadap Agama.

7. Karena kaum wanita juga begitu susah untuk diajak pada urusan untuk akhirat.

(Lihat : Jahannam Ahwaluha Wa Ahluha & At-Tadzkirah)

Wahai Ukhty,
Tulisan ini tak ada maksud sedikitpun untuk mengecilkan hati ataupun untuk memvonis para Ukhty semuanya.

Akan tetapi justeru malah sebaliknya semata-mata agar bisa dijadikan sebagai renungan bersama supaya kita selalu berusaha dan terus berusaha tanpa mengenal kata menyerah untuk tetap istiqamah berusaha menjadikan diri lebih baik dan terus meningkatkan ibadah serta ketakwaan kepada Allah SWT.

Agar kelak mendapatkan ridha dari Allah SWT dan ditempatkan dalam Surga-Nya dan bukan termasuk golongan wanita yang berada di Neraka-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...