Langsung ke konten utama

Belajar jadi ibu yuks


Nah berikut langkah-langkah bahagia menjadi seorang ibu kelak yang harus aku ketahui.

1. Menjadi Diri Sendiri
Banyak stres sebagai orang tua, istri dan menantu yang bisa mendesak Anda. Banyak ibu di dunia ini yang merasa mereka tidak cukup baik. Untuk mengatasinya, carilah standar ibu yang baik menurut Anda sendiri, lalu sesuaikan dengan nilai diri Anda. Berikan yang terbaik yang Anda bisa dari diri Anda.

Anda ada bukan hanya untuk melayani suami dan merawat anak-anak. Jadilah ibu yang aktif dan penuh kejutan. Saat Anda sendirian, rencanakan sesuatu untuk keluarga Anda, misalnya membuat Black Forest tanpa mereka duga. Membuat rencana membantu Anda mengalihkan pikiran dari kejenuhan dan kekecewaan yang tidak perlu terhadap diri Anda sendiri.

2. Membuat Rencana



Biarpun keinginanku menjadi seorang ibu, entah kapan dikabulkan. Tapi tidak membuatku menyerah. Karena aku bisa tetep memanfaatkan waktu menungguku dengan belajar dan belajar menjadi seorang ibu. Ya belajar menjadi seorang ibu dengan murid-muridku di Sekolah Dasar. Belajar memahami pola pikirnya, belajar memahami perilaku mereka. Agar suatu ketika, pada waktunya nanti aku sudah benar-benar keren menjadi seorang ibu. Menjadi ibu yang hebat, menjadi ibu yang sholehah dan mengerti kebutuhan anak-anak sebagaimana perkembangan psikologi mereka.

3. Kendalikan Kesibukan di Rumah
Anda adalah seorang ibu, kehadiran Anda untuk menstabilkan suasana rumah sangatlah penting. Jangan sampai setiap akhir pekan suami dan anak-anak Anda tidak bersama Anda karena sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ajaklah mereka meluangkan waktu bersama, rencanakan untuk melakukan sesuatu atau pergi ke suatu tempat bersama-sama.

4. Waktu Untuk Keluarga dan Waktu Untuk Berteman
Kami tahu Anda masih senang bergaul dengan teman-teman Anda. Namun, saat Anda sudah menjadi ibu dan istri, Anda sebaiknya mengatur waktu menghubungi teman Anda. Tidak setiap saat Anda stres lalu berlari mencari nomor telepon mereka. Andalkan keluarga Anda, ajak mereka berdiskusi. Anda sudah memulai koneksi untuk saling peduli pada kondisi masing-masing anggota keluarga.

5. Sharing Passion Anda Pada Anak-anak Anda
Anda sebenarnya adalah sumber inspirasi bagi anak-anak dan suami Anda. Tidak harus dengan 'mendongengi' mereka dengan cita-cita dan harapan Anda. Ajaklah mereka mengenal hal-hal yang Anda sukai. Misalnya mencintai alam, memasak, olahraga atau apapun yang bermanfaat untuk mereka kelak.

6. Cluttering (Memilah Barang yang Perlu dan Tidak Perlu)
Ini bukanlah sekedar kerja bakti. Ini merupakan bentuk didikan akan kebersihan dan keefisienan terhadap barang di rumah. Selain itu melakukan cluttering barang yang perlu disimpan dan tidak perlu akan membantu Anda memperbaiki suasana rumah. Anda juga akan mengajak keluarga Anda untuk belajar untuk lebih selektif dan kreatif terhadap barang di rumah Anda.

7. Lakukan Kegiatan Menarik
Lakukan kegiatan menarik bersama keluarga Anda. Tidak harus menghabiskan uang di luar rumah. Anda bisa melakukannya bersama dengan keluarga Anda saat sama-sama membersihkan rumah. Caranya dengan menentukan waktu yang singkat untuk membersihkan rumah. Semacam kompetisi untuk bisa membersihkan rumah dalam waktu singkat dan siapa yang bisa menyelesaikan lebih banyak. Selain ini akan menyenangkan, Anda juga akan tahu sejauh mana kemampuan keluarga Anda dalam menjaga keteraturan di rumah.

Nah, Bunda. Anda tidak perlu ragu dengan diri Anda. Dengan melakukan sesuatu, Anda bisa menjadi ibu yang tidak hanya sibuk dengan pekerjaan rumah, tapi juga bahagia dengan itu semua. Semoga tips ini bermanfaat ya, Bunda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...