Langsung ke konten utama

Ndak perlu iri dengan wanita lain...hehe

Seringkali wanita iri melihat wanita lain yang lebih seksi dengan ukuran payudara yang lebih besar dan montok. Memang sih, penampilan jadi lebih hot. Namun ternyata ada fakta lain yang lebih menyenangkan bagi Anda yang memiliki payudara ukuran kecil. Payudara berukuran kecil ternyata juga banyak keuntungannya, Ladies. Meski ukurannya nggak terlalu montok, namun ada beberapa fakta menyenangkan yang bisa membuat Anda mengurungkan niat mengeluarkan uang untuk produk pembesar payudara. Well, let's see the facts.

1. Lebih Mudah Mendapatkan Bra
Keuntungan pertama adalah bra yang Anda butuhkan lebih mudah didapat. Selain itu Anda juga bisa mendapatkan bra dengan harga yang lebih murah karena tidak perlu mencari bra dengan ukuran khusus yang pastinya lebih mahal. Ekonomis, bukan?
2. Tidak Sakit Punggung
Semakin kecil payudara Anda, semakin minim resiko hidup yang Anda peroleh. Salah satunya adalah terhindar dari sakit punggung. Banyak wanita yang memiliki payudara besar memiliki resiko sakit punggung yang lebih besar.

 
3. Lebih Natural
Payudara yang kecil memberikan kesan yang ramping dan natural. Anda mungkin berpikir bahwa penampilan itu nggak seksi sama sekali, namun nyatanya banyak pria lebih mendambakan payudara kecil kok, Ladies.
4. Resiko Kendur
Payudara besar perlu perawatan khusu agar tidak kendur. Bila Anda memiliki payudara kecil, Anda akan minim mengalami resiko ini dan memiliki tubuh yang nampak lebih kencang. Ada manfaatnya juga kan punya payudara lebih kecil.
5. Baju
Dengan payudara yang lebih kecil, Anda memiliki lingkar dada yang fit dengan banyak ukuran baju. Karena Anda tidak akan bermasalah dengan kancing depan di dada yang biasanya akan sedikit 'mengintip' bila ukuran payudara agak kebesaran. Be grateful Ladies.
Apapun ukuran payudara Anda, yang lebih penting adalah bersyukur dengan merawatnya. Jangan sembarangan menggunakan produk yang membahayakan kesehatan payudara. Bukannya cantik, malah jadi berabe kan? Love yourself, love your breast.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...