Langsung ke konten utama

PERNIKAHAN YANG BAROKAH

Bagaimana sich Pernikahan yang Barokah Itu?

Barokallah, sebuah doa yang dipanjatkan ketika dua insan laki-laki dan perempuan telah dipertemukan oleh Tuhan dengan jodohnya. Bahkan itu bisa bermakna doa bagi perjalan
an yang akan mengiringi keduanya dalam membentuk sebuah bangunan keluarga.

Barokah disini bisa dimaknai dengan bertambahnya segala manfaat dan kebahagiaan setelah menikah. Namun tidak semua pasangan suami istri mampu merasakan keberkahan dalam hidup berumah tangga. Sebab berkah atau tidaknya sebuah pernikahan, tergantung bagaimana pasangan suami istri mampu mengupayakan.

Adapun langkah awal untuk mengupayakan sebuah pernikahan yang barokah dimulai dengan mensyukuri dan menyadari akan tanggung jawabnya sebagai suami istri.

Pria dan wanita yang telah menikah menyadari bahwa jodoh merupakan anugerah tersendiri yang tidak boleh disia-siakan, banyak orang berharap jodohnya segera datang namun setelah Tuhan mengabulkan harapan jodoh seseorang, dengan mudah orang melupakan rasa Syukur pada Tuhan.



Tidak heran, jika ada yang mengatakan bahwa kebahagiaan dalam pernikahan hanya bisa dirasakan satu atau dua bulan saja atau bahkan ada yang hanya merasakan saat indah dalam pernikahan tidak lebih dari dua minggu. Entah itu sebagai bentuk penyesalan atau memang tidak adanya rasa syukur pada Tuhan karena sudah dipertemukan dengan jodoh yang merupakan jawaban dari harapannya sendiri. Lalu bagaimana bentuk dari rasa syukur atas jodoh?

Kemampuan seseorang dalam memenuhi kewajiban sebagai suami istri dan menjalin hubungan baik dengan pasangannya, secara tidak langsung adalah bentuk rasa syukur pada Tuhan atas Karuni-Nya, sebab Islam mengajarkan demikian, barangsiapa yang bersyukur pada Allah maka Allah akan menambah Karunia-Nya. Dan salah satu karunia yang indah dalam pernikahan adalah terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah wa Rahmah.

Banyak orang beralasan atau mengatakan bahwa kebahagian dalam pernikahan itu singkat ketimbang beban yang dirasakan setelahnya. Beban ketika suami harus menafkahi dan mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya, beban karena menjadi istri yang harus merawat, mengurus anak dan segala kebutuhan rumah tangga dengan segala pernak-perniknya dan beban bersama jika muncul sebuah konflik dalam keluarga yang sulit untuk diselesaikan.

Sangat logis jika sebuah kewajiban suami istri disikapi dengan beban akan menimbulkan sebuah penderitaan bagi keduanya dan bahkan bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak yang dilahirkan. Namun jika kewajiban itu sudah disikapi dengan baik, dengan rasa syukur dan kesadaran bahwa pernikahan membawa konsekuensi logis adanya kewajiban dan hak masing masing pasangan yang harus dipenuhi dan diterima, bukan hal yang tidak mungkin bahwa pernikahan yang barokah itu akan mampu diwujudkan. Aamiin aamiin aamiin yaa rabbal'alamiin...


☆ Semoga Bermanfaat ☆

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...