Langsung ke konten utama

Proposal Nikah

Berikut adalah contoh cara membuat proposal nikah menurut Islam:

Langkah 1: Memilih Calon Pasangan

- Pastikan bahwa calon pasangan Anda adalah seorang Muslim yang taat dan memiliki akhlak yang baik.
- Pastikan bahwa Anda dan calon pasangan Anda memiliki kesepakatan tentang tujuan pernikahan dan kehidupan berkeluarga.

Langkah 2: Mengajukan Proposal

- Pastikan bahwa Anda telah memperoleh izin dari wali (orang tua atau wakil) calon pasangan Anda.
- Ajukan proposal kepada calon pasangan Anda dengan cara yang sopan dan hormat.
- Pastikan bahwa Anda telah memperoleh kesepakatan dari calon pasangan Anda sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.

Langkah 3: Melakukan Ta'aruf

- Ta'aruf adalah proses pengenalan antara calon pasangan untuk memastikan bahwa mereka cocok dan siap untuk menikah.
- Pastikan bahwa Anda dan calon pasangan Anda telah melakukan ta'aruf dengan cara yang Islami, yaitu dengan memperkenalkan diri, membicarakan tentang tujuan pernikahan, dan memastikan bahwa Anda berdua memiliki kesepakatan tentang kehidupan berkeluarga.

Langkah 4: Mengajukan Lamaran

- Pastikan bahwa Anda telah memperoleh izin dari wali calon pasangan Anda untuk mengajukan lamaran.
- Ajukan lamaran kepada calon pasangan Anda dengan cara yang sopan dan hormat.
- Pastikan bahwa Anda telah memperoleh kesepakatan dari calon pasangan Anda sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.

Langkah 5: Menikah

- Pastikan bahwa Anda dan calon pasangan Anda telah memenuhi semua syarat dan ketentuan pernikahan menurut Islam.
- Lakukan pernikahan dengan cara yang Islami, yaitu dengan membaca khutbah nikah, melakukan akad nikah, dan membayar mahar.

Contoh Proposal Nikah Menurut Islam:

PROPOSAL NIKAH

A. Pendahuluan Nikah adalah suatu ikatan suci yang menjadi salah satu syariat Islam yang sangat dianjurkan. Dalam pelaksanaan pernikahan, diperlukan persiapan yang matang dan prosedur yang sesuai dengan ajaran Islam. Proposal nikah ini disusun sebagai panduan untuk melaksanakan pernikahan yang sah dan sesuai dengan syariat.

B. Identitas Calon Pengantin

  1. Calon Suami:

    • Nama: [Nama Calon Suami]

    • Tempat/Tanggal Lahir: [Tempat/Tanggal Lahir]

    • Alamat: [Alamat]

    • Pekerjaan: [Pekerjaan]

    • Status: [Status Pernikahan (Belum Menikah/Duda)]

  2. Calon Istri:

    • Nama: [Nama Calon Istri]

    • Tempat/Tanggal Lahir: [Tempat/Tanggal Lahir]

    • Alamat: [Alamat]

    • Pekerjaan: [Pekerjaan]

    • Status: [Status Pernikahan (Belum Menikah/Janda)]

C. Rencana Pelaksanaan Pernikahan

  1. Tanggal dan Waktu:

    • Tanggal: [Tanggal Pernikahan]

    • Waktu: [Waktu Pernikahan]

  2. Tempat:

    • Lokasi: [Lokasi Pernikahan]

  3. Wali Nikah:

    • Nama Wali: [Nama Wali Nikah]

    • Hubungan dengan Calon Pengantin Wanita: [Hubungan Wali dengan Calon Pengantin Wanita]

D. Rencana Anggaran Biaya

  1. Biaya Akad Nikah:

    • [Rincian Biaya Akad Nikah]

  2. Biaya Resepsi:

    • [Rincian Biaya Resepsi]

  3. Biaya Lain-Lain:

    • [Rincian Biaya Lain-Lain]

E. Penutup Dengan disusunnya proposal ini, kami berharap acara pernikahan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan syariat Islam. Mohon doa dan restu dari semua pihak agar kami dapat melaksanakan pernikahan yang diberkahi Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebijakan Publik yang bermodel kelompok

Oleh Regas Febria Yuspita Pendahuluan Model adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan tertentu, model kebijakan biasanya dinyatakan dalam bentuk konsep teori, diagram, grafik atau persamaan matematika. Model kebijakan publik harus memiliki karakteristik, sederhana dan jelas, ketepatan identifikasi aspek penting problem kebijakan, menolong untuk pengkomunikasian, usaha langsung untuk memahami kebijakan publik secara lebih baik ( manageable ) dan memberikan penjelasan & memprediksi konsekwensi. Model pembuatan kebijakan publik meliputi model elit, model kelompok, model kelembagaan, model proses, model rasionalism, model inkrementalism dan model sistem. Pada tulisan ini penulis akan membahas mengenai kebijakan publik yang menggunakan model kelompok.Model kelompok merupakan abstraksi dari proses pembuatan kebijakan. Dimana beberapa kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi isi dan bentuk...

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...