Langsung ke konten utama

Regas is my truly name

Regas harus belajar menjadi sosok yang manis, anggun, dan penuh sopan santun ketika menjelang dewasa, dan harus membentuk karakter tersebut untuk menentukan masa depan hidup selanjutnya.

Belajar untuk mendapatkan dan menerima jodohnya untuk membentuk sebuah keluarga.

Regas harus belajar untuk mencapai apa yang di inginkannya dalam hidup , belajar mencintai seseorang yang tidak dicintainya ketika Regas dijodohkan, belajar menerima jodoh tersebut dalam hidupnya, belajar mencari cinta ketika cinta tersebut tidak kunjung datang dalam hidupnya, belajar menerima ketika cinta tersebut sudah tidak ada lagi.

Regas harus belajar untuk terbiasa disakiti, di dalam sebuah relationship selalu lebih banyak perempuan yang tersakiti oleh pasangannya dalam banyak hal, ketika pasangan tersebut begitu egois , Regas harus bisa belajar mengalahkan ego nya dan bersabar menerimanya, ketika pasangan tersebut berselingkuh Regas harus bisa belajar membuka pintu maaf bagi pasangannya dan belajar untuk menerima sakit hati tersebut. ketika pasangan tersebut kehilangan pekerjaannya Regas harus belajar mencari nafkah dan menutupi segala kebutuhan rumah tangganya dengan belajar bekerja dan belajar menerima kondisi tersebut, ketika pasangan tersebut meninggallkanya karena meninggal dunia atau memilih hidup dengan perempuannya yang lainnya, Regas lagi lagi harus belajar tegar, ikhlas dan kuat untuk melanjutkan hidupnya.
Regas yang terlahir dengan sosok sempurna, dan mempunyai kehidupan yang hampir sempurna pun , sebaiknya harus belajar untuk rendah hati, dan belajar menghargai apa yang sudah didapat dalamnya hidupnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...