Langsung ke konten utama

... Manisnya Bergelar Wanita ...



Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Pada suatu hari, Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama puteri baginda Saidatina Fatimah r.a Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon tamar, Fatimah terpijak rerumputan putri malu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan. Fatimah mengatakan kepada bapaknya apalah gunanya rerumputan putri malu itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah.

Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya bahwasannya rerumputan putri malu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada rerumputan putri malu ini dari empat aspek.

Pertama, rerumputan putri malu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahwa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).

Kedua, rerumputan putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dari kehormatan sebagai seorang wanita muslimah.


Ketiga, rerumputan putri malu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna wanita solehah hendaknya mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul 'Alamin.

Dan akhir sekali, ia akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh sebab itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu walau pun ia hanya tumbuhan yang kecil. Betapa islam telah meletakkan wanita pada kedudukan semanis-manisny­a? Jika semua saranan Rasulullah ini dituruti ia cukup manis, semua yang bertentangan menjadikannya pahit bagai empedu.

Kemanisan wanita akan hilang apabila apa yang dilakukan bertentangan dengan kejadiannya yang asal. Seorang wanita menjadi kupu-kupu. Dia tidak pulang ke rumah sebaliknya sidia di tempat yang tidak senonoh hingga larut malam. Apakah itu manis? Sudah tentu tidak.

Demikianlah wanita, dia warna alam yang cukup berharga di hargai. Setiap insan lahir dari manusia bernama wanita. Alangkah manisnya menjadi wanita sebab dia unsur terpenting dalam kewujudan alam ini sedemikian rupa.

Kalau kita hendak melihat keburukan bukan satu yang akan kita jumpa, kalau kita hendak mencari kebaikan dan keindahan bukan satu dua juga yang akan kita temui. Apa pun, ingatlah, "Barangsiapa yang tidak menyayangi dia tidak akan disayangi".(HR Muslim)

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...