Langsung ke konten utama

Cara Mengatasi Nyeri pada Leher


 Oleh: dr. Dewi Ema Anindia
 
Nyeri pada leher atau kaku leher merupakan suatu keluhan yang cukup sering muncul. Pada sebagian kasus memang  nyeri pada leher merupakan suatu kondisi yang tidak perlu dikhawatirkan namun pada beberapa individu nyeri pada leher menjadi suatu keadaan yang sangat menggangu.
 
Nyeri pada leher biasanya muncul akibat beberapa penyebab seperti salah posisi tidur, menggunakan komputer dengan waktu yang lama, ataupun akibat salah posisi duduk. Kecemasan dan stres juga dapat menyebabkan nyeri pada leher.
 
Cara mengatasi nyeri pada leher di rumah :
  • Bila sangat nyeri, Anda dapat mengkonsumsi obat-obatan untuk nyeri seperti parasetamol, ibuprofen atau beberapa anti-nyeri yang dapat dioles.
  • Cobalah untuk mengompres leher dengan kompres panas dan dingin à dapat mengurangi nyeri dan kekakuan otot.
  • Tidur dengan jumlah bantal yang tidak tinggi à cobalah untuk tidur dengan 1 bantal saja, hindari tidur dengan 2 atau 3 bantal selama masih ada nyeri dan kaku leher
  • Coba periksa postur tubuh Anda saat duduk, cobalah untuk selalu bersender dan tegap, namun hindari postur terlalu kaku.
  • Hindari menyetir mobil selama leher Anda kaku dan nyeri.
  • Bila leher nyeri disebabkan oleh otot yang terkilir coba untuk lakukanolahraga leher seperti gerakkan kepala Anda ke atas dan ke bawah serta gerakkan kepala ke samping kiri dan kanan.
  • Bila Anda sudah lama bekerja depan komputer, coba istirahat sejenak untuk melemaskan otot-otot pada leher.
  • Koreksi posisi duduk Anda jika beraktivitas di depan komputer dalam waktu lama. Pastikan posisi duduk Anda baik dan benar. Untuk mengetahui lebih lanjut simak video Klikdokter berikut ini mengenai posisi tubuh yang baik dan benar dalam beraktivitas di kantor dan keseharian, klik disini.
 
Selalu ingat untuk konsultasi dengan dokter bila nyeri leher semakin berat sebab nyeri leher dalam waktu yang lama dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti kelainan pada tulang, trauma, penyakit degenerative atau tumor.[](EA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebijakan Publik yang bermodel kelompok

Oleh Regas Febria Yuspita Pendahuluan Model adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan tertentu, model kebijakan biasanya dinyatakan dalam bentuk konsep teori, diagram, grafik atau persamaan matematika. Model kebijakan publik harus memiliki karakteristik, sederhana dan jelas, ketepatan identifikasi aspek penting problem kebijakan, menolong untuk pengkomunikasian, usaha langsung untuk memahami kebijakan publik secara lebih baik ( manageable ) dan memberikan penjelasan & memprediksi konsekwensi. Model pembuatan kebijakan publik meliputi model elit, model kelompok, model kelembagaan, model proses, model rasionalism, model inkrementalism dan model sistem. Pada tulisan ini penulis akan membahas mengenai kebijakan publik yang menggunakan model kelompok.Model kelompok merupakan abstraksi dari proses pembuatan kebijakan. Dimana beberapa kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi isi dan bentuk...

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...