بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Berikut ini adalah berbagai momen ketika suami marah, dan tips bagaimana seharusnya Anda sebagai istri bertindak:
1. Jika Anda melihat suami Anda marah dan kesal, berusahalah mereda
kemarahannya; jangan Anda sambut kemarahannya dengan keluhan mengenai
anak-anak atau keruwetan dan keprihatinan rumah tangga. Jangan membantah
dengan pertanyaan tentang hal yang tidak mengenakkan kecuali jika dia
mengutarakannya. Ingatlah sabda Rasulullah SAW, “Siapa saja istri yang
meninggal dunia dalam keadaan suaminya meridhainya, maka dia masuk
surga.” (HR. Ibnu Majah).
Setiap kali Anda mengingat hadits
tersebut, menyelami dan mempraktikkannya dengan senang dan yakin, Anda
akan melihat manfaat yang bakal kembali kepada diri Anda. Pada saat itu
Anda akan menikmati rumah tangga bahagia yang jauh dari problematika dan
konflik.
…Jika Anda melihat suami Anda marah dan kesal, berusahalah
mereda kemarahannya. Jangan membantah dengan pertanyaan tentang hal
yang tidak mengenakkan…
2. Ketika Anda melakukan kesalahan dalam suatu pekerjaan,
semisal terlambat melaksanakan beberapa tugas domestik karena sibuk
berbicara di telepon, dan pada saat itu suami sedang bersama Anda, maka
panggillah dia dengan nama yang paling disukainya. Lalu ajukan
permintaan maaf dan utarakan alasan keterlambatan Anda menjalankan
tugas, sehingga dia merasa bahwa Anda menyadari bahwa tindakan tersebut
adalah salah. Bersabarlah dengan ungkapan yang mungkin dilontarkannya
kepada Anda. Jika Anda bersabar dan tidak merespons atau mengkritik
balik, maka hal demikian telah membuang sebagian kemarahannya. Meminta
maaf dapat mendatangkan tawa suami.
Tengoklah bagaimana para
istri-istri Rasulullah meminta maaf kepada beliau, meski mereka yang
berada dalam posisi marah. Dari Umar bin Khatthab, dia mengatakan, “Kami
kaum Quraisy sangat berkuasa terhadap kaum perempuan (istri-istri). Dan
ketika kami datang ke tempat orang-orang Anshar, (kami terkejut)
karena mereka adalah kaum yang dikalahkan (toleran) oleh istri-istri
mereka, maka mulailah istri-istri kami mengambil (meniru) etika
perempuan-perempuan Anshar.
Kemudian aku bertengkar dengan
istriku kemudian dia kembali (meminta maaf) kepadaku, namun aku tidak
ingin dia kembali (minta maaf), maka dia bertanya, “Kenapa engkau tidak
senang aku kembali kepada engkau? Demi Allah! Sesungguhnya istri-istri
Rasulullah SAW kembali (meminta maaf) kepada beliau sekalipun salah
seorang di antara mereka marah terhadap Rasulullah dari siang sampai
malam hari.” (HR. Al-Bukhari)
3. Jika suami yang marah sedang berbicara, maka jangan sekali-kali Anda menyela.
Redakanlah dengan kata-kata lunak dan santun, misalnya, “Aku tahu kamu
lelah sekali, maaf sayang aku merepotkan diri,” atau lain sebagainya.
Kata-kata seperti ini akan meluluhkan hatinya. Dia akan merasa bahwa
Anda memerhatikan diri dan kecemasannya. Dan jangan pula membantah apa
yang dikatakan atau diinstruksikannya –jika memang itu baik.
…Jika suami yang marah sedang berdiri, maka ajaklah dia untuk duduk dan berbicaralah kepadanya dengan baik…
4. Jika suami yang marah sedang berdiri, maka ajaklah dia untuk duduk dan berbicaralah kepadanya dengan baik.
Dalam Islam kita diajarkan trik-trik mengatasi kemarahan di antaranya
adalah jika sedang marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya duduk, dan
jika sedang duduk hendaknya berbaring, bisa juga dengan mengambil air
wudhu agar mendinginkan emosi kita yang sedang bergolak. Atau ajaklah
suami untuk bersujud, maksudnya melakukan shalat sunnah. Dalam sebuah
hadits dikatakan,
“Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api
dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan
tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal
itu, maka hendaklah dia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud).” (HR.
At-Tirmidzi)
5. Berusahalah menenangkannya dan menahan emosi
Anda, jika Anda ada di pihak yang benar. Berbicaralah kepadanya dengan
cara bijak.
6. Ketika dia marah, Anda jangan menyinggung
perasaannya dengan berbagai hal. Anda jangan pernah melakukan segala
sesuatu yang dia anggap melecehkan dirinya.
7. Ketika suami marah, jangan sampai dia Anda tinggal tidur sendirian.
Setelah Anda pastikan bahwa dia sudah lebih tenang, berinisiatiflah
melakoni hal-hal yang bisa mendatangkan keridhaannya. Inisiatif
dilakukan oleh pihak yang lebih baik pemahaman agama dan akalnya di
antara kedua pihak bertikai, atau siapa yang paling memungkinkan dalam
masalah marah dan ridha dari keduanya. Seperti yang dikatakan Abu
Ad-Darda` kepada Ummu Ad-Darda`, istrinya, “Apabila aku marah, maka
redakanlah kemarahanku. Dan jika engkau marah, aku pun akan meredakan
kemarahanmu. Jika kita tidak melakukannya, maka bagaimana kita dapat
hidup rukun?”
8. Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.
9. Ingatlah bahwa rumah yang dipenuhi oleh cinta, kenyamanan, sikap
saling menghargai, saling menghormati, dan kesederhanaan dalam segala
hal, lebih baik dari rumah yang dipenuhi makanan lezat serta perabotan
mewah namun penuh dengan kekesalan hati dan permusuhan.
10.
Jangan mudah cemberut. Upayakan agar Anda selalu tersenyum ceria dan
berwajah riang. Dengan demikian Anda bisa memberikan kebahagiaan kepada
suami dan menikmati hidup bahagia penuh kedamaian serta kesenangan.
…marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya…
Demikianlah, marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang
marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai
menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah
bersabda, “Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat
meridhai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan
lambat meridhai.” (HR. Ahmad).
Semoga tips-tips di atas bisa
membantu Anda untuk meredam pasangan hidup Anda, agar dia menjadi orang
yang kuat, seperti disinyalir dalam hadits berbunyi, “Orang yang kuat
tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan
dirinya ketika marah.” Semoga bermanfaat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Berikut ini adalah berbagai momen ketika suami marah, dan tips bagaimana seharusnya Anda sebagai istri bertindak:
1. Jika Anda melihat suami Anda marah dan kesal, berusahalah mereda kemarahannya; jangan Anda sambut kemarahannya dengan keluhan mengenai anak-anak atau keruwetan dan keprihatinan rumah tangga. Jangan membantah dengan pertanyaan tentang hal yang tidak mengenakkan kecuali jika dia mengutarakannya. Ingatlah sabda Rasulullah SAW, “Siapa saja istri yang meninggal dunia dalam keadaan suaminya meridhainya, maka dia masuk surga.” (HR. Ibnu Majah).
Setiap kali Anda mengingat hadits tersebut, menyelami dan mempraktikkannya dengan senang dan yakin, Anda akan melihat manfaat yang bakal kembali kepada diri Anda. Pada saat itu Anda akan menikmati rumah tangga bahagia yang jauh dari problematika dan konflik.
…Jika Anda melihat suami Anda marah dan kesal, berusahalah mereda kemarahannya. Jangan membantah dengan pertanyaan tentang hal yang tidak mengenakkan…
2. Ketika Anda melakukan kesalahan dalam suatu pekerjaan,
semisal terlambat melaksanakan beberapa tugas domestik karena sibuk berbicara di telepon, dan pada saat itu suami sedang bersama Anda, maka panggillah dia dengan nama yang paling disukainya. Lalu ajukan permintaan maaf dan utarakan alasan keterlambatan Anda menjalankan tugas, sehingga dia merasa bahwa Anda menyadari bahwa tindakan tersebut adalah salah. Bersabarlah dengan ungkapan yang mungkin dilontarkannya kepada Anda. Jika Anda bersabar dan tidak merespons atau mengkritik balik, maka hal demikian telah membuang sebagian kemarahannya. Meminta maaf dapat mendatangkan tawa suami.
Tengoklah bagaimana para istri-istri Rasulullah meminta maaf kepada beliau, meski mereka yang berada dalam posisi marah. Dari Umar bin Khatthab, dia mengatakan, “Kami kaum Quraisy sangat berkuasa terhadap kaum perempuan (istri-istri). Dan ketika kami datang ke tempat orang-orang Anshar, (kami terkejut) karena mereka adalah kaum yang dikalahkan (toleran) oleh istri-istri mereka, maka mulailah istri-istri kami mengambil (meniru) etika perempuan-perempuan Anshar.
Kemudian aku bertengkar dengan istriku kemudian dia kembali (meminta maaf) kepadaku, namun aku tidak ingin dia kembali (minta maaf), maka dia bertanya, “Kenapa engkau tidak senang aku kembali kepada engkau? Demi Allah! Sesungguhnya istri-istri Rasulullah SAW kembali (meminta maaf) kepada beliau sekalipun salah seorang di antara mereka marah terhadap Rasulullah dari siang sampai malam hari.” (HR. Al-Bukhari)
3. Jika suami yang marah sedang berbicara, maka jangan sekali-kali Anda menyela.
Redakanlah dengan kata-kata lunak dan santun, misalnya, “Aku tahu kamu lelah sekali, maaf sayang aku merepotkan diri,” atau lain sebagainya. Kata-kata seperti ini akan meluluhkan hatinya. Dia akan merasa bahwa Anda memerhatikan diri dan kecemasannya. Dan jangan pula membantah apa yang dikatakan atau diinstruksikannya –jika memang itu baik.
…Jika suami yang marah sedang berdiri, maka ajaklah dia untuk duduk dan berbicaralah kepadanya dengan baik…
4. Jika suami yang marah sedang berdiri, maka ajaklah dia untuk duduk dan berbicaralah kepadanya dengan baik.
Dalam Islam kita diajarkan trik-trik mengatasi kemarahan di antaranya adalah jika sedang marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya duduk, dan jika sedang duduk hendaknya berbaring, bisa juga dengan mengambil air wudhu agar mendinginkan emosi kita yang sedang bergolak. Atau ajaklah suami untuk bersujud, maksudnya melakukan shalat sunnah. Dalam sebuah hadits dikatakan,
“Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah dia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud).” (HR. At-Tirmidzi)
5. Berusahalah menenangkannya dan menahan emosi Anda, jika Anda ada di pihak yang benar. Berbicaralah kepadanya dengan cara bijak.
6. Ketika dia marah, Anda jangan menyinggung perasaannya dengan berbagai hal. Anda jangan pernah melakukan segala sesuatu yang dia anggap melecehkan dirinya.
7. Ketika suami marah, jangan sampai dia Anda tinggal tidur sendirian.
Setelah Anda pastikan bahwa dia sudah lebih tenang, berinisiatiflah melakoni hal-hal yang bisa mendatangkan keridhaannya. Inisiatif dilakukan oleh pihak yang lebih baik pemahaman agama dan akalnya di antara kedua pihak bertikai, atau siapa yang paling memungkinkan dalam masalah marah dan ridha dari keduanya. Seperti yang dikatakan Abu Ad-Darda` kepada Ummu Ad-Darda`, istrinya, “Apabila aku marah, maka redakanlah kemarahanku. Dan jika engkau marah, aku pun akan meredakan kemarahanmu. Jika kita tidak melakukannya, maka bagaimana kita dapat hidup rukun?”
8. Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.
9. Ingatlah bahwa rumah yang dipenuhi oleh cinta, kenyamanan, sikap saling menghargai, saling menghormati, dan kesederhanaan dalam segala hal, lebih baik dari rumah yang dipenuhi makanan lezat serta perabotan mewah namun penuh dengan kekesalan hati dan permusuhan.
10. Jangan mudah cemberut. Upayakan agar Anda selalu tersenyum ceria dan berwajah riang. Dengan demikian Anda bisa memberikan kebahagiaan kepada suami dan menikmati hidup bahagia penuh kedamaian serta kesenangan.
…marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya…
Demikianlah, marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhai.” (HR. Ahmad).
Semoga tips-tips di atas bisa membantu Anda untuk meredam pasangan hidup Anda, agar dia menjadi orang yang kuat, seperti disinyalir dalam hadits berbunyi, “Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah.” Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar