Langsung ke konten utama

8 Cara Menjadi Bunda Hebat.

Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata itu?

Ibu memang tak tergantikan. Di pundaknya tersandang berbagai peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa ibu, kita tiada. Pola asuh yang diterapkan ibu pada anaknya memberi sumbangsih yang besar terhadap perilaku anak. Bagaimana anak berkembang di masyarakat, terkait apa yang ditanamkan padanya di dalam rumah. Tak hanya dituntut berperilaku baik, seorang ibu wajib mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada anaknya

Menjadi hebat, juga bukan berarti harus selalu nomor satu.

And A New Story Started ...Beberapa penjabaran berikut ini mungkin bisa membantu Anda untuk menjadi sosok ibu hebat. Tapi sekali lagi, tips-tips ini bukan harga mati. Anda dan anak-anak Andalah penentu utamanya!

1. Ibu hebat adalah ibu yang dicintai anak-anaknya.

Lalu, bagaimana agar ibu bisa dicintai oleh anak-anaknya? Syarat utama, tentulah ibu harus mengasuh anak-anaknya dengan cinta. Ya, sesederhana itu. Tapi penerapannya tentu tidaklah sederhana. Pemahaman akan cinta kadang diterjemahkan secara berbeda oleh ibu dan anak. Jika ibu dan anak tidak sepaham, yang terjadi adalah benturan.

2. Bangun komunikasi yang santun dan nyaman dengan anak.

Carilah tahu apa yang disukai dan tidak disukai, atau yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh anak. Jangan sungkan juga beritahu apa keinginan dan yang disukai ibu. Ketidaksepahaman sudah pasti ada. Itulah gunanya komunikasi. Ajak anak mengobrol dengan santai namun serius. Jangan memaksakan kehendak ibu pada anak. Jika ibu punya nilai tertentu yang wajib dituruti, berikan penjelasan yang logis.

Satu lagi yang penting, biasakan untuk mengucap tolong, terima kasih, dan maaf.

3. Ibu harus menyadari betul bahwa ia tak bisa melakukan segala hal sendirian.

Yup, seorang ibu pun butuh bantuan orang lain dalam mengasuh anak-anaknya. Ada Suami, orang tua, saudara, dokter, guru, dll.

Mungkin ibu pernah berpikir, “Ah,saya bisa, kok! Biar saya saja yang melakukannya. Saya toh ibunya.”

Ya, tapi ibu juga bisa capek, bukan? Jika tubuh capek, pikiran dan perasaan pun tertular. Akibatnya, stress! Kalau ibu stress, siapa yang kena imbasnya? Ah, lagi-lagi anak!

4. Selami jiwa anak Anda.

Terkait dengan poin nomor 2, komunikasi yang lancar dan santai adalah jembatan bagi hubungan ibu-anak. Selain sebagai orang tua, tak ada salahnya ibu menempatkan diri sebagai sahabat. Akan menyenangkan bukan, jika ibu bisa selalu berbincang tentang masalah apa saja dengan anak?

Beneath the Brooding Hill (Faith Goble)

5. Ceria dan Bugar.

Nah, agar ibu bisa selalu ceria, ibu harus menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat. Makan cukup, hindari stress. Tak ada salahnya ibu memiliki me time atau waktu yang khusus digunakan untuk ibu menyenangkan diri sendiri. Istirahat cukup, ke salon, shoping, atau membaca buku tanpa gangguan anak untuk beberapa waktu bisa menjadi alternatif.
 

 6. Menyajikan makanan istimewa.

Tak pandai memasak? Anda pesan di katering, beli di warung makan, atau asisten rumah tangga Anda juga bertugas memasak? Jangan berkecil hati. Anda bisa memberi sentuhan personal pada makanan yang akan disajikan pada buah hati tercinta. Menyusunnya di piring dengan bentuk-bentuk yang lucu, misalnya.

Tapi, belajar memasak satu atau dua makanan yang disukai anak akan membuat anak lebih bahagia dan menghargai Anda, loh! Tak percaya? Coba awali dengan membuat makanan yang sederhana saja. Pancake misalnya, ibu pasti bisa membuatnya. Bubuhkan selai yang dibentuk hati atau tulisan I Love You di atas pancake.

Romantis, bukan?

7. Memperhatikan riwayat kesehatan anak dan belajar menanganinya secara tepat.

Sedih sekali ya, kalau anak sakit? Kadang ibu panik, dan merasa bersalah karena merasa telah bertindak sembrono. Tiap anak itu unik. Kadang, penyakit yang sama pada anak yang berbeda, membutuhkan penanganan yang berbeda pula.

Misal, saat anak A demam, ibunya melakukan metode penyembuhan alamiah. Dengan kompres air hangat, dan obat-obatan tradisional. Cukup berhasil pada anak A. Tapi anak B mengalami kejang ketika suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius. Apa pasal? Ternyata orang tua mempunyai riwayat kejang pada saat anak-anak dulu. Nah, untuk anak B, pengobatan alamiah tidak sesuai. Ia harus segera diberi obat penurun panas untuk menghindari kejang.

Dewasa ini, info-info seputar kesehatan mudah sekali didapat. Silahkan browsing di internet, dan tak usah sungkan bertanya langsung pada dokter anak langganan Anda.

8. Curahkan perhatian penuh saat sedang mengasuh atau berbincang dengan anak Anda.

Saking multitaskingnya, ibu kadang tak berkonsentrasi penuh pada anak. Saat anak balita bermain di sekitar Anda, perhatian ibu terbagi untuk mengerjakan hal-hal lain. Bahkan, di era gadget ini, hape menjadi barang yang lepas-lepas dari tangan. Jika anak anda balita, tentu Anda tak boleh lengah. Salah-salah anak terjatuh ketika luput dari perhatian. Tak kalah bahaya bila anak Anda remaja. Bayangkan jika anak Anda tengah curhat namun Anda justru sibuk dengan gadget. Bisa-bisa, anak Anda tak memercayai Anda lagi.

Anda tak mau jadi ibu yang mencet-mencet handphone melulu saat tengah mengasuh anak, bukan?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN)

TUGAS TERSTRUKTUR ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK (DEFINISI, URGENSI, PERKEMBANGAN, DAN LANDASAN) Disusun Oleh : KELOMPOK 1 Susanto P2FB12017 Regas Febria Yuspita P2FB12004 Rahmat Imanda P2FB12021 Ary Yuliastri P2FB12008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PURWOKERTO 2012 Etika Administrasi Publik (Definisi, Urgensi, Perkembangan, dan Landasan) Oleh : Kelompok 1 Pendahuluan Etika administrasi publik pertama kali muncul pada masa klasik. Hal ini disebabkan karena teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan moral (etika). Pada teori klasik kebutuhan moral administrator hanyalah merupakan keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik pun tidak hanya harus efisien, tapi juga harus d...

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

  Oleh Regas Febria Yuspita, S.Sos P2FB12004 [1] Pendahuluan Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas.   Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible , kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance , karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah mel...

Kebijakan Publik yang Bermodel Inkremental

Oleh : Regas Febria Yuspita Model inkremental muncul merupakan kritik terhadap model rasional. Model incremental ini digunakan untuk menambah, mengurangi dan menyempurnakan program-program yang telah ada sebelumnya. Pada model ini para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau melakukan peninjauan secara konsisten terhadap seluruh kebijakan yang dibuatnya. karena beberapa alasan, yaitu: 1.       Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya untuk penelitian terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan. 2.       Adanya kekhawatiran tentang bakal munculnya dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya 3.       Adanya hasil-hasil program dari kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi kepentingan tertentu 4.       Menghindari konflik jika harus melakukan proses n...