Jumat, 22 Februari 2013

MALU YANG BENAR DAN POSITIF



Suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam melewati seorang lelaki yang sedang menasehati saudaranya agar meninggalkan sifatnya yang pemalu.

Lelaki tersebut mengira bahwa sifatnya yang pemalu itu dapat menjadi beban dan menghalanginya dr berbagai peluang sukses.

Mengetahui sikap sahabatnya ini, nabi bersabda:
"دَعْهُ فإن الحياء من الإيمان
Biarkanlah dia , karena sejatinya rasa malu adalah bagian dari iman. (Ibnu Hibban dan lainya)

Saudaraku, mungkin anda heran, mengapa rasa malu dianggap sebagai bagian dr iman, ppadahal mungkin menurut anda rasa malu sepantasnya ditinggalkan.

Saudaraku! Selama ini, rasa malu merupakan motivasi dalam hidup yg sering kita lupakan. Bukan hanya dilupakan, bahkan dalam banyak kesempatan rasa malu dianggap sebagai kambing hitam atas kegagalan anda.

Saudaraku! coba renungkan baik2: bila anda benar2 malu untuk meminta-minta, maka hanya ada satu solusi yaitu berkarya dengan maksimal agar dapat mencukupi diri sendiri dan juga bersedekah.

Bila anda tidak ingin dipermalukan orang lain niscaya anda menjaga kehormatan diri anda sehingga tidak melakukan hal2 nista dan hina.

Bila anda benar2 memiliki rasa malu, niscaya anda menutup aurat anda dr pandangan semua orang yang tidak halal memandangnya.

Bila anda benar2 malu, niscaya anda belajar dengan sungguh2 sehingga tidak diperolok-olok orang lain

Bila anda benar2 malu maka anda pasti selalu berkata jujur, agar tidak dijuluki orang lain sebagai pendusta, atau penipu.

Wajar bila Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
Rasa malu tidaklah mendatangkan selain kebaikan. (Muslim)

Ustadz Dr.Muhammad Arifin Badri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar