Sabtu, 25 Mei 2013

MENCIPTA RUMAH IDEAL



Rumah merupakan salah satu di antara nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar hamba-hamba-Nya bisa berlindung dari panasnya matahari, dinginnya hujan, dan udara dari luar, serta untuk menyimpan barang-barang miliknya, juga untuk menutup diri danmenjaga keluarganya dari pandangan manusia.

AllahSubhanahuwa Ta’ala berfirman: Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal. (QS. An-Nahl/16: 80).

Di samping fungsi-fungsi tersebut, juga masih banyak lagi manfaat-manfaat yang diperoleh manusia dari rumah. Kita tidak bisa membayangkan seandainya hidup tanpa rumah. Niscaya banyak bahaya yangakanmengancam kita dankeluarga kita, baik dari sisi kesehatan, keamanan, kenyamanan, maupun keselamatan. Jika kita amati, orang-orang yang tidak mempunyai rumah, baik sedang di kamp pengungsian atau gelandangan yang tinggal di bawah jembatan atau di pinggir jalan, maka kita akan merasakan betapa besar nikmat sebuahrumah.

Begitulah, betapa indahnya sebuah rumah. Ia merupakan tempat tinggal, tempat berkumpul dengan keluarga, tempat mendidik dan melatih anak-anak kita agar tumbuh lebih dewasa dan bertanggung jawab, di samping sebagai tempat aman bagikaum wanita.

AllahSubhanahuwa Ta’ala berfirman: Danhendaklahkamutetapdi rumahmudan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku sepertiorang-orang jahiliyah yang dahulu. (QS.Al Ahzab/33:33).

Rumah yang ideal dan bahagia adalah rumah yang dibangun di atas dasar ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pilar-pilarnya mengikuti dan mengambilhukum dari alqur’andan as-Sunnah.

Penghuninya juga ridha dengan keputusan yangdiambil dari keduanya. Begitu juga apabila terjadi perselisihan dan timbul permasalahan, mereka mengembalikan kepada kedua sumber hukum yang mulia, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan dalam firman-Nya surat an-Nisa’ ayat 59, yang artinya: kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itulebih utama (bagimu)danlebih baik akibatnya.

Dari sisi lahiriahnya, rumah tersebut jauh dari sifat berlebih-lebihan, dan lebih menunjukkan kesederhanaan, baik dalam masalah makanan, minuman, pakaian, perhiasan, peralatan maupun perabot rumah tangga. Penghuninya selalu memperhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(QS. Al-a’raf/7:31).

Maksudnya, jangan melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh, dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Namun demikian, bukan berarti Islam mengesampingkan masalah keindahan rumah. Akan tetapi yang dimaksudkan ialah dengan cara yang sederhana dan tidak boros. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya : Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan rizki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagiorang-orang yang berimandalam kehidupandunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.”(QS. Al-a’raf/7: 32).

Bahwasanya perhiasan-perhiasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan makanan yangbaik itudapat dinikmati di dunia inioleh orang-orang yang berimandan orang-orang yang tidak beriman. Adapun di akhirat nanti, semata-mata hanyalah untuk orang-orang berimansaja.

Kesederhanaan bersikapdan lurus dalam berfikir ini merupakan syari’at Islam yang diajarkanRasulullahshollallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita, seperti tampak dalam hadits yang diriwayatkan ‘Aisyah: أَﻳْﺴَﺮَﻫُﻤَﺎ َ أَﺧَﺬ إِﻻﱠ ِ أَﻣْﺮَﻳْﻦ َ ﺑَﻴْﻦ َ وَﺳَﻠﱠﻢ ِ ﻋَﻠَﻴْﻪ ُ اﻟﻠﱠﻪ ﺻَﻠﱠﻰ ِ اﻟﻠﱠﻪ ُ رَﺳُﻮل َ ﺧُﻴﱢﺮ ﻣَﺎ

Rasulullahtidak diperintahkan memilihdiantara dua perkara melainkan beliau memilihyangpalingmudah diantara keduanya. (HR. Imam Bukhari, 3/1306).

Rumahsepertiinilahyangdiharapkanolehsetiapmuslim, tidakhanya menjadi tempat tinggaldanistirahatnya, namun mampu memenuhi kebutuhan ruhani dan jasmaninya, juga menjadi tempat untuk mendidik istridan anak-anaknya, menggantunkan harapannya dancita-citanya, menjadikan keluarganya di atas bangunantakwa daniman, selalu dinaungi olehperasaantenteram dan kebahagiaan dalam upaya menggapairidha Rabbnya.Semua ini dapat tercapai bila rumahtersebut dipenuhidengan dua perkara, yaitusecara fisik maupun secara maknawi.

SECARA FISIK Pertama,Menjaga KebersihanRumah.

Rumahidealialah rumahyangmemperhatikan kebersihan, selalumenjaganya dan mengaplikasikanfirman Allah:

DanSesungguhnya Allahmenyukaiorang-orangyangbersih. (QS.At-Taubah/9: 108).

Islam sangat memperhatikan masalah kebersiha, karena kebersihanmerupakan bagiandari ibadah. Seorangmuslim dituntut untuk selalumenjaga kebersihan pakaiannya dari najis dankotoran. Begitu juga diperintahkanuntuk bersucisetelah membuang airbesarataupun kecil, membersihkan kotoran, memotongkuku, mencabut buluketiak, danmencukurbulukemaluan, membersihkandiridari hadats, haiddan nifas. Semua itumerupakan kebersihan-kebersihanyangdianjurkan dan diperhatikanolehkaum Muslimin.Demikianjuga denganmenggosok gigiatau menggunakan siwak dan lain-lainnya.

Islam juga memerintahkankita untuk membersihkan hatidari dengkidna hasad, menjaga mulut dari perkataan yang tidak bermanfaat, serta perkataanyang menyakitkanoranglain.Dengan demikian, seorang muslim benar-benartermasuk orang-orang yang menjaga kebersihan, sehingga tidak ada jalan bagi setanmasuk ke dalam rumahnya.

Kedua,Memperhatikanhijab. Dengan adanya hijab, maka kaum wanita yangmendiamirumah akan terjaga kehormatannya, danmerasa aman daripandanganorang lain, sebagaimana firman AllahSubhanahuwa Ta’ala, yangartinya:Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan)kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah daribelakangtabir. Cara yangdemikian itulebih suci bagihatimudanharimereka. (QS alAhzab/33: 53).

Menurut Imam alQurthubi, dalam ayat initerdapat dalil bahwasanya Allah mengijinkanbertanya kepada isteri-isteri Nabi shollallahu‘alaihiwa sallam dari belakang tabir, apabila ada keperluanatauinginbertanya tentangsuatu masalah; danseluruhwanita termasuk dalam makna ini, sesuaidengan prinsip-prinsip syari’ah bahwasanya wanita adalahaurat, badannya dansuaranya.(Tafsir al Qurthubi 14/227).

SyaikhMuhammad Amin asy-Syinqithi menjelaskandalam kitab beliau, bahwasanya dalam ayat yang mulia initerdapat dalilyangsangat jelas tentang wajibnya tabirdan merupakan hukum yang umum bagi seluruhwanita, bukan khusus bagi isteri-isteriNabi ‘alaihiwa sallam saja, walaupundari sisikonteks kalimatnya khusus bagimereka. Akan tetapi, keumumansebabnya sebagai dalil bagikeumuman hukumnya. (TafsirAdhwa’ul-Bayan, 6/242).

Ketiga, Memisahkantempattiduranak, Khususnya apabila mereka mendekatiusia baligh. Nabishollallahu ‘alaihiwa sallam bersabda : اﻟْﻤَﻀَﺎﺟِﻊِ ﻓِﻲ ْ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢ وَﻓَﺮﱢﻗُﻮا ٍ ﻋَﺸْﺮ ُ أَﺑْﻨَﺎء ْ وَﻫُﻢ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ْ وَاﺿْﺮِﺑُﻮﻫُﻢ َ ﺳِﻨِﻴﻦ ِ ﺳَﺒْﻊ ُ أَﺑْﻨَﺎء ْ وَﻫُﻢ ِ ﺑِﺎﻟﺼﱠﻼَة ْ أَوْﻻَدَﻛُﻢ ﻣُﺮُوا

Perintahkananak yangberumur tujuhtahun untuk mengerjakan shalat;pukullah mereka pada umur sepuluhtahunjika mereka engganmengerjakannya, dan pisahkanlahtempat tidurmereka. (Hadits hasan, diriwayatkanolehImam Abu Dawud, 495).

Sebaiknya orangtua memisahkan tempat tiduranak-anak yang hampirbaligh, laki-laki atauperempuan, karena Nabishollallahu ‘alaihiwa sallam memerintahkankita untuk melakukannya. Berkumpulnya mereka dalam satutempat tidur, tersingkapnya aurat danbersentuhanbadan mereka, akanmenimbulkan keburukandan kerusakan, khususnya pada umur-umur yang mendekatibaligh. Al Manawi di dalam kitab Fathul-Qadir Syarhi alJami’ berkata:“Pisahkan tempat tiduranak-anak, jika mereka telahberumursepuluh tahun, untuk menjaga ddarigejolaknafsuwalaupun sesama anakperempuan. Keempat, Tidak memasukkangambar-gambar makhluk yang bernyawa danpatung-patungke dalam rumah,dan juga tidak memelihara anjing.

Rasulullahshollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺗَﻤَﺎﺛِﻴﻞَ ُ ﺻُﻮرَة وَﻻَ ٌ ﻛَﻠْﺐ ِ ﻓِﻴﻪ ﺑَﻴْﺘًﺎ ُ اﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔ ُ ﺗَﺪْﺧُﻞ ﻻَ ُ ﻳَﻘُﻮل

Sesungguhnya malaikat tidak memasukirumah yang didalamnya ada anjing dan gambar.(HR al Bukhari)

Didalam kitab beliau, alImanManawi berkata: “Para malaikat yangdimaksuddi sini ialahmalaikat rahmat dan barakah, atau malaikat yang mengelilingimanusia, atau mengunjunginya untukmendengardzikir atau yang semisalnya, bukanmalaikat yangmencatat amal perbuatanmanusia; sesungguhnya para malaikat itutidak pernahmeninggalkanmereka sekejappun, demikianjuga malaikat pencabut nyawa. Para malaikat tidakmemasuki rumahatausejenisnya, yangdidalamnya terdapat gambar;karena diharamkannya menggambarmakhluk hidup;karena tukang gambar seakanAllah dalam masalahpembentukan. Inimemberikan kesimpulan sebabdiharamkannya gambar dankerasnya pengingkaran tentang halitu. Dan malaikat tidak memasuki rumah, yangdi dalamnya ada anjing, karena najisnya dan menyerupaitempat-tempat yangkotor; padahalmalaikat tersucikan daritempat-tempat kotor. Maka tepatlahmalaikat menjauhi rumah-rumah sepertiini”. (Faidhul-Qadhir, 2/394).

Kelima, Menjauhkanrumahdari nyanyian dan alat-alatmusik. AllahSubhanahuwa Ta’ala berfirman, yangartinya: Dandi antara manusia (ada) orangyangmempergunakan perkataanyangtidakberguna untuk menyesatkan (manusia) darijalanAllah tanpa pengetahuandan menjadikan jalan Allahitu olok-olokan.Mereka ituakan memperoleh azabyangmenghinakan. Danapabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kamidia berpalingdenganmenyombongkandiri seolah-olahdia belum mendengarnya, seakan- akan ada sumbat dikedua telinganya; maka berikabargembiralah dia dengan azabyangpedih.(QS. Luqman/31:6-7).

Al Wahidi danyanglainnya berkata:“Sebagianbesar ahli tafsir (berpendapat), yang dimaksuddengan “perkataanyangtidak berguna” (dalam ayat ini) ialahnyanyian. Demikian juga pendapat ‘Abdullah Ibn ‘Abbas, ‘Abdullah Ibn Mas’ud, ‘AbdullahIbn Umar, MujahiddanIkrimah. (Ighatsatul-lihfanfiMashayidisy-Syaithan, 1/360).

Imam IbnuQayyim menjelaskan: “Sesungguhnya tidakengkaudapatkanseseorang yangsibukdengannyanyian danalat-alatnya melainkania telah tersesat ilmudan amalnya darijalanpetunjuk. Dia mendengarkannyanyian danberpalingdari al Qur’an. Apabila ditunjukkankepadanya antara mendengar nyanyiandanmendengar al Qur’an, maka ia lebih memilihmendengarkannyanyian, danmerasa sangat berat untuk mendengar alQur’an.

Beliau rahimahullahumelanjutkanpenjelasannya:“Pembicaraan dalam masalah (bahaya nyanyian)ini, dirasakanolehorangyangmasihada kehidupan dihatinya. Adapun orang yanghatinya telah mati danfitnahnya cukupbesar, maka dia menutup dirinya dari nasihat tersebut. Allah telah berfirman, yang artinya: Barangsiapa yang Allahmenghendakikesesatannya, maka sekali-kali kamutidak akanmampu menolaksesuatupun(yangdatang)daripada Allah.Mereka itu adalah orang-orang yang Allahtidak hendak mensucikanhati mereka. Mereka beroleh kehinaan didunia dandiakhirat mereka beroleh siksaanyangbesar. (QS alMaidah/5ayat 41).

Keenam, Membersihkanrumahdarisegala tanda-tanda salib. Sesuatu yang sangat memprihatinkan bahwasanya sebagianbesarkaum muslimin mengikuti kebiasaanorang-orangkafirsecara membabi buta. Orang-orangkafir membuka pintu-pintukesesatan denganmemasukkantanda-tanda salib ke dalam rumah-rumahkaum Muslimin tanpa mereka sadari. Tanda-tanda salibiniberbentuk ornamen hiasanpada baju, jendela, buku-bukudan lain-lainnya.

Olehkarena ituberhati-hatilah! Jangansampaibarang yang keji ini masuk ke dalam rumahkita, karena inimerupakanciri-cirikesyirikandan kekufuran. Larangini disebutkandalam hadits Nabi shollallahu‘alaihi wa sallam :

Sesungguhnya Nabi, tidaklahmeninggalkansesuatu yang berbentuk salib, melainkan beliaurusak.(HR Imam Bukhari, 5/2220).

SECARA MAKNAWI Pertama,Berusaha membina hubunganyangharmonis antara suamidan isteri.

Rumahtangga bahagia adalahkuncikebaikan umat.Sedangkan kebaikanumat merupakanfaktorutama tercapainya kejayaandankemuliaan. Maka umat tak mungkinbaik, kecuali pondasipalingmendasardari kehidupanmasyarakat, yaitu rumahtangga menjadi baik.Rumahtangga takmungkinbahagia, kecualijika suami danisteribersikapbaik, tunduk dan patuhdalam menjalankan perintah-perintah AllahSubhanahuwa Ta’ala.

Demikian juga dengan suami yang baik, ia selalumenunaikan kewajiban-kewajibannya;baik yang berhubungan denganRabbnya, keluarga, maupun orang-orangyangmenjadi tanggungannya denganketulusanhati danpenuhtanggung jawab.Selainitu, dalam urusanrumah tangga, dia tidak serakah, tidak menuntut haknya lebih banyak dari yangsemestinya. Dia punlapang dada, bila haknya berkurang dariyangseharusnya. Pantangmenyia-nyiakankewajiban. Bahkan, ia tunaikan terlebihdahulukewajibannya sebelum menuntut haknya.Sedangkan seorang isteri yang baik, ialahisteri yang taat kepada Rabbnya, mempergauli suaminya dengan baik, tidak menyia-nyiakankewajibannya dantidak menuntut haknya lebih darisemestinya.

Darirumah inilah akan lahir tokoh-tokoh besar umat.Baikdarikalangan pria atau wanita. Perkawinan adalahikatanterpenting. Bila ikataniniberjalandi atas ketakwaan, iman dankasih sayang, maka umat ini akan tampildengan kemuliaannya dan disegani.Sebaliknya, jika hak dankewajibanrumah tangga diabaikanmaka rumahtangga akanberantakan. Demikian juga umat akantercerai-berai danterhinakan. OlehsebabinilahIslam hadir untuk memelihara ikatan tersebut, mengokohkannya danmenjaga eksistensinya.

Kedua,Menjaga hubunganyangbaik antara anak danorangtua.

Rumahyangpenuh kebahagiaan, ialahrumahyangdibangundi atas dasarketaatan kepada Allah Subhanahuwa Ta’ala, berpegangteguhdengan adab-adabNabi shollallahu‘alaihiwa sallam, dan berbakti kepada orangtua; yaitudengan berbuat baik, memenuhiseluruhhaknya, selalumenaatiorangtua dalam perkara yang ma’ruf, menjauhiperkara-perkara yang dibencinya.

Berbaktikepada orangtua merupakankewajiban yang sangat ditekankan.Oleh sebabitu, AllahSubhanahuwa Ta’ala menggandengkandengan perintahuntuk mengesakan-Nya, Allah berfirman, yang artinya:DanTuhanmutelah memerintahkansupaya kamujanganmenyembahselain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibubapakmudengansebaik-baiknya. (QS alIsra’/17:23).

Juga disebutkan dalam sebuahhadits, Rasullahshollallahu ‘alaihiwa sallam bersabda: اﻟْﺠَﻨﱠﺔَ ْ ﻳَﺪْﺧُﻞ ْ ﻟَﻢ َّ ﺛُﻢ ﻛِﻠَﻴْﻬِﻤَﺎ ْ أَو أَﺣَﺪَﻫُﻤَﺎ ِ اﻟْﻜِﺒَﺮ َ ﻋِﻨْﺪ ِ وَاﻟِﺪَﻳْﻪ َ أَدْرَك ْ ﻣَﻦ َ ﻗَﺎل ِ اﻟﻠﱠﻪ َ رَﺳُﻮل ﻳَﺎ ْ ﻣَﻦ َ ﻗِﻴﻞ ُ أَﻧْﻔُﻪ َ رَﻏِﻢ َّ ﺛُﻢ ُ أَﻧْﻔُﻪ َ رَﻏِﻢ َّ ﺛُﻢ ُ أَﻧْﻔُﻪ َ رَﻏِﻢ

“Sungguhcelaka, sungguhcelaka, sungguhcelaka,” ditanyakankepada beliau: “Siapa, wahaiRasulullah?”(Rasulullahmenjawab), “Orangyangmenjumpai kedua orangtuanya dalam keadaanusia lanjut salahsatunya ataukeduanya, laluia tidak dapat masuk surga.”(HR. Muslim 4628).

Berbaktikepada orangtua merupakancahaya penerangbagi rumahkaum Muslimin. Didalamnya terdapat adab-adab, misalnya: mendengar perkataan mereka, memenuhi perintahmereka, menjawabpanggilanmereka, merendahkandiri kepada orangtua denganpenuh kasih sayang, tidak menyelisihiperintahnya, mendoakandan menjaga kehormatannya setelah mereka wafat, menyambungtali silaturrahmidengan kerabat-kerabatnya semasa mereka masihhidup dansesudah wafatnya, tidakdurhaka kepada mereka, serta bersedekahatas nama mereka. Dengan demikianrumah-rumah yang dihuni olehorang-orangyangberbuat baik kepada orangtuanya terasa tenang, tenteram, dan terjaga dari godaan-godaan setan.

Ketiga. Hubungansesama anak-anak di dalam rumah. Menjadi kewajibanorang tua untuk memperhatikan sikapanak-anak terhadap saudara-saudaranya. Berusaha membimbing mereka menuju kebaikansesuai dengankemampuannya.Tekankananak yanglebih muda untuk menghormatiyang lebihtua, dan yang lebihtua menyayangi yang lebihmuda. Nabishollallahu ‘alaihiwa sallam bersabda : ﺻَﻐِﻴﺮَﻧَﺎ ْ وَﻳَﺮْﺣَﻢ ﻛَﺒِﻴﺮِﻧَﺎ َّ ﺣَﻖ ْ ﻳَﻌْﺮِف ْ ﻟَﻢ ْ ﻣَﻦ ﻣِﻨﱠﺎ َ ﻟَﻴْﺲ َ ﻗَﺎل

Bukandari golongankamiorang yang tidak mengetahui hak orangyanglebihtua dantidak menyayangiorangyanglebih muda.(HR. Ahmad).

Hendaklahorang tua mengajarkan adabdan sopansantunterhadapsesama mereka, tidak salingmengejek danmerendahkan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulanoranglaki-lakimerendahkankumpulan yanglain, boleh jadi yang ditertawakanitu lebihbaikdarimereka. Danjanganpula sekumpulan perempuan merendahkankumpulan lainnya, bolehjadiyangdirendahkan itulebih baik.Dan janganlah suka mencela dirimu sendiridan jangan memanggildengan gelaranyang mengandungejekan. Seburuk-buruk panggilanadalah (panggilan)yang buruk sesudahiman danbarangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulahorang-orangyangzalim. (QS alHujurat/49:11).

Begitu juga, hendaknya orangtua memperhatikandanmengarahkananak-anak kepada hal-halyangbermanfaat, danbukanpada hal-halyangmerusak. (Fiqh Tarbiyatilal Abna’wa Thaifatumin-Nashaihath-Thiba’, hlm. 145)

Keempat. Rumahsebagai tempat berdzikirdan beribadahkepada AllahSubhanahu wa Ta’ala. وَاﻟْﻤَﻴﱢﺖِ ِّ اﻟْﺤَﻲ ُ ﻣَﺜَﻞ ِ ﻓِﻴﻪ ُ اﻟﻠﱠﻪ ُ ﻳُﺬْﻛَﺮ ﻻَ اﻟﱠﺬِي ِ وَاﻟْﺒَﻴْﺖ ِ ﻓِﻴﻪ ُ اﻟﻠﱠﻪ ُ ﻳُﺬْﻛَﺮ اﻟﱠﺬِي ِ اﻟْﺒَﻴْﺖ ُ ﻣَﺜَﻞ

Perumpamaanrumah yang disebutkannama Allahdi dalamnya danyangtidak, adalahsebagaimana orang yang hidup danmati. (HR.Muslim, 779).

Betapa banyak rumah-rumahkaum Muslimin yang sepi daridzikrullah, bahkan lebih dipenuhi denganberbagai macam perkara yangmendatangkan kemurkaanAllah Subhanahu wa Ta’ala, sepertimusik, gambar-gambar makhluk bernyawa, dan berbagaimacam bentukmaksiat.Sedangkan rumah-rumahyangdi dalamnya selalu diramaikandengan aktifitas ibadah, adalahrumah yang selalu dikelilingipara malaikat danmembuat setanlaridarinya, sebagaimana disebutkanRasulullah shollallahu‘alaihiwa sallam dalam hadits: اﻟْﺒَﻘَﺮَةِ ُ ﺳُﻮرَة ِ ﻓِﻴﻪ ُ ﺗُﻘْﺮَأ اﻟﱠﺬِي ِ اﻟْﺒَﻴْﺖ ْ ﻣِﻦ ُ ﻳَﻨْﻔِﺮ َ اﻟﺸﱠﻴْﻄَﺎن َّ إِن َ ﻣَﻘَﺎﺑِﺮ ْ ﺑُﻴُﻮﺗَﻜُﻢ ﺗَﺠْﻌَﻠُﻮا ﻻَ

Janganlahkalian menjadikanrumah-rumah kalianseperti kuburan. Sesungguhnya setanlari dari rumahyangdibacakansurat al Baqarah. (HR. Muslim).

Juga dalam haditsyanglain, beliau shollallahu‘alaihiwa sallam bersabda: ﺧَﻴْﺮًا ِ ﺻَﻼَﺗِﻪ ْ ﻣِﻦ ِ ﺑَﻴْﺘِﻪ ﻓِﻲ ٌ ﺟَﺎﻋِﻞ َ اﻟﻠﱠﻪ َّ ﻓَﺈِن ِ ﺻَﻼَﺗِﻪ ْ ﻣِﻦ ﻧَﺼِﻴﺒًﺎ ِ ﻟِﺒَﻴْﺘِﻪ ْ ﻓَﻠْﻴَﺠْﻌَﻞ ِ ﻣَﺴْﺠِﺪِه ﻓِﻲ َ اﻟﺼﱠﻼَة ْ أَﺣَﺪُﻛُﻢ ﻗَﻀَﻰ إِذَا

Jika salah seorang diantara kaliantelahselesai darishalat dimasjidnya, maka hendaklah memberikanbagianshalatnya dirumahnya. Sesungguhnya Allah memberikankebaikan dirumahnya darisebabshalatnya. (HR. Muslim, 778).

Imam anNawawi berkata: “Jumhur ulama berpendapat, shalat itu adalahshalat sunnah(yang dikerjakan dirumah)dalam rangka menyembunyikannya (dari pandanganmanusia). Juga karena hadits lainnya: ‘sebaik-baik shalat adalah shalat seseorangdi rumahnya, kecualishalat yangwajib’, Rasulullah shollallahu‘alaihi wa sallam menganjurkanshalat di rumah, karena lebihtersembunyi (dari pandangan manusia), lebihjauhdari sifat riya’, danlebih terjaga dari perkara-perkara yang menyebabkan terhapusnya suatuamalan. Juga untuk mendatangkanbarakahbagi rumahtersebut, demikianjuga turunnya malaikat dan larinya setan darinya”.

Akhirnya kamimengajak kaum Musliminagar menjadikanrumah-rumah mereka, sebagai rumahyangdipenuhi denganruku’, sujud, tilawat, menunaikanhak-hak AllahSubhanahumengikuti adab-adabRasulullah shollallahu‘alaihiwa sallam, menunaikan hak-hak sesama dan menjauhkansegala perkara-perkara yang mendatangkankemurkaan danadzab-Nya. Sehingga rumah-rumahkaum Muslimin punmerupakansurga mereka didunia sebelum meraihsurga di akhirat kelak. (Ustadz AbuSaadMuhammadNur Huda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar