Kamis, 08 November 2012

PERNIKAHAN YANG BAROKAH

Bagaimana sich Pernikahan yang Barokah Itu?

Barokallah, sebuah doa yang dipanjatkan ketika dua insan laki-laki dan perempuan telah dipertemukan oleh Tuhan dengan jodohnya. Bahkan itu bisa bermakna doa bagi perjalan
an yang akan mengiringi keduanya dalam membentuk sebuah bangunan keluarga.

Barokah disini bisa dimaknai dengan bertambahnya segala manfaat dan kebahagiaan setelah menikah. Namun tidak semua pasangan suami istri mampu merasakan keberkahan dalam hidup berumah tangga. Sebab berkah atau tidaknya sebuah pernikahan, tergantung bagaimana pasangan suami istri mampu mengupayakan.

Adapun langkah awal untuk mengupayakan sebuah pernikahan yang barokah dimulai dengan mensyukuri dan menyadari akan tanggung jawabnya sebagai suami istri.

Pria dan wanita yang telah menikah menyadari bahwa jodoh merupakan anugerah tersendiri yang tidak boleh disia-siakan, banyak orang berharap jodohnya segera datang namun setelah Tuhan mengabulkan harapan jodoh seseorang, dengan mudah orang melupakan rasa Syukur pada Tuhan.



Tidak heran, jika ada yang mengatakan bahwa kebahagiaan dalam pernikahan hanya bisa dirasakan satu atau dua bulan saja atau bahkan ada yang hanya merasakan saat indah dalam pernikahan tidak lebih dari dua minggu. Entah itu sebagai bentuk penyesalan atau memang tidak adanya rasa syukur pada Tuhan karena sudah dipertemukan dengan jodoh yang merupakan jawaban dari harapannya sendiri. Lalu bagaimana bentuk dari rasa syukur atas jodoh?

Kemampuan seseorang dalam memenuhi kewajiban sebagai suami istri dan menjalin hubungan baik dengan pasangannya, secara tidak langsung adalah bentuk rasa syukur pada Tuhan atas Karuni-Nya, sebab Islam mengajarkan demikian, barangsiapa yang bersyukur pada Allah maka Allah akan menambah Karunia-Nya. Dan salah satu karunia yang indah dalam pernikahan adalah terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah wa Rahmah.

Banyak orang beralasan atau mengatakan bahwa kebahagian dalam pernikahan itu singkat ketimbang beban yang dirasakan setelahnya. Beban ketika suami harus menafkahi dan mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya, beban karena menjadi istri yang harus merawat, mengurus anak dan segala kebutuhan rumah tangga dengan segala pernak-perniknya dan beban bersama jika muncul sebuah konflik dalam keluarga yang sulit untuk diselesaikan.

Sangat logis jika sebuah kewajiban suami istri disikapi dengan beban akan menimbulkan sebuah penderitaan bagi keduanya dan bahkan bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak yang dilahirkan. Namun jika kewajiban itu sudah disikapi dengan baik, dengan rasa syukur dan kesadaran bahwa pernikahan membawa konsekuensi logis adanya kewajiban dan hak masing masing pasangan yang harus dipenuhi dan diterima, bukan hal yang tidak mungkin bahwa pernikahan yang barokah itu akan mampu diwujudkan. Aamiin aamiin aamiin yaa rabbal'alamiin...


☆ Semoga Bermanfaat ☆

Tidak ada komentar:

Posting Komentar